Analisis Proses Berjenjang AHP

kepada analisis kebijakan terkait pengembangan perikanan dan mitigasi bencana. Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengambarkan atau melukiskan to describe secara cermat dan sistematis fakta, gejala, fenomena, opini atau pendapat dan sikap mengenai implementasi kebijakan. Responden dalam analisis ini berupa nelayan dan pakar yang terlibat secara langsung mengenai masalah ini. Desain atau format deskriptif survei dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi sebagai subyek penelitian. Pendapat subyek penelitian inilah yang akan dideskripsikan tentang variabel yang akan diteliti. Metode wawancara mendalam merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan, Pertama, dengan wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa mendatang. Pendekatan yang digunakan dalam menggali informasi yaitu berupa pendekatan interpretatif. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menyelesaikan beberapa tujuan penelitian yaitu; identifikasi potensi bencana serta prioritas bentuk mitigasi terhadap pengembangan sumberdaya perikanan, analisis kebijakan pengembangan sumberdaya perikanan serta penentuan arahan kebijakan pengembangan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan dan berperspektif mitigasi bencana. Melalui analisis ini diharapkan terbangun keselarasan tujuan dari berbagai tahapan analisis yang dilakukan.

4.6.9. Analisis Proses Berjenjang AHP

Proses Hierarki Analitik Analysis Hierarchy process-AHP yang dikembangkan oleh Dr. Thomas L.Saaty pada tahun 1970-an digunakan untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memilih alternatif yang paling disukai Saaty, 1983. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Prinsip dasar penyelesaian persoalan dengan metode AHP adalah decomposition, comparative judgement, synthesis of priority, dan logical consistency. Pada analisis ini, kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty 1983, untuk berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Kemudian menurut Marimin 2004, untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen digunakan parameter Consistency Ratio CR. Teknik komparasi berpasangan yang digunakan dalam AHP dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden. Responden bisa seorang ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengenal baik permasalahan tersebut. Jika responden merupakan kelompok, maka seluruh anggota diusahakan memberikan pendapat Marimin, 2004. Responden dalam penelitian ini adalah pakar dalam bidang pengembangan perikanan dan kebencanaan sebanyak 9 orang. Pada dasarnya AHP dapat digunakan untuk mengolah data dari satu responden ahli. Namun demikian dalam aplikasinya penilaian kriteria dan alternatif dilakukan oleh beberapa ahli multidisiplioner. Konsekuensinya pendapat beberapa ahli tersebut perlu dicek konsistensinya satu persatu. Pendapat yang konsisten kemudian digabungkan dengan menggunakan rata-rata geometrik Marimin 2004. Rumus perhitungan rata-rata geometrik adalah: _ X G = √ _ X G = rata-rata geometrik n = jumlah responden X i = penilaian oleh responden ke-i Hasil penilaian gabungan ini yang kemudian diolah dengan prosedur AHP. Kemudian untuk penyelesaian analisis ini dilakukan menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010 dan Criterium Decision Plus CDP versi 30. Dalam rangka memeriksa apakah perbandingan berpasangan pada metode pairwise comparisions telah dilakukan dengan konsisten atau tidak digunakan parameter Consistency Ratio CR. Langkah-langkah dalam perhitungan consistency ratio adalah; 1 Membuat matriks yang berisi kriteria dan alternatif sehingga diperoleh nilai faktor nilai eigen pada tiap kriteria. 2 Menghitung nilai Weighted Sum Vector dengan jalan mengalikan kedua matriks tersebut. 3 Menghitung Consistency Vector dengan jalan menentukan nilai rata-rata dari Weighted Sum Vector. 4 Menghitung nilai rata Consistency Vector P disebut juga λ maks. 5 Menghitung nilai Consistency Index CI dengan menggunakan rumus: CI=p-nn-1. n = banyaknya alternatif. 6 Menghitung nilai Consistency Ratio CR yaitu dengan rumus: CR=CIRI. Nilai RI yaitu indeks random yang didapat dari tabel Oarkidge. Analysis Hierarchy process AHP dalam penelitian ini dilakukan untuk menentukan prioritas pengembangan sektor prioritas pada bidang kelautan serta prioritas kebijakan pengembangan sumberdaya perikanan berperspektif mitigasi bencana dalam rangka menghasilkan rumusan arahan kebijakan pengembangan perikanan tangkap di Kota Padang.

3.7. Batasan Penelitian

1 Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak KBBI. 2 Perikanan adalah semua kegiatan yag berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mlai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem perikanan UU Nomor 31 tahun 2004.