Early Warning System EWS Rabab Radar Tsunami Peta dan Jalur Evakuasi

 Memperkuat akses komunikasi antara daerah kepulauan, baik melalui radio atau telepon  Memperkuat akses informasi ke pusat informasi kebencanaan dan lembaga- lembaga riset terutama di daerah-daerah dan pulau-pulau terpencil  Membangun sistem informasi bencana  Memfasilitasi penelitian-penelitian yang dilakukan oleh lembaga riset tentang kebencanaan di wilayah Kota Padang  Memperkuat jaringan pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pengurangan risiko bencana  Memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan bencana  Melakukan perencanaan logistik dan penyediaan dana, peralatan, dan material yang diperlukan untuk tanggap darurat  Merencanakan dan menyiapkan SOP Standart Operation Procedure untuk kegiatan tanggap darurat Sumberdaya perikanan khususnya perikanan tangkap merupakan sektor yang memiliki karakteristik yang rawan terhadap bencana, hal ini disebabkan sebagian besar prasarana dan sarananya berada di kawasan pesisir. Kawasan pesisir sebagaimana dijabarkan dalam potensi bencana menjadi zona yang patut diperhitungkan dalam menentukan setiap arahan dan kebijakan yang akan dibuat. Sehingga kebijakan terkait sumberdaya ini benar-benar diperhitungkan kondisi, potensi dan karakteristiknya. Beberapa upaya mitigasi saat ini telah dilaksanakan di Kota Padang, baik berupa mitigasi aktif maupun mitigasi pasif. Upaya mitigasi ini sebagian besar ditangani oleh unit khusus yang dikelola oleh pemerintah daerah yaitu BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Khusus pengembangan perikanan dan lingkungan pesisir, realisasi program yang telah dilakukan di Kota Padang adalah sebagai berikut:

a. Early Warning System EWS

Alat ini berfungsi pada saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Cara kerja alat ini adalah berupa bunyi sirene yang ditempatkan pada lokasi strategis setelah sebelumnya diberikan sosialisasi prosedur kerja alat kepada masyarakat setempat. EWS di Kota Padang difungsikan sejak tahun 2007, awalnya hanya ada 2 unit alat. Pada tahun 2012 ini menurut data di lapangan sudah terdapat 10 unit, walaupun menurut BPBD kebutuhan Kota Padang adalah 26 unit pada zona merah. EWS diserahterimakan pada BPBD Kota Padang untuk pengelolaannya sejak 2009, sebelumnya alat ini ditangani oleh dinas kebakaran.

b. Rabab

Sarana komunikasi merupakan alat komunikasi Pusdalops berupa radio penerima. Cara kerjanya apabila ada bencana disampaikan berita bencana tentang potensi tsunami pada masjid-masjid yang dipasang rabab. Saat ini jumlah masjid yang dipasangi rabab di Kota Padang berjumlah 26 buah. Kebutuhan rbab di Kota Padang adalah setiap masjid yang berada dalam zona merah di Kota Padang dipasangi rabab.

c. Radar Tsunami

Sarana mitigasi berupa radar berfungsi sebagai pemantau gelombang tsunami. Radar dipasang di Universitas Bung Hatta UBH karena posisinya yang strategis menghadap pantai barat Sumatera. Cara kerja alat ini berupa sistem wireless yang disampaikan berupa data informasi kepada stasiun penerima yakni BPBD dan Walikota Padang. Penyediaan radar tsunami ini dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP bekerjasama dengan NGO Amerika. Penggunaan alat sejauh ini belum optimal, disebabkan oleh beberapa faktor non teknis. Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, orientasi penggunaan alat ini sebenarnya dikhususkan untuk membantu nelayan dalam mendeteksi datangnya gelombang yang membahayakan.

d. Peta dan Jalur Evakuasi

BPBD selaku otoritas yang diberikan wewenang dalam menangani masalah kebencanaan di Kota Padang telah membuat beberapa upaya dalam evakuasi bencana. Pembuatan jalur evakuasi serta sarana evakuasi telah dibangun di beberapa lokasi yang dinilai strategis dan rawan. Jalur evakuasi ini berupa papan informasi, jembatan, jalan, titik point dan lain-lain. Sementara untuk peta evakuasi telah dibuat dan terus diperbaharui oleh BPBD bekerjasama dengan instansi lain.

e. Kelompok Siaga Bencana