Simpulan SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Melalui serangkaian analisis yang dilakukan untuk merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi perikanan tuna longline berperspektif mitigasi bencana di Kota Padang, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis makro ekonomi, perikanan merupakan sektor basis yang memberikan pengaruh besar bagi perekonomian Kota Padang Hal ini ditunjukkan dengan nilai LQ1 selama 10 tahun terakhir dan nilai basic multiplier perikanan Kota Padang sebesar 177,6 sehingga sektor ini layak untuk dikembangkan menjadi tulang punggung perekonomian daerah. Hal ini sejalan dengan hasil analisis prioritas pengembangan bidang kelautan dengan asil analisis perikanan merupakan sektor dalam bidang kelautan yang paling potensial untuk dikembangkan. Oleh karena itu, perlu serangkaian kebijakan dalam mengembangkan produksektor unggulan di Kota Padang untuk mencapai kesejahteraan. 2. Sumberdaya tuna merupakan salah satu produk unggulan Kota Padang. Tingkat produksi optimal pada pemanfaatan sumberdaya tuna di Kota Padang sebesar 1.105,21 ton per tahun dengan tingkat upaya effort sebesar 237 trip per tahun. Rente ekonomi optimal sebesar Rp 322.066,45 juta per tahun. Demi tercapainya keberlanjutan dan optimasi produksi, pengelolaan sumberdaya perikanan seharusnya menggunakan rezim MEY atau Sole Owner dengan discount rate sebesar 16 persen melalui penambahan effort sebesar 133 trip dan produksi sebesar 418,53 ton. Analisis ini juga menyimpulkan perlu adanya tambahan armada penangkapan sebanyak 33 unit untuk produksi yang lebih optimal. 3. Potensi bencana terkait pengelolaan perikanan di Kota Padang adalah gempa bumi, tsunami, angin kencang, gelombang laut dan intrusi air laut. Prioritas mitigasi terkait pengembangan perikanan yaitu sistem peringatan dini dan sistem informasi terpadu, penyediaan GPS, APS dan aplikasi informasi bencana untuk nelayan, pembuatan peraturan,undang-undang dan kebijakan lain terkait mitigasi bencana dan keberlanjutan sumberdaya perikanan, sistem penyelamatan dini dan jalur evakuasi, pengembangan sistem mitigasi berbasis kearifan lokal serta pendirian bangunan pelabuhan dan prasarana perikanan lainnya yang berperspektif mitigasi bencana. Mitigasi bencana untuk pengembangan perikanan tangkap berupa penyediaan prasarana mitigasi darat dan laut yang terdiri atas penyediaan sistem peringatan dini, radar tsunami dan gelombang, pusat informasi bencana, jalur evakuasi dan assembly point, shelter pelabuhan dan tambat badai laut serta sarana mitigasi armada penangkapan. berupa penyediaan GPS, aplikasi BBandroid serta radio komunikasi dan navigasi. 4. Berdasarkan kriteria investasi NPV, BC dan IRR, pengembangan ekonomi perikanan berperspektif mitigasi bencana menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Analisis tahap ini dengan memasukkan komponen prasaranan dan sarana mitigasi serta penambahan jumlah armada sebanyak 33 unit berdasarkan hasil analisis sebelumnya. Hasil analisis kelayakan investasi menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 45.530.835.838, BC 2,40 dan IRR sebesar 54,73. 5. Dalam rangka mengembangkan sumberdaya perikanan sebagai tulang punggung perekonomian daerah, maka perlu adanya perhatian dan kebijakan dari stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh yang tinggi terhadap sumberdaya ini. Hasil analisis stakeholder menetapkan beberapa stakeholder primer dalam merumuskan kebijakan pengembangan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan di Kota Padang. Stakeholder primer tersebut adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang DKP dan Pemerintah Daerah Kota Padang Pemda. Kelembagaan perikanan tangkap yang terdapat di Kota Padang berupa regulasi dan kebijakan dari institusi formal sedangkan kelembagaan dalam mitigasi bencana di daerah ini berupa institusi dan kebijakan formal serta kearifan lokal. 6. Rumusan kebijakan pengembangan ekonomi perikanan berperspektif mitigasi bencana di Kota Padang adalah: Optimalisasi produksi sumberdaya perikanan dengan memperhatikan faktor keberlanjutan melalui penyediaan sarana dan fasilitas perikanan yang kondusif dan berperspektif mitigasi bencana serta meningkatkan partisipasi dan sinergisitas stakeholder untuk mencapai kesejahteraan. Arahan kebijakan adalah; kebijakan pengaturan total allowable effort, kebijakan pengembangan teknologi perikanan, kebijakan pengembangan pasca panen, kebijakan mitigasi bencana, kebijakan pengembangan sumberdaya manusia perikanan, kebijakan pengelolaan secara terpadu.

7.2. Saran