Penghargaan Kelompok TIM BAIK
TIM HEBAT KELOMPOK 3
No Nama Siswa
Pertemuan I Pertemuan II
Nilai Awal
Nilai Akhir
Skor Nilai
Awal Nilai
Akhir Skor
1 I
40 55
30 55
60 20
2 J
50 60
20 60
70 20
3 K
55 65
20 65
75 20
4 L
40 55
30 55
60 20
5 M
40 55
30 55
60 20
Jumlah Skor 100
80 Rata-rata
25 20
Penghargaan Kelompok TIM HEBAT
TIM BAIK KELOMPOK 4
No Nama Siswa
Pertemuan I Pertemuan II
Nilai Awal
Nilai Akhir
Skor Nilai
Awal Nilai
Akhir Skor
1 N
85 100
30 100
100 30
2 O
60 85
30 85
90 20
3 P
50 70
30 70
80 20
4 Q
70 90
30 90
90 20
Jumlah Skor 120
90 Rata-rata
30 23
Penghargaan Kelompok TIM SUPER
TIM HEBAT KELOMPOK 5
No Nama Siswa
Pertemuan I Pertemuan II
Nilai Awal
Nilai Akhir
Skor Nilai
Awal Nilai
Akhir Skor
1 R
85 90
20 90
100 30
2 S
70 75
20 75
75 20
3 T
60 70
20 70
70 20
4 U
75 75
20 75
75 20
5 P
75 75
20 75
75 20
Jumlah Skor 80
80 Rata-rata
20 20
Penghargaan Kelompok TIM BAIK
TIM BAIK
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa terdapat tiga penghargaan yang diberikan kepada enam kelompok tersebut, yaitu Tim
Baik, Tim Hebat, dan Tim Super. Pada pertemuan 1, Kelompok 2,
Kelompok 5, dan Kelompok 6 mendapat penghargaan sebagai Tim Baik dengan mencapai rata-rata skor kelompok 21, 20 dan 20. Kelompok 1,
danKelompok 3 mendapat penghargaan sebagai Tim Hebat dengan mencapai rata-rata skor kelompok yang sama yaitu 25 .Sementara itu, Tim
Super diraih oleh Kelompok 4 dengan rata-rata skor kelompok 30. Pada pertemuan 2, terjadi perubahan. Kelompok 3 dan 5
mendapat penghargaan sebagai tim baik dengan rata-rata skor kelompok yang sama yaitu 20,20,dan 18. Sementara itu, kelompok 1, kelompok 2 dan
kelompok 4 meraih penghargaan sebagai tim hebat dengan rata-rata skor kelompok 23, 25 dan 23. Namun, pada pertemuan 2 tidak terdapat
kelompok yang mendapat gelar sebagai tim super. Hal ini berarti secara garis besar nilai yang diperoleh setiap siswa dalam masing-masing
kelompok mengalami penurunan sehingga berpengaruh pada rata-rata skor kelompok.
d. Refleksi
Refleksi setelah melaksanakan siklus I peneliti berkesimpulan masih terdapat beberapa kekurangan dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing . Hal ini dapat dibuktikan dari aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing pada siklus I sebesar 66,54. Hasil aktivitas tersebut masih belum mancapai kriteria yang ditetapkan yaitu 75. Hal ini
disebabkan adanya berbagai kendala saat proses pembelajaran berlangsung. Kendala dalam kegiatan pembelajaran materi koperasi antara lain:
1 Semua indikator aktivitas belajar siswa kurang optimal dalam
pembelajaran yaitu keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran sebesar 69,23. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru sebesar
67,78. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil diskusinya
sebesar 66,39. Kemampuan siswa bekerja sama dalam kelompok sebesar 67,29. Keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapan
atau pendapat sebesar 62,01. 2
Siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran dengan berkelompok. Saat berkelompok masih terdapat siswa yang sifatnya individual dan
hanya ingin mengerjakan sendiri lembar tugas yang diberikan. Dalam pembelajaran yang dilakukan, guru menentukan 1 kelompok terdiri
dari 4 siswa. Dari 4 siswa tersebut hanya 2-3 siswa yang aktif mengerjakan LKS dan yang aktif mengerjakan LKS adalah hanya
siswa-siswa yang pandai. Hasil belajar pada siklus I yaitu pada tes formatif menunjukkan
nilai rata-rata kelas sebesar 78,03 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 73. Pada rata-rata kelas sudah melampaui batas kriteria yang
ditentukan yaitu 70, tetapi pada persentase tuntas keseluruhan belum mencapai batas indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80.
Walaupun hasil rata-rata kelas sudah melampaui batas kriteria, tetapi masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran, selain itu pada
persentase ketuntasan belajar belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1 Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang dilakukan,
karena dalam pembelajaran IPS sebelumnya siswa terbiasa pasif, sedangkan pada model pembelajaran kooperatif tipe snowball
throwing, siswa dituntut aktif. 2
Guru masih kesulitan untuk mengarahkan aktifitas siswa. 3
Pengelolaan interaksi di dalam kelas juga masih kurang. Kenyataan di atas menunjukkan masih terdapat beberapa
kekurangan baik dilihat dari aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa dan interaksi siswa dalam kelompok. Hasil yang belum mencapai
indikator keberhasilan tersebut akan diperbaiki dan ditingkatkan pada siklus II.
3. Deskripsi dan Analisa Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II pertemuan ke-1 dilaksanakan pada har Kamis tanggal 15 mei 2014 dan pertemuan ke-2 dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014, dengan
materi ajar menceritakan kegiatan salah satu koperasi di lingkungannya. Sedangkan tes formatif dilaksanakan tanggal 23 Mei 2014 . Dari pelaksanaan
tindakan siklus II diperoleh deskripsi data aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa serta aktifitas kelompok sebagai berikut:
a. Deskripsi dan Analisa Data Aktivitas Siswa
Observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan pada siklus II tampak adanya peningkatan. Hasil aktivitas belajar siswa dapat dilihat
pada tabel berikut: Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II No.
Aspek yang diamati Jumlah Siswa
Pertemuan Presentasi
1 2
1 Keantusiasan siswa mengikuti
pembelajaran 16
19 79,54
2 Keaktifan siswa dalam bertanya
kepada guru 15
18 75,00
3 Keberanian siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusinya
16 18
77,27 4
Kemampuan siswa bekerja sama dalam kelompok
17 18
79,54 5
Keberanian siswa dalam mengemukakan tanggapan atau
pendapat 16
18 77,27
Rata-rata aktivitas siswa
72,72 82,72
77,72
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil persentase keseluruhan yang diperoleh dari kelima indikator aktivitas siswa pada siklus II sebesar