Pengertian Belajar Belajar dan Hasil Belajar

metode dan model pembelajaran baru dihasilkan oleh para ahli dibidang pendidikan. Oleh karena itu betapa pentingnya belajar dan pembelajaran dalam pendidikan, karena hanya dengan proses pendidikan manusia dapat mempertahankan eksistensinya sebagai manusia yang intelek, melalui berbagai upaya yang dilakukan untuk memberdayaan potensi dasar manusia yang telah diberikanTuhan.

b. Pengertian Hasil Belajar

Proses belajar akan menghasilkan sesuatu yang biasanya disebut dengan istilah hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari apa yang dilakukan oleh siswa, yang sebelumnya tidak dapat dibuktikan dengan perbuatan. Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relative menetap. 12 Perubahan tersebut dapat diartikan terjadi peningkatan dan pengembangan yang lebih baik di banding dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang insrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan belajar. Variabel yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajran di antaranya adalah guru, faktor siswa, sarana, alat media yang tersedia, serta faktor lingkungan. 13 12 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta:PT Grafindo Persada,2003 Hal.105 13 op.cit. hlm. 15 Penilaian hasil belajar tingkat kelas adalah penilaian yang di lakukan oleh guru atau pendidik secara langsung. Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: 1 peserta didik akan mempunyai persepektif terhadap kekuatan dan kelemahanya atas perilaku yang di inginkan; 2 mereka mendapat bahwa perilaku yang di ingikan itu telah meningkat setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku sekarang dengan perilaku yang diingikan. Kesinambungan tersebut merupakan perubahan dinamika proses belajar sepanjang hayat dan pendidikan yang berkesinambungan. 14 Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhui beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor guru dapat melaksanakan pembelajaraan. Untuk itu, dalam melaksanakan pembelajaraan, guru harus berpijak pada prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjiono ada tujuan prinsip belajar, yaitu: “perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsungberpengalaman, pengulangan, tantangan, balikkan dan penguatan, dan perbedaan individual. 15 E. Mulyasa mengungkapakan evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditunjukkan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik, tetapi yang terpenting adalah memanfaatkan hasilnya untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran. Sistem evaluasi harus memberikan umpan balik kepada guru untuk meningkatakan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan. 16 14 Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandiran Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 , Cet. Ke. III, h. 208 15 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prisip,Tehnik, Prosedur, Bandung: PR Remaja Rasdakarya, 2010, Cet. Ke-2, h. 249 16 Op.cit, h. 102 Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan hanya ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal. 17 Belajar adalah suatu aktifitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. 18 Belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. 19 Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai dalam hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respon positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu. 20 Jadi hasil belajar dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri si pembelajar , seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan dan perubahan aspek-aspek lain pada diri individu yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Untuk lebih jelasnya berikut hasil belajar yang bisa dilihat dari individu yang belajar: 17 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetansi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002, Cet. Ke. 1, hal. 36 18 Suyono dan Hariyanto MS, Belajar dan Pembelajaran Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. Ke-3 hal.9 19 op.cit .hal. 106 20 Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran Bandung: CV Wacana Prima, 2009 Cet. Ke- 1 hal.73 1 Ranah Kognitif a Pengetahuan atau Ingatan Tipe hasil belajar pengetahuan atau ingatan termasuk ranah kognitif tingkat rendah. Namun tipe hasil belajar ini merupakan prasyarat bagi pemahaman. b Pemahaman Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu : 1 Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan 2 Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui sebelumnya. 3 Tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus atupun masalahnya. c Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkrit atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori atau petunjuk teknis d Analisis Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya. Analisis merupakan suatu kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari tiga tipe sebelumnya. 21 Dengan analisis diharapkan seseorang memiliki pemahaman yang komperhensif dan dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. Bila kecakapan 21 Ibid., hal.77 analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif e Sintesis Pengetahuan, unsur-unsur atau bagian-bagian secara menyeluruh disebut sintesis. Berfikir berdasarkan pengetahuan hafalan, pemahaman, aflikasi, dan analisis dipandang sebagai berfikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah dari berfikir divergen. Dalam berfikir konvergen, pemecahan atau jawaban dari suatu masalah diketahui berdasarkan pengetahuan yang sudah dikenalnya. Berfikir sintesis adalah berfikir divergen. Dalam berfikir divergen pemecahan atau jawaban belum dapat dipastikan. Berfikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berfikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Kreatifitas juga beroprasi dengan cara berfikir divergen. Dengan kemampuan sintesis orang mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya. f Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas nilai dan arti dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. 22 Untuk mempermudah mengetahui teingkat kemampuan evaluasi seseorang, item tes hendaklah menyebutkan kriteria secara eksplisit.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal atau dalam dan faktor eksternal atau luar. Karena hasil belajar tersebut tidak dengan sendirinya muncul. Ada dorongan-dorongan 22 Zainal Arifin,Evaluasi Pembalajaran Bandung:PT Remaja Rosdakaya,2012 Cet. Ke-4 hal. 5

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG III SURAKARTA

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SD.

0 0 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Haryani.

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PESERTA DIDIK KELAS IV MI NURUL HUDA DAWUHAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Tentang Globalisasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

1 1 12