Pengertian Hasil Belajar Belajar dan Hasil Belajar

analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif e Sintesis Pengetahuan, unsur-unsur atau bagian-bagian secara menyeluruh disebut sintesis. Berfikir berdasarkan pengetahuan hafalan, pemahaman, aflikasi, dan analisis dipandang sebagai berfikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah dari berfikir divergen. Dalam berfikir konvergen, pemecahan atau jawaban dari suatu masalah diketahui berdasarkan pengetahuan yang sudah dikenalnya. Berfikir sintesis adalah berfikir divergen. Dalam berfikir divergen pemecahan atau jawaban belum dapat dipastikan. Berfikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berfikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Kreatifitas juga beroprasi dengan cara berfikir divergen. Dengan kemampuan sintesis orang mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya. f Evaluasi Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas nilai dan arti dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan. 22 Untuk mempermudah mengetahui teingkat kemampuan evaluasi seseorang, item tes hendaklah menyebutkan kriteria secara eksplisit.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal atau dalam dan faktor eksternal atau luar. Karena hasil belajar tersebut tidak dengan sendirinya muncul. Ada dorongan-dorongan 22 Zainal Arifin,Evaluasi Pembalajaran Bandung:PT Remaja Rosdakaya,2012 Cet. Ke-4 hal. 5 yang memicu terhadap kemampuan berfikir siswa yang nantinya berpengaruh pada hasil belajar. 1 InternalDalam, yaitu: a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisifisik dan panca indera. b. Psikologi, yang terdiri dari Bakat, Minat, Kecerdasan, Motivasi, dan Kemampuan Kognisi. 2 Eksternalluar, yaitu: a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial b. Instrumental, yang terdiri dari Kurikulum, Guru, Sarana, Prasarana, Administrasi, dan Managemen.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

Pembelajaran Kooperatif berasal dari bahasa Inggris Cooperative Learning, cooperative artinya mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling membantu diantara satu dengan lainnya. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik academic skill, sekaligus keterampilan social social skill termasuk interpersonal skill. 23 Model pembelajaran kooperatif ditandai oleh struktur tugas, tujuan dan reward yang kooperatif. Siswa dalam proses pembelajaran kooperatif didorang danatau dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama dengan koordinasi yang baik diantara mereka. Slavin dalam Isjoni mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 23 H. Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Jakarta: Kencana 2009, cet.1, hal.271 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat membuat siswa lebih bergairah dalam belajar. 24 Sedangkan Jhonson dalam Isjoni berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa dituntut bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. 25 Berdasarkan pendapat diatas artinya dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut mengutamakan penyelesaian tugas secara berkelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal bagi kelompoknya dan kelompok-kelompok lain dalam kelas. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif yang benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Tahapan pembelajaran kooperatif ada empat tahap yaitu: 1 penjelasan materi; 2 belajar dalam kelompok; 3 penilaian; dan 4 pengakuan tim. 26 Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1 Siswa belajar dalam kelompok kecil, untuk mencapai ketuntasan belajar. 2 Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3 Diupayakan agar dalam setiap kelompok siswa terdiri dari suku, ras, budaya dan jenis kelamin yang berbeda. 4 Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada individual. 27 Model pembelajaran kooperatif akan berjalan dengan baik pada kelas yang kemampuan siswanya merata, namun pada kelas yang kemampuan siswanya bervariasi lebih membutuhkan model ini. Secara 24 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hal. 6 25 Isjoni, Cooperative Learning Bandung: Alfabeta, 2009, hal. 15 26 H. Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar PendidikanJakarta: Kencana Prenada Media Group2012, Cet. Ke-9 hal.248 27 H. Martinus Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa Ciputat: Referensi, 2012 Cet ke-1, hal. 74-75 umum kelompok heterogen disukai oleh para guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. Hal ini karena beberapa alasan, antara lain kelompok heterogen memberi kesempatan untuk saling mengajar peer teaching dan saling mendukung, kelompok ini untuk meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik dan gender dan kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang pada tiap kelompok yang memiliki kemampuan akademis tinggi guru mendapat satu asisten untuk stiap tiga oarang. 28 Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dapat menciptakan terjadinya interaksi yang positif baik antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan keterampilan proses yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa mampu untuk belajar secara langsung dan belajar dari berbagai sumber belajar lainnya termasuk teman sebaya. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok- kelompok. Setiap peserta didik yang ada dalam suatu kelompok memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda tinggi, sedang dan rendah. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan peserta didik akan lebih dapat mengembangkan kemampuannya, komunikasi, serta bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah. Selain itu dalam pembelajaran kooperatif, melatih peserta didik untuk bertanggungjawab atas tugas yang diberikan dalam kelompoknya. 28 Anita Lie, Cooperative Learning mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas,Jakarta:PT Grasindo, 2009 hal. 43

b. Macam-macam Tipe PembelajaranKooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe hal ini biasanya disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang diajarkan, diantara tipe pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Achievement Divison 2. Tipe Jigsaw 3. Tipe Investigasi Kelompok Group Investigation 4. Tipe Make a Match Membuat Pasangan 5. Tipe TGT Team Game Tournaments 6. Tipe Snowball Throwing 29

c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball

Throwing Salah satu tipe yang ada pada pembelajaran kooperatif adalah Cooperative Learning Tyipe Snowball Throwing, yang menurut asal katanya adalah “bola salju bergulir” yang dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran diantara sesama siswa. 30 Dilihat dari pendekatan yang digunakan, Tipe Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan ketrampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyaan akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berfikir, menulis, bertanya atau berbicara, tetapi mereka juga melakukan aktifitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya kepada siswa lain. Dengan demikian tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada giliranya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya. 29 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Jakarta: Kencana, 2009 hal.279 30 http:end.eprint.jurnal.ums.ac.id4921... , di unduh18 April 2014, pkl. 21.30

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG III SURAKARTA

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SD.

0 0 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Haryani.

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PESERTA DIDIK KELAS IV MI NURUL HUDA DAWUHAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Tentang Globalisasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

1 1 12