dalam masing-masing kelompok mengalami penurunan sehingga berpengaruh pada rata-rata skor kelompok.
Pada siklus II pertemuan 2 ada kenaikan kelompok yang sangat bagus, kelompok 3 mendapat penghargaan sebagai Tim Baik dengan rata-
rata skor kelompok 20. Kelompok 1, 2, dan4 memperoleh penghargaan sebagai Tim Hebat dengan rata-rata skor kelompok 22,5, 25, 23 dan 23.
Sementara itu, gelar Tim Super diraih oleh kelompok 5 dengan rata-rata skor kelompok 27,5.
d. Refleksi
Refleksi setelah pelaksanaan siklus II peneliti berkesimpulan terdapat peningkatan pada, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing pada siklus II sebesar 77,72. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang pada siklus I
sebesar 66,18. Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya tindakan- tindakan dari guru dengan melihat refleksi hasil dari siklus I, yaitu:
1 Meningkatkan aktivitas siswa yang kurang tampak dengan cara
memberi penjelasan
kepada siswa
tentang bagaimana
cara menyampaikan pendapat dengan benar kepada siswa, memberi
penjelasan kepada siswa tentang makna kerjasama dan bagaimana akibat dari tidak adanya kerjasama dalam suatu kelompok, memberi
penjelasan bagaimana cara bertanya yang baik. 2
Pada saat siswa bekerjasama mengerjakan LKS, guru memberikan bimbingan kepada masing-masing kelompok dan membimbing siswa
dengan memberi pengertian tingkatan-tingkatan dalam koperasi. Hasil belajar pada siklus II yaitu pada tes formatif menunjukkan
nilai rata-rata kelas sebesar 78,94 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 81,81. Hal ini dapat menunjukkan adanya peningkatan pada hasil rata-rata
kelas yang pada siklus I sebesar 78,03.dan prosentasi ketuntasan nya sebanyak 73.
Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya tindakan-tindakan dari guru dengan melihat refleksi hasil dari siklus I, yaitu:
a. Guru mengelola ketertiban siswa sehingga siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan baik. b.
Guru memotivasi siswa dengan cara-cara yang dapat menarik perhatian siswa.
c. Guru membimbing kelompok yang kesulitan saat mengerjakan LKS.
C. Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh meliputi aktivitas belajar dan hasil belajar siswa yang dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Pembahasan dalam penelitian ini meliputi pemaknaan temuan penelitian dan implikasi hasil penelitian.
1. Pemaknaan temuan penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, siswa kelas IV MI. As-Sholihin Kota Tangerang sudah tidak merasa kesulitan lagi dalam
mempelajari materi koperasi. Hal tersebut ditandai dengan adanya antusiasme siswa selama pembelajaran berlangsung dan rata-rata hasil belajar yang
dicapai siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing
berpengaruh meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terdapat peningkatan yang lebih baik dari siklus I ke siklus II. Persentase hasil aktivitas siswa pada siklus
I sebesar 66,54 meningkat pada siklus II menjadi 77,72.
Peningkatan aktivitas siswa tersebut memiliki makna bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat memotivasi aktivitas
belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada waktu proses pembelajaran, siswa diberi kebebasan untuk beragumentasi dengan teman
sekelompoknya. Selain itu, siswa juga saling bekerja sama dan saling membantu antar sesama teman dalam kelompoknya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing menimbulkan interaksi sosial yang baik antar siswa.
Pernyataan tersebut sesuai dengan Vygotsky yang menekankan siswa mengkontruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing ternyata juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi. Terbukti
dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 78,03 dan ketuntasan
belajar sebesar 73, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 78,94 dan ketuntasan belajar siswa mencapai 81,81.
Peningkatan hasil belajar tersebut memiliki makna bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing efektif untuk pembelajaran
IPS materi koperasi, karena pada tipe ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan teman dan saling membantu antar
siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Proses belajar yang dilakukan siswa mengakibatkan adanya
perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dialami siswa sebagai hasil belajar ditandai dengan pemahaman siswa terhadap materi koperasi menjadi
lebih baik. Perubahan perilaku yang diperoleh siswa sebagai hasil belajar bahwa hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku ketika seseorang
telah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.