Analisis Faktor Untuk Indeks Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan

Uraian pada Bab IV telah menjelaskan keadaan lingkungan daerah penelitian secara sektoral, tetapi belum dapat memberi gambaran menyeluruh tentang kondisi pelestarian fungsi lingkungan kota Majalaya dan kota kecamatan lainnya yang terletak di daerah pelayanan IPLT maupun kota lain yang terletak di kabupaten Bandung, tetapi di luar daerah pelayanan IPLT. Walaupun demikian, keadaan sanitasi di kota Majalaya dinilai paling buruk bila dibandingkan kota kecamatan lainnya. Pada bab berikut ini akan dibahas keadaan pelestarian fungsi lingkungan perkotaan dengan mengunakan pendekatan komprehensif yang dibangun dari variabel yang terkait.

5.1.1 Analisis Faktor Untuk Indeks Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan

Evaluasi terhadap keadaan pelestarian fungsi lingkungan perkotaan di daerah penelitian didasarkan pada hasil perhitungan dan analisis variabel- variabel yang menjelaskan 2 dua aspek yang berbeda yaitu i ketersediaan prasarana dan sarana kota termasuk proses pemanfaatannya oleh masyarakat, dan ii keadaan kehidupan dan penghidupan penduduk yang memanfaatkan prasarana dan sarana kota yang disediakan. Ketersediaan prasarana dan sarana beserta proses pemanfaatannya menjelaskan besarnya masukan input investasi dan upaya pemanfaatannya. Keadaan kehidupan dan penghidupan penduduk menjelaskan output keluaran dan hasil outcome dari investasi dan proses pemanfaatan investasi yang telah dilakukan. Hasil analisis yang menggunakan metoda Analisis Faktor Tabel 24 menghasilkan jumlah faktor yang berbeda untuk setiap tahun pengamatan. Namun persen kumulatif yang dihasilkan berkisar antara 69.94 2000 hingga 79.02 2004. Hal tersebut mengindikasikan bahwa parameter yang membentuk setiap variabel telah merepresentasikan pelestarian fungsi lingkungan perkotaan. Nilai bobot faktor dan komunalitas bobot faktor berkisar antara 0.350.70 hingga 97 0.920.89 mengindikasikan bahwa tingkat pentingnya variabel telah menjelaskan bahwa tingkat variasi dari variabel pelestarian fungsi lingkungan relatif baik. Tabel 24. Hasil Analisis Faktor Untuk Indeks Pelestarian Lingkungan Kota No Uraian 2000 2001 2002 2003 2004 1 2 3 4 5 6 7 1 Jumlah Faktor kelompok variabel 4 4 7 7 7 2 Persen Kumulatif 69.94 75.52 75.07 75.73 79.02 3 Jumlah Variabel 10 10 17 19 19 4 Bobot Faktor Maksimum 0.81 0.92 0.81 0.77 0.82 5 Komunalitas Bobot Faktor Maksimum 0.82 0.89 0.81 0.72 0.82 6 Nama Variabel dengan Bobot Maksimum dokpar dokpar rtembok Rtembok Rtembok 7 Bobot Faktor Minimum 0.37 0.58 0.37 0.35 0.49 8 Komunalitas Bobot Faktor Minimum 0.78 0.68 0.61 0.70 0.75 9 Nama Variabel dengan Bobot Minimum cemaran Murkls rkramik Aps Aps Dari variabel yang memiliki bobot variabel maksimum beserta komunalitasnya, dapat diketahui bahwa ketersediaan prasarana dan sarana kesehatan lebih menentukan pelestarian fungsi lingkungan tahun 2000-2001, sedangkan pelestarian fungsi lingkungan perkotaan tahun 2002-2004 lebih ditentukan oleh banyaknya penduduk yang tingga l di rumah layak huni rumah tembok, berlantai keramik, memiliki fasilitas sanitasi yang memadai. Walaupun demikian, utilisasinya dipengaruhi oleh banyaknya penduduk bersekolah yang memiliki fasilitas pendidikan yang memadai pula.

5.1.2 Indeks Pelestarian Fungsi Lingkungan Kota Majalaya dan Sekitarnya