161 menurunkan beban cemaran sebesar 3 031.81 kg atau meningkatkan daya
tampung lingkungan kota sebesar 1.88 skala indeks, untuk setiap persem peningkatan efisiensi sistem setempat on-site.
6.5 Rumusan Kebijakan Pe ngendalian Konsumsi Air Rumah Tangga
Simulasi penurunan konsumsi air rumah tangga sampai 25 dari konsumsi yang ada juga berpengaruh pada penurunan volume air limbah di badan air.
Walaupun pengaruh yang ditimbulkan terhadap penurunan volume air limbah disertai peningkatan daya tampung lingkungan relatif kecil, pengendalian
peningkatan konsumsi air rumah tangga yang terkait dengan peningkatan kemudahan memperoleh sumber air baku dari air tanah perlu mulai dikendalikan.
Pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui penerapan kebijakan tarif penyedotan air tanah bagi masyarakat yang mengkonsumsi air melebihi yang
ditetapkan. Penerapan kebijakan ini tidak mudah karena teknis pemantauan atau
pengukuran pemakaian air, selain memerlukan investasi baru untuk pengadaan peralatan pencatat debit air, juga memerlukan biaya tambahan untuk memelihara
alat-alat baru tersebut. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membatasi konsumsi air tersebut, mungkin cara yang lebih realistis untuk dilaksanakan.
Masyarakat juga diberi pengetahuan tentang cara memantau dampak peningkatan konsumsi air tersebut terhadap perairan misalnya penurunan kuantitas air sumur
frekuensi kekeringan semakin sering dan juga penurunan kualitas air akibat menurunnya kuantitas yang disertai meningkatnya beban cemaran.
6.6 Rumusan Kebijakan Tarif Jasa Sanitasi dan Investasi
Penerapan tarif pelayana n sampai Rp 1 750.- per KK per bulan, secara teoritis dapat menutupi kebutuhan biaya untuk keperluan pengoperasian dan
pemeliharaan saat ini. Tetapi, peluang investasi untuk menambah jumlah penduduk yang mendapat akses ke fasilitas sanitasi yang diperbaiki lebih kecil
bila dibandingkan dengan mengunakan tarip Rp 3 500.- per KK per bulan. Simulasi peningkatan cakupan pelayanan yang dikombinasikan dengan
penerapan tarip Rp 3 500.- diperhitungkan dapat mempercepat pencapaian target pelayanan sanitasi nasional maupun global MDG 2015. Selain itu, upaya
162 peningkatan daya tampung lingkungan keairan juga dapat lebih tinggi. Walaupun
demikian, penerapan tarif Rp 3 500 per KK per bulan dan peningkatan pelayanan sampai dengan 35, meskipun ada kecenderungan perbaikan, belum mampu
memperbaiki kualitas lingkungan keairan yang ada sampai standar air baku. Hal tersebut diindikasikan dari tanda negatif pada angka daya tampung lingkungan.
Apabila kebijakan ini dikombinasikan dengan kebijakan pembangunan instalasi pengolahan air limbah IPAL misalnya dengan memanfaatkan
keberadaan lahan basah rawa, kolam retensi alami, dll, sebagai instalasi pengolahan air limbah alami atau di bangun instalasi buatan, maka daya tampung
lingkungan berubah dari negatif menjadi positif. Alternatif lainnya adalah dengan meningkatkan efisiensi pengolahan sistem setempat on-site misalnya
melengkapi sistem tangki septik dengan saringan dengan aliran keatas up flow filter atau konstruksi lahan basah buatan constructed wetland.
Penerapan kebijakan tersebut memerlukan kemauan dan kesadaran bersama baik jajaran pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dan juga masyarakat yang
nantinya akan menerima manfaat lingkungan bersih dan sehat. Oleh karena itu, setiap upaya investasi harus dirancang secara baik dan dilakukan dengan dan
bersama sama masyarakat sesuai tingkatan kewenangan maupun peran yang dapat dilakukan.
6.7 Rekomendasi Kebijakan