Indeks Ketersediaan Prasarana dan Sarana Lingkungan Kota

97 0.920.89 mengindikasikan bahwa tingkat pentingnya variabel telah menjelaskan bahwa tingkat variasi dari variabel pelestarian fungsi lingkungan relatif baik. Tabel 24. Hasil Analisis Faktor Untuk Indeks Pelestarian Lingkungan Kota No Uraian 2000 2001 2002 2003 2004 1 2 3 4 5 6 7 1 Jumlah Faktor kelompok variabel 4 4 7 7 7 2 Persen Kumulatif 69.94 75.52 75.07 75.73 79.02 3 Jumlah Variabel 10 10 17 19 19 4 Bobot Faktor Maksimum 0.81 0.92 0.81 0.77 0.82 5 Komunalitas Bobot Faktor Maksimum 0.82 0.89 0.81 0.72 0.82 6 Nama Variabel dengan Bobot Maksimum dokpar dokpar rtembok Rtembok Rtembok 7 Bobot Faktor Minimum 0.37 0.58 0.37 0.35 0.49 8 Komunalitas Bobot Faktor Minimum 0.78 0.68 0.61 0.70 0.75 9 Nama Variabel dengan Bobot Minimum cemaran Murkls rkramik Aps Aps Dari variabel yang memiliki bobot variabel maksimum beserta komunalitasnya, dapat diketahui bahwa ketersediaan prasarana dan sarana kesehatan lebih menentukan pelestarian fungsi lingkungan tahun 2000-2001, sedangkan pelestarian fungsi lingkungan perkotaan tahun 2002-2004 lebih ditentukan oleh banyaknya penduduk yang tingga l di rumah layak huni rumah tembok, berlantai keramik, memiliki fasilitas sanitasi yang memadai. Walaupun demikian, utilisasinya dipengaruhi oleh banyaknya penduduk bersekolah yang memiliki fasilitas pendidikan yang memadai pula.

5.1.2 Indeks Pelestarian Fungsi Lingkungan Kota Majalaya dan Sekitarnya

5.1.2.1 Indeks Ketersediaan Prasarana dan Sarana Lingkungan Kota

Hasil perhitungan Indeks Ketersediaan Prasarana dan Sarana Lingkungan IKPS Kota Majalaya dan kota kecamatan lain di daerah pelayanan IPLT dan di kabupaten Bandung tahun 2000-2004, disajikan pada Gambar 11. Seperti terlihat pada Gambar 11, IKPS Majalaya menurun pada periode tahun 2000-2001 kemudian meningkat tajam pada periode tahun 2001-2003, kemudian menurun kembali secara tajam pada periode tahun 2003-2004. Pola yang sama terjadi pula pada IKPS rata-rata kecamatan di kabupaten Bandung tanpa kota Majalaya dan kecamatan di daerah pelayanan IPLT dan IKPS maksimum di kecamatan yang terletak di daerah pelayanan IPLT. 98 20 40 60 80 100 120 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun IKPS rata2 dp iplt rata2 non dp iplt rata2 kab max dp iplt max non dp majalaya Gambar 11. Dinamika IKPS Kota Majalaya Untuk mengetahui fungsi dinamika yang diperoleh dari perhitungan indeks pada Gambar 11, digunakan regresi sederhana dan regresi polinomial. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa regresi polinomial memberikan gambaran fungsi yang lebih mendekati keadaan yang sebenarnya. Hal tersebut diketahui dari nilai koefisien determinasi R 2 regresi polinomial yang nilainya R 2 =1,0 lebih baik daripada regresi sederhana yang menghasilkan nilai R 2 0,50. Hasil pendugaan parameter Indeks Ketersediaan Prasarana dan Sarana Lingkungan IKPS dengan menggunakan model polinomial dirangkum pada Tabel 25. Tabel 25. Hasil Pendugaan Parameter Model IKPS Koefisien Regresi Model Polinomial R 2 =1 IKPS a b c d e AJK Koef regresi Majalaya 0.19 -0.73 -6.05 36.66 -28.01 46.54 Rata-rata DP IPLT 0.93 -11.14 45.83 -72.73 39.01 95.06 Rata-rata Kabupaten 0.03 -0.59 3.39 -4.20 3.15 6.27 Rata-rata total 0.13 -1.76 7.89 -10.90 6.44 15.03 Max DP IPLT 3.05 -36.52 150.39 -240.82 128.85 313.94 Max Kabupaten -1.5959 11.518 -15.821 2.4232 10.691 22.49 Catatan: IKPS=aX 4 + bX 3 +cX 2 + dX + e a,b,c,d,e = koefisien regresi dan X=tahun Apabila koefisien fungsi- fungsi model IKPS polinomial dikompositkan dengan menggunakan akar jumlah kuadrat, maka didapat gambaran mengenai tingkat ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan di masing- masing wilayah 99 yang dapat diperbandingkan. Sebagaimana tertera pada Tabel 25, perkembangan IKPS kota Majalaya selama lima tahun, 4.97 lebih rendah daripada rata-rata daerah pelayanan IPLT, tetapi 31.21 lebih tinggi dari rata-rata kabupaten. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perkembangan daya dukung kota Majalaya pada lima tahun yang lalu lebih rendah bila dibandingkan dengan rata- rata kecamatan lain di daerah pelayanan IPLT, tetapi lebih tinggi daripada rata- rata kecamatan lain di kabupaten Bandung.

5.1.2.2 Indeks Keadaan Kehidupan dan Penghidupan Penduduk