Sistem dan Pendekatan Sistem

28 penetapan alternatif intervensi tersebut dipilih setela h melakukan pengujian dengan simulasi komputer ataupun simulasi pendapat. Kriteria yang digunakan untuk memilih alternatif adalah aman dan efektif. Aman berarti keputusan yang diambil tidak mengakibatkan sistem menjadi labil atau collaps, sedangkan efektif menyatakan berfungsinya keputusan untuk mencapai kejadian yang diinginkan.

2.4.2 Sistem dan Pendekatan Sistem

Sistem adalah guguskumpulan dari elemenkomponen yang saling terkait dan terorganisasi untuk mencapai tujuangugus tujuan. Menurut Muhammadi et al. 2001, sistem adalah keseluruhan interaksi antar unsur atau benda yang konkrit maupun abstrak dari sebuah objek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja untuk mencapai tujuan. Dalam kaitannya dengan sanitasi, maka sistem sanitasi merupakan keseluruhan interaksi antara unsur-unsur yang terdapat dalam proses pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah cair dan sampah. Kombinasi unsur-unsur infrastruktur di dalam keseluruhan komponen proses pembuangan kotoran, pengangkutan, pengolahan, pembuangan atau pemanfaatan kembali daur ulang hasil olahan akan membentuk berbagai variasi sistem. Kata kumpulan atau keseluruhan dalam sistem mencerminkan kekuatan power yang dihasilkan oleh elemenkomponenunsur yang saling terkait dan berinteraksi secara terorganisasi. Keterkaitan dan interaksi mencerminkan adanya ikatan atau hubungan antar unsur yang memberi bentuk atau struktur kepada objek sehingga dapat membedakan dengan objek lain dan mempengaruhi perilaku dari objek itu sendiri. Elemenkomponenunsur adalah benda, baik konkrit atau abstrak yang menyusun objek suatu sistem. Unjuk kerja atau kinerja sistem ditentukan oleh fungsi elemen-elemennya. Gangguan terhadap salah satu fungsi elemen atau unsur sistem akan mempengaruhi unsur lain sehingga mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan. Unsur yang menyusun sistem ini disebut juga bagian sistem atau subsistem. Objek adalah sistem yang menjadi perhatian dalam suatu batas tertentu sehingga dapat dibedakan antara sistem dengan lingkungan sistem. Artinya semua yang di luar batas sistem adalah lingkungan sistem. Pada umumnya, semakin luas 29 bidang perhatian semakin kabur batas sistem. Demikian juga sebaliknya, semakinkonkrit objek semakin jelas batas sistem. Dengan demikian, jelas bahwa batas objek dengan lingkungan cenderung bersifat konseptual, terutama terhadap objek-objek non- fisik. Dalam hubungannya dengan batas sistem tersebut, maka sistem dapat digolongkan pada 2 dua jenis yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka adalah sebuah sistem dimana output yang dihasilkan merupakan tanggapan dari input, tetapi tidak ada pengaruhnya terhadap output. Sistem terbuka dapat diartikan pula sebagai sistem yang tidak menyediakan sarana koreksi sehingga memerlukan faktor eksternal untuk melakukan koreksi yang diperlukan. Sistem tertutup adalah sistem dimana output yang dihasilkan akan merupakan tanggapan dari input dan perilaku sistem dipengaruhi oleh output tersebut. Sistem tertutup juga dapat diartikan sebagai sistem yang dalam mencapai tujuannya, menyediakan sarana koreksi di dalam sistem itu sendiri. Pengertian tujuan dalam sistem adalah kinerja sistem yang teramati atau diinginkan. Kinerja yang teramati merupakan hasil yang telah dicapai oleh kerja sistem, yaitu hasil keseluruhan interaksi antar uns ur dalam batas lingkungan tertentu. Kinerja yang diinginkan merupakan hasil yang akan diwujudkan oleh sistem melalui keseluruhan interaksi antar unsur dalam batas lingkungan tertentu. Perumusan tujuan sistem ini akan membantu memudahkan menarik garis batas dari sistem yang menjadi perhatian. Hal itu berarti bahwa benda, baik konkrit maupun abstrak, yang telah menyumbang secara langsung terhadap pencapaian tujuan sistem dikategorikan sebagai elemenkomponenunsur. Sebaliknya, benda yang mempengaruhi danatau memberi sumbangan tidak langsung dapat dikategorikan sebagai lingkungan. Pendekatan sistem system approach adalah cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan mengidentifikasi sejumlah kebutuhan sehingga menghasilkan operasi sistem yang dianggap efektif Eriyatno 2003. Umumnya, pendekatan sistem ditandai 2 dua hal, yaitu i mencari faktor penting yang ada untuk mendapatkan solusi yang baik dalam menyelesaikan permasalahan, dan ii membuat suatu model kuantitatif untuk membantu pengambilan keputusan secara rasional. Di dalam penelitiannya tentang pengelolaan lumpur tinja yang 30 menggunakan pendekatan sistem, Ramirez et al. 2000, menyatakan bahwa faktor penting yang harus diperhatikan adalah keberadaan bakteri penyakit didalam koli tinja, emisi loga m berat zat beracun terhadap udara air dan tanah, energi yang digunakan atau diproduksi, pemanasan global ekivalen terhadap CO 2 dan utrofikasi. Selanjutnya, pengembangan model kuantitatif yang digunakan untuk membantu pengembilan keputusan didasarkan pada proses proses yang berhubungan dengan pengelolaan lumpur tinja yaitu i pengolahan air limbah wastewater treatment yang terdiri dari pengolahan biologis dan kimiawi ii pengolahan lumpur tinja sludge treatment yang terdiri dari pengomposan dan pemeraman digestion dan iii pembuanganpemanfaatan hasil olahan disposaluse yang dilakukan melalui sistem rebar urug higienis sanitary landfill dan pemanfaatannya untuk pertanian. Pendekatan sistem dapat diartikan pula sebagai suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis Marimin 2004. Selanjutnya, manajemen sistem dilakukan dengan mengarahkan perhatian kepada berbagai ciri dasar sistem yang perubahan dan gerakannya akan mempengaruhi keberhasilan suatu sistem. Dengan cara tersebut diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku dan keberhasilan suatu organisasi atau suatu sistem. Langkah- langkah yang diperlukan dalam melakukan pendekatan sistem adalah i analisis kebutuhan, ii perumusan masalah, iii identifikasi sistem, iv pemodelan sistem, v kalibrasi dan verifikasi, dan vi implementasi Eriyatno 2003, Marimin 2004. Analisis kebutuhan dilakukan untuk memberi gambaran mengenai kebutuhan-kebutuhan yang ada, kemudian melakukan pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dijelaskan tersebut. Analisis ini juga ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang persamaan maupun perbedaan kebutuhan para pihak yang berkepentingan stakeholder yang wajib atau bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapi AusGUIDE 2000. Perumusan masalah dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kebutuhan- kebutuhan yang saling bertentangan sehingga memerlukan penyelesaian. Analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi antara respons yang timbul dari seorang pengambil keputusan terhadap jalannya sistem. Analisis ini dapat dilakukan 31 melalui survey, pendapat seorang ahli, diskusi, observasi lapangan dan lain sebagainya. Identifikasi sistem merupakan rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Identifikasi sistem digambarkan dalam diagram lingkar sebab akibat causal-loop kemudian menginterpretasikannya ke dalam konsep kotak gelap black box. Interpretasi tersebut berisi informasi yang dikategorikan menjadi 3 tiga golongan yaitu i peubah input terkendali maupun tak terkendali, ii peubah output yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan, dan iii parameter-parameter yang membatasi struktur sistem Eriyatno 2003. Pemodelan modelling sistem yang merupakan proses merepresentasikan suatu realitas seorang pemodel, pada dasarnya adalah teknik untuk membantu menyusun konsep model sistem, kemudian mengukur keandala nnya dengan cara memperkirakan konsekuensi sistem terhadap tindakan yang dilakukan. Upaya penyederhanaan tersebut membawa konsekuensi bahwa model yang dibangun tidak pernah sempurna Sterman 2000. Namun, pemodelan memberi manfaat pada percepatan proses pengambilan keputusan. Apabila tidak dilakukan melalui pemodelan dan tindakan-tindakan yang diperlukan dicobakan secara langsung terhadap sistem sebenarnya, maka biaya analisisnya lebih mahal, waktu yang diperlukan lebih lama, tidak dapat dilakukan manipulasi melalui perubahan variabel- variabelnya, biaya kesalahan lebih besar dan alternatif solusinya terbatas. Sterman 2000, menjelaskan bahwa validasi berasal dari kata latin “verus-truth” sedangkan verifikasi adalah mengembangkan kepercayaan dan ketelitian atau mewujudkan kepercayaan dan ketelitian. Lebih la njut dikatakan pula bahwa valid adalah mendapatkan kesimpulan secara benar dari suatu dalil. Atas dasar pengertian tersebut, Sterman menyatakan pula bahwa tidak ada model yang dapat divalidasi dan verifikasi karena semua model baik mental model atau model formal memiliki keterbatasan karena merupakan penyederhanaan dari keadaan atau dunia nyata real world. Oleh karena itu, kalibrasi, verifikasi dan validasi semata- mata dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dan keyakinan 32 pemodel dan stakeholdernya bahwa model yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan tujuannya. Kalibrasi dilakukan untuk mengukur atau menguji tingkat kesesuaian tuning model. Verifikasi model dilakukan untuk menguji kebenaran model, terutama strukturnya dengan yang terjadi di dunia nyata, sedangkan validasi dilakukan untuk menguji kebenaran model dari aspek kinerjanya performanya. Kalibrasi, verifikasi maupun validasi dilakukan terhadap parameter dan konstanta yang digunakan dalam model. Kalibrasi dan verifikasi dapat dilakukan dengan memasukkan data ke dalam model dan memeriksa hasilnya. Validasi model sistem yang dibangun dengan pendekatan kuantitatif hard system dapat dilakukan setelah verifikasi model, sedangkan validasi model yang dibangun dengan pendekatan kualitatif dilakukan setelah model diimplementasikan di lapangan.

2.5 Penelitian Bidang Sanitasi dan Pelestarian Fungsi Lingkungan