103 Tabel 27. Kontribusi Sektor Pada Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan
2002-2004
Aspek Tahun
Wilayah
AMSAN EKO
KES DIK
PERUM
IPLH Majalaya
0.01 57.60
3.02 3.96
35.41 44.70
Daerah Pelayanan IPLT 0.81
51.74 15.61
2.52 29.32
12.30 2002
Kabupaten. Bandung 0.72
29.63 27.26
4.34 38.05
9.43 Majalaya
38.28 23.42
23.49 0.23
14.58 75.44
Daerah Pelayanan IPLT 24.30
29.34 18.65
19.23 8.48
10.60 2003
Kabupaten. Bandung 16.30
20.62 17.38
17.08 28.63
12.96 Majalaya
0.21 6.82
35.60 0.56
56.81 64.65
Daerah Pelayanan IPLT 1.28
9.99 34.16
15.38 39.18
10.25 2004
Kabupaten. Bandung 5.15
17.50 21.04
21.47 34.84
11.36
Kontribusi sektor ekonomi cukup besar pada tahun 2002 dan 2003. Hal tersebut dapat dipahami karena pembangunan infrastruktur ekonomi dapat
meningkatkan PDB dan peningkatan PDB tersebut kemudian mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan PDB dan penyerapan tenaga
kerja tersebut akhirnya dapat mengurangi kemiskinan Yudhoyono 2004. Pengurangan kemiskinan berarti meningkatkan kualitas kehidupan dan
penghidupan penduduk. Kombinasi dari kontribusi sektor yang berbeda memberikan hasil indeks
pelestarian fungsi lingkungan yang berbeda setiap tahunnya. Namun, kombinasi pada tahun 2003 untuk kota Majalaya memberikan angka indeks tertinggi dalam
tiga tahun terakhir. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kombinasi investasi yang tepat dapat memberikan nilai pelestarian fungsi lingkungan yang optimal.
5.1.2.6 Dinamika Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan
Pelestarian lingkungan kota merupakan akumulasi dari upaya penyediaan prasarana dan sarana beserta proses pemanfaatannya termasuk perubahan
kehidupan dan penghidupan penduduk yang diakibatkan oleh adanya investasi dan proses pemanfaatan investasi yang telah dilakukan. Besarnya pelestarian
lingkungan kota tersebut dinyatakan dengan Indeks Pelestarian Fungsi Lingkungan Kota IPFLH yang merupakan angka komposit dari seluruh variabel
yang digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi. Sebelum digunakan untuk prediksi kedepan, dilakukan uji statistik terhadap model IPFLH yang
104 dikembangkan. Hasil uji model pelestarian fungsi lingkungan perkotaan IPFLH
dirangkum pada Tabel 28. Tabel 28. Hasil Uji Model Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan
No Uji Model
R
2
Nilai eror
1 2
3 4
1 Model IPFLH Majalaya
0.9977 2.2
2 Model IPFLH Dp-IPLT
0.9805 2.2
3 Model IPFLH Kab Bandung
0.9853 1.7
Diambil dari nilai MAD Mean Absolute Deviation
Selanjutnya, dengan menggunakan model IPFLH yang dikembangkan, dilakukan perhitungan dan proyeksi IPFLH kedepan. Hasil perhitungan IPFLH
Kota Majalaya dan kecamatan lain di daerah pelayanan IPLT dan di kabupaten Bandung tahun 2000-2004, disajikan pada Gambar 15.
Gambar 15. Dinamika Pelestarian Fungsi Lingkungan Kota Majalaya Seperti terlihat pada grafik tersebut, pola IPLH kota Majalaya relatif sama
dengan pola IKPS yaitu menurun pada periode tahun 2000-2001 kemudian meningkat tajam pada periode tahun 2001-2003, kemudian menurun kembali
secara tajam pada periode tahun 2003-2004. Pola yang sama terjadi pula pada IPLH maksimum kabupaten Bandung.
Seperti halnya fungsi IPKS dan IKPP, fungsi dinamika IPLH yang diperoleh dari perhitungan indeks pada Gambar 15, juga mendekati regresi
polinomial. Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat perkembangan IPLH lima tahun yang lalu digunakan pula pendekatan yang sama dengan fungsi- fungsi
20 40
60 80
100 120
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
Tahun
majalaya rata2 dp iplt
rata2 non dp iplt rata2 kab
max non dp max dp iplt
Index PLH
105 IPKS dan IKPP yaitu dengan mengkompositkan koefisien regresi polinomial
yang diperoleh. Hasil pendugaan koefisien regresi polinomial parameter Indeks Pelestarian Lingkungan Kota IPLH dirangkum pada Tabel 29.
Tabel 29. Hasil Pendugaan Parameter Model IPLH
Koefisien Regresi Model Polinomial IPLH
a b
c d
e AJK koeff
regresi Majalaya
-12.3 153.4
-672.1 1205.4
-671.5 1542.5
Rata-rata DP IPLT 1.2
-15.0 63.1
-100.0 51.8
130.0 Rata-rata Kabupaten
-0.1 0.9
-1.8 3.8
-1.4 4.5
Rata-rata total -0.2
2.5 -9.5
19.0 -10.4
23.8 Max DP IPLT
3.6 -46.0
199.3 -329.6
176.4 426.1
Max Kabupaten -5.9
62.9 -226.0
341.3 -167.9
446.9 Catatan: IPLH=aX
4
+ bX
3
+cX
2
+ dX + e a,b,c,d,e = koefisien regresi dan X=tahun
Perkembangan pelestarian lingkungan kota Majalaya selama lima tahun yang lalu dan digambarkan dengan nilai komposit dari koefisien regresi model
polinomial adalah sebagai berikut: a.
Pertumbuhan pelestarian fungsi lingkungan kota Majalaya selama 5 lima tahun yang lalu lebih besar bila dibandingkan dengan kecamatan
lain yang terletak di daerah pelayanan IPLT maupun kecamatan lain di kabupaten Bandung.
b. Pertumbuhan pelestarian fungsi lingkungan kota Majalaya lebih rendah
9.16 dari rata-rata total kecamatan di kabupaten Bandung. c.
Pertumbuhan pelestarian fungsi lingkungan kota Majalaya lebih rendah dari pertumbuhan maksimum kota kecamatan yang terletak di daerah
pelayanan IPLT, tetapi lebih tinggi daripada pertumbuhan maksimum di kabupaten.
Hal tersebut memberi indikasi bahwa pertumbuhan pelestarian lingkungan kota atau pertumbuhan terhadap upaya-upaya untuk mempertahankan daya dukung
dan daya tampung lingkungan kota Majalaya praktis lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka rata-rata pertumbuhan daerah lainnya di kabupaten
Bandung. Walaupun demikian, percepatan pertumbuhan tersebut tidak akan berlangsung terus, melainkan akan mencapai batas pertumbuhan limit to growth
rata-rata total kecamatan di wilayah kabupaten dan angka pertumbuhan rata-rata daerah pelayanan IPLT.
106
5.1.2.7 Segilima Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan