PAMEKAS Model Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan Berbasis EkoSanita IPLT (Dengan Studi Kasus Kota Majalaya di DAS Citarum Hulu)

MODEL PELESTARI AN FUNGSI LI NGKUNGAN PERKOTAAN BERBASI S EKOSANI TA- I PLT Dengan Studi Kasus Kota Majalaya Di DAS Citarum Hulu DISERTASI

R. PAMEKAS

SEKOLAH PASCA SARJANA I NSTI TUT PERTANI AN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya yang berjudul “MODEL PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN PERKOTAAN BERBASIS EKOSANITA-IPLT” dengan studi kasus kota Majalata di DAS Citarum Hulu, merupakan gagasan atau hasil penelitian saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Bogor, Desember 2006 R Pamekas P062034164PSL ABSTRAK R PAMEKAS. Model Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan Berbasis EkoSanita-IPLT Dengan Studi Kasus Kota Majalaya di DAS Citarum Hulu. Dibimbing oleh BIBIANA W LAY sebagai ketua; SURJONO H SUTJAHJO; PARULIAN M HUTAGAOL DAN HARTRISARI HARDJOMIDJOJO sebagai anggota komisi pembimbing. Pelestarian fungsi lingkungan perkotaan atau upaya memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan perkotaan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan penghidupan penduduk. Pelestarian fungsi lingkungan hidup di daerah perkotaan, mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan perkotaan. Namun, melakukan pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup melalui penilaian kinerja program pengelolaan lingkungan perkotaan di Indonesia adalah tugas yang tidak mudah karena belum ada ukuran baku yang dapat dipakai untuk melakukan evaluasi. Sementara itu, pengelolaan air limbah rumah tangga yang merupakan bagian penting dari pelestarian fungsi lingkungan perkotaan di Indonesia sejak pembangunan lima tahun ketiga, belum memperoleh hasil yang optimal. Prasarana dan sarana sanitasi yang dibangun belum berfungsi sesuai harapan, pencemaran air oleh limbah rumah tangga masih relatif tinggi, sumber air minum penduduk masih tercemar lumpur tinja, kasus penyakit diare dan kematian bayi yang diakibatkan sanitasi buruk masih terjadi. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan 2 dua model pengelolaan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan. Model tersebut akan digunakan untuk sarana atau perangkat kebijakan pelestarian fungsi lingkungan perkotaan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan pendekatan sistem dengan membangun model indeks pelestarian fungsi lingkungan perkotaan IPFLH berbasis statistik dan model EkoSanita-IPLT berbasis sistem dinamis. Model IPFLH digunakan untuk menilai kinerja program pelestarian fungsi lingkungan perkotaan, sedangkan model EkoSanita-IPLT digunakan untuk merumuskan kebijakan dan strategi perbaikan kinerja sistem pengelolaan air limbah rumah tangga yang ada melalui proses simulasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keadaan optimal pelestarian fungsi lingkungan perkotaan dicapai pada 50 penduduk yang mendapat akses ke fasilitas sanitasi yang diperbaiki improved. Nilai optimal tersebut adalah 0.89 skala IPFLH indeks pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk setiap persen peningkatan cakupan pelayanan. Perbaikan kinerja pengelolaan air limbah rumah tangga, mencapai keadaan optimal apabila cakupan pelayanan mencapai 60 penduduk di 6 enam kota kecamatan, efisiensi pengangkutan lumpur tinja 100, efisiensi sistem setempat 70. Nilai optimal tersebut adalah 4,88 skala IDTL indeks daya tampung lingkungan untuk setiap persen peningkatan cakupan pelayanan. Hasil simulasi kedua model yang dikembangkan tersebut menunjukkan kemampu terapan model untuk perangkat kebijakan.. Kata kunci: Model, Sanitasi, lumpur tinja, Perangkat Kebijakan ABSTRACT R PAMEKAS. Model For Urban Conservation of Urban Environmental Function Based On Ekosanita-IPLT Case study of Town of Majalaya at the Catchment Area of Upstream Citarum. Advised by: BIBIANA W LAY as Chairman; SURJONO H SUTJAHJO; PARULIAN M HUTAGAOL DAN HARTRISARI HARDJOMIDJOJO as a member of the Advisor Committee. The conservation for Urban Environmental Function or the effort to maintain the sustainability of the urban environmental carrying capacity as well as assimilative capacity lead to a siqnificantly influence the quality of life of the people. The conservation of urban environmental function, representing the performance of the urban environmental management. However, a task to monitor and to control the environment quality through evaluating the performance of urban environmental management in Indonesia is not easy task due to the fact that there is no standard measure that can be utililised for evaluation. Meanwhile, the domestic wastewater management as an important part of the conservation of urban environment function in Indonesia since the third of five national development plan, have not meet optimal results. The developed sanitation infrastructures have not function as expected, the domestic water polution still relatively high, the sources of drinking water contaminated by faecal sludge, the cases of diarhe deseases and the infant mortality due to bad sanitation still happens. This research is aimed to develop 2 two models for sustainability managing the urban environment. This models will be used for policy tools for conserving the funktion of urban environment.. To achieve this objective, the system based approach is used through the development of statistically based Indekx Conservation of the Function of Urban Environment ICFUE and the EkoSanita-IPLT based on system dinamic The ICFUE model is used to evaluate the performance of the conservation of urban environment functions, whereas the EkoSanita-IPLT model is used to formulate policy and straegy to improve the performance of domestic wastewater management through simulation processes. This research conclude that the optimal condition to conserve the funktion of urban environment is achieved at 50 of the population that get access to the improved sanitation facilities. This optimum value is 0.89 of ICFUE scale for each percent of increase in coverage. The improvement of the performance of domestic wastewater management had reach the optimimum condition if the population coverage of sic kecamatan served area is 60, the efficiency of faecal sludge transportation is 100, the efficiency of on-site treatment facilities is 70. This optimum value is 4.88 of the Indeks of Urban Environment Assimilative Capacity IUEAC scale. The simulation result of the developed model had proved their aplicability to be used in policy tools. Key words: Model, Sanitation, faecal sludge, policy tools Hak cipta milik Institute Pertanian Bogor, tahun 2006 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa ijin tertulis dari Institute Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, microfilm, dan sebagainya. MODEL PELESTARI AN FUNGSI LI NGKUNGAN PERKOTAAN BERBASI S EKOSANI TA- I PLT Dengan Studi Kasus Kota Majalaya Di DAS Citarum Hulu

R. PAMEKAS