Metoda Pengumpulan Data Variabel yang diamati Metoda Analisis

50 ij X : Variabel ke-i untuk kotakecamatan ke-j i X : Nilai rata rata variabel ke-i , i SD : Standar deviasi variabel ke -i

3.3.1.4.3 Pemodelan Menggunakan Analisis Skalogram

Model evaluasi kinerja program pengelolaan lingkungan perkotaan yang menggunakan Indeks Pelestarian fungsi Lingkungan Hidup IPFLH dan dibangun berdasarkan hasil analisis skalogram adalah sebagai berikut: ij n i j Z IPFLH ∑ = = 1 ................................................................................ 3-3 i i i ij ij SD X X Z min − = Dimana, j IPFLH : Indeks Pelestarian Lingkungan kotakecamatan ke -j ij Z : Variabel ke-i terkoreksi terstandardisasi untuk kotakecamatan ke-j ij X : Variabel ke-i untuk kotakecamatan ke-j min i X : Nilai terkecil variabel ke -i i SD : Standar deviasi variabel ke -i 3.3.2 Analisis Kondisi Eksisting Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga 3.3.2.1 Tujuan Analisis Analisis kondisi eksisting sistem pengelolaan air limbah rumah tangga domestik termasuk sistem pengelolaan lumpur tinja, dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kesesuaian elemen-elemen sistem dengan standar perencanaan maupun standar hasil operasional sistem.

3.3.2.2 Metoda Pengumpulan Data

Data untuk analisis kondisi eksising, selain menggunakan data sekunder untuk acuan analisis kondisi pelestarian fungsi lingkungan perkotaan data sanitasi, dikumpulkan pula data primer dengan cara survey ke lokasi studi. Data 51 primer tentang elemen-elemen sistem pengelolaan air limbah kota Majala ya terdiri dari data pewadahan lumpur tinja, transportasi lumpur tinja dan operasionalisasi IPLT termasuk pemeriksaan bakteriologis kualitas air bersih di 15 lima belas titik pengambilan. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuisiner secara random acak. Kuisioner yang terkumpul kembali berasal dari responden yang mewakili penduduk 4 empat kecamatan yaitu kecamatan Kota Majalaya, Kecamatan Ibun, Kecamatan Ciparay dan kecamatan Rancaekek. Penduduk keempat kecamatan tersebut berjumlah 489 360 jiwa 122 340 KK, sedangkan jumlah sampel kuisioner yang dibutuhkan berdasarkan rumus n=NNd 2 +1 adalah 99.98 sampel dibulatkan 100 sampel. Dengan jumlah kuisioner yang kembali sebanyak 277 responden, maka jumlah sampel yang digunakan lebih besar dari kebutuhan.

3.3.2.3 Variabel yang diamati

Variabel yang diamati adalah cakupan penduduk yang memperoleh akses ke pelayanan fasilitas sanitasi setempat Tangki Septik, bangkitan lumpur tinja, konsumsi air bersih yang terkait dengan bangkitan lumpur tinja, fasilitas transportasi lumpur tinja, frekuensi penyedotan dan pengangkutan lumpur tinja dan kinerja pengolahan lumpur tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPLT, tarif penyedotan dan pengangkutan lumpur tinja, kesanggupan danatau kemauan masyarakat membayar tarif jasa penyedotan lumpur tinja.

3.3.2.4 Metoda Analisis

Analisis dilakukan sesuai dengan alur prosesnya yang mencakup proses pengumpulan atau pewadahan, proses transportasi air limbah dan lumpur tinja, proses pengolahan air limbah maupun lumpur tinja dan proses pembuangan akhir hasil pengolahan air limbah maupun lumpur tinja. Analisis terhadap proses pengumpulan pewadahan lumpur tinja dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai penyebaran dan jumlah tangki septik, frekuensi penyedotan dan biaya penyedotan serta kemampuan masyarakat membayar tarif penyedotan. Analisis terhadap proses transportasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai jarak dan waktu tempuh serta ritasinya, organisasi pengelola, jumlah dan kapasitas mobil tinja yang digunakan serta biaya pengangkutan per km atau per m 3 lumpur yang diangkut. Analisis terhadap proses 52 pengolahan lumpur tinja diarahkan pada fungsi- fungsi dan kinerja unit proses, organisasi pengelo la dan biaya pengolahan per m 3 lumpur tinja. Analisis terhadap proses pembuangan danatau pemanfaatan hasil olahan dilakukan untuk mengetahui media lingkungan penerimanya, prakiraan dampak lingkungan dan jenis pemanfaatan yang telah ada serta penerimaan ya ng diperoleh dari pemanfaatan produk hasil olahan. Analisis dilakukan dengan metoda deskriptif dengan membandingkan unsur- unsur yang dianalisis terhadap kriteria perencanaan yang telah baku.

3.4 Pengembangan Model Ekosanita-IPLT

Model yang dibangun atau dikembangkan adalah pelestarian fungsi lingkungan kota PLFH berbasis Ekosanita-IPLT. Pengembangan model dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem yang mencakup i analisis kebutuhan, ii rumusan masalah, iii identifikasi sistem, iv penyusunan model, v kalibrasi dan verifikasi model, dan vi implementasi model melalui simulasi untuk mempelajari perilaku sistem.

3.4.1 Analisis Kebutuhan

Dijelaskan pada Bab 2 bahwa analisis ini ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang persamaan maupun perbedaan kebutuhan para pihak yang berkepentingan stakeholder yang wajib atau bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Upaya-upaya untuk mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup beserta berbagai masalah yang dihadapi untuk mencapainya, pada dasarnya merupakan kebutuhan yang wajib diselesaikan. Upaya dimaksud disebut pelestarian fungsi lingkungan kota yang dalam penelitian ini disingkat “Pelestarian Lingkungan kota”. Analisis kebutuhan pada penelitian ini dilakukan secara komprehensif dengan mempertimbangkan semua aspek yang terkait dengan upaya mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Namun, aspek pengelolaan lumpur tinja merupakan bagian integral dari pelestarian lingkungan kota. Pendekatan yang digunakan adalah melalui kajian pustaka untuk mengidentifikasi kebutuhan teoritis atau kebutuhan hipotesis masing- masing stakeholder terhadap pelestarian lingkungan Tabel 7.