Komponen sistem yang mempengaruhi IPLT

14 meningkatkan daya reduksi beban cemaran di sumbernya, juga ditujukan untuk memperingan beban operasional IPLT.

2.1.2 Komponen sistem yang mempengaruhi IPLT

Kelangsungan operasional IPLT dipengaruhi oleh komponenunsur masing- masing sub sistem pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan serta pemanfaatan kembali lumpur tinja. Unsur-unsur yang mempengaruhi sub komponen sistem pengumpulan lumpur tinja meliputi i keberadaan dan jumlah serta sebaran fasilitas sanitasi setempat cubluk, tangki septik, ii kemampuan fasilitas sistem sanitasi setempat on-site system mengolah beban cemaran Tabel 1, iii waktu dan frekuensi penyedotan atau pengurasan, iv kemauan dan kemampuan masyarakat membayar tarif penyedotan dan pengangkutan serta pengolahan lumpur tinja. Tabel 1. Efisiensi Unsur-Unsur Sistem Setempat On-site System Besarnya Reduksi Beban Cemaran No Jenis Unit Pengolah KOB Padatan tersuspensi Amonia Fosfor Koli tinja 1 2 3 4 5 6 7 1 Tangki Septik TS tanpa bidang peresapan 60 40-70 mgl 40-60 mgl 6-7 mgl 10 1 -10 2 2 Tangki Septik TS dengan bidang peresapan 0-10 mg 0-10 mgl 0-40 mgl 0-2 mgl 10 6 -10 7 Catatan: dalam jumlah100 ml Sumber: UNEPGPA 2000 Sebagaimana tertera pada Tabel 1 tersebut, kemampuan tangki septik mengolah beban cemaran organik yang diukur dari parameter Kebutuhan Oksigen Biologis KOB dapat mencapai 60. Kemampuan tangki septik mengolah padatan tersuspensi, amonia, fosfor dan koli tinja masing- masing adalah 40-70 mgl, 40-60 mgl, 6-7 mgl dan 10-100100 ml. Bila tangki septik dilengkapi dengan bidang peresapan, maka KOB berkurang 10 mgl, reduksi padatan tersuspensi mencapai 80 mgl, reduksi amonia mencapai 100, reduksi fosfor mencapai 9 mgl dan reduksi koli tinja mencapai 10 6 -10 7 100 ml. Fungsi utama tangki septik, pada dasarnya sama dengan unit pengolah pendahuluan primary treatment plant pada Instalasi Pengolahan Air Limbah 15 IPAL terpusat yaitu mengendapkan partikel tersuspensi dan menurunkan sebagian beban cemaran organik yang masuk. Perbedaannya terletak pada proses pengelolaan lumpur yang dihasilkan. Pada sistem tangki septik, lumpur tinja harus dikeluarkan dan diangkut ke IPLT, sedangkan pada IPAL, pengolahan lumpur menjadi bagian sistem integral dari IPAL terpusat. Tangki septik yang diintegrasikan dengan IPAL komunal, dapat meningkatkan mutu hasil pengolahan air limbah dan mengurangi beban air tanah. Unsur-unsur yang mempengaruhi sub komponen sistem pengangkutan transportasi lumpur tinja meliputi i volume truk pengangkut lumpur tinja, ii jarak dan waktu tempuh serta frekuensi atau ritasi pengangkutan lumpur tinja, iii kepadatan lalu lintas, iv organisasi pengelola jasa pengangkutan lumpur tinja, v tarif pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja di IPLT. Unsur-unsur yang mempengaruhi sub komponen sistem pengolahan lumpur tinja meliputi i tepat atau tidaknya disain IPLT dengan kualitas lumpur tinja yang akan diolah, ii kemampuan IPLT mengolah lumpur tinja Tabel 2, iii kemampuan operator mengoperasikan dan memelihara IPLT, iv alokasi biaya pengoperasian dan pemeliharaan IPLT, dan v kemampuan operator memanfaatkan kembali produk IPLT misalnya pupuk, biogas, pakan ikan. Walaupun demikian, efektifitas pemanfaatan kembali produk IPLT juga dipengaruhi oleh kemasan produk yang dihasilkan, kemampuan operator dalam memasarkan produk yang dihasilkan, kegiatan pertanian dan peternakan penduduk di sekitar lokasi IPLT dan kemauan masyarakat menggunakan pupuk organik. Tabel 2. Efisiensi Unsur-Unsur Sistem IPLT Besarnya Reduksi Beban Cemaran No Jenis Unit Pengolah KOB Padatan tersuspensi Amonia Fosfor Koli tinja 1 2 3 4 5 6 7 1 IPLT sistem Kolam-kolam 20-30 mgl 30-80 mgl 20-30 mgl 5-7 mgl 10 3 -10 5 2 IPLT sistem Lahan Basah alami 5-10 mgl 5-20 mgl 5-15 mgl 0-10 mgl 10 1 -10 3 Catatan: dalam jumlah100 ml Sumber: UNEPGPA 2000 16 Sebagaimana tertera pada Tabel 2 tersebut, kemampuan IPLT sistem kolam- kolam dalam mereduksi beban cemaran organik yang diukur dari parameter Kebutuhan Oksigen Biologis KOB dapat mencapai 20-30 mgl, padatan tersuspensi mencapai 30-80 mgl, amonia mencapai 20-30 mgl, fosfor mencapai 5-7 mgl dan koli tinja mencapai 10 3 -10 5 100 ml. Bahkan PLT dengan sistem lahan basah kemampuannya lebih tinggi lagi sehingga sisa beban cemaran menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan IPLT yang menggunakan sistem kolam-kolam.

2.2 Ekosanita-IPLT