Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik

89 Tabel 17. Keadaan Ekonomi Masyarakat 2002-2004 No Uraian Satuan 2002 2003 2004 1 2 3 6 7 8 Majalaya a. Konsumsi rata-rata per kapita Rp Kapita 233 238 243 115 183 506 b. Penduduk Wiraswasta Orangpend bekerja 0.12 0.16 0.25 1 c. Angka Partisipasi Bekerja Rasio 0.36 0.39 0.38 Daerah Pelayanan IPLT a. Konsumsi rata-rata per kapita Rp Kapita 193 040 190 897 192 124 b. Penduduk Wiraswasta Orangpendd bekerja 0.07 0.07 0.09 2 c. Angka Partisipasi Bekerja Rasio 0.29 0.28 0.30 Kabupaten Bandung a. Konsumsi rata-rata per kapita Rp Kapita 169 453 189 395 206 497 b. Penduduk Wiraswasta Orangpendd bekerja 0.09 0.08 0.10 3 c. Angka Partisipasi Bekerja Rasio 0.30 0.28 0.30 Buruhkaryawan dan usaha sendiri Sumber : Suseda diolah

4.6 Pengelolaan Sanitasi Lingkungan

4.6.1 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik

Sistem pengelolaan limbah cair domestik di wilayah penelitian terdiri dari sistem terpusat off-site dan sistem setempat on-site. Sistem terpusat hanya terdapat di kota Soreang sedangkan bagian wilayah lainnya dilayani sistem setempat. Keterangan singkat mengenai kedua sistem tersebut dirangkum pada Tabel 4-10. Sebagaimana dijelaskan pada bab 4.4.3 cakupan fasilitas pengelolaan air limbah di kota Majalaya dan sekitarnya yang telah diperbaiki improved atau fasilitas tangki septik yang dilengkapi dengan bidang resapan, masih relatif rendah yaitu sekitar 14.9 dari prasarana dan sarana penge lolaan air limbah domestik yang ada. Oleh karena itu, 85.10 air limbah domestik yang dialirkan ke dalam media lingkungan belum diolah secara memadai. Selain itu, 23.55 penduduk kabupaten Bandung masih membuang kotorannya secara langsung ke media lingkungan hidup dan sisanya sebesar 53.41 membuang kotorannya melalui jamban pribadi sedangkan 23.03 melalui jamban bersama. 90 Sebesar 35.33 dari limbah rumah tangga yang dibangkitkan, diolah terlebih dahulu di dalam tangki septik dan 24 efluent dari tangki septik dialirkan melalui SPAL. Tabel 18. Pengelolaan Air Limbah Domestik di Daerah Penelitian ELEMEN SISTEM SISTEM SOREANG SISTEM CIBEET SISTEM BABAKAN 1 2 3 4 PENGUMPULAN PEWADAHAN 1. 400 unit Sambungan Rumah SR dari 1000 SR yang ditargetkan 2. Air Limbah dialirkan melalui sistem jaringan perpipaan 1. Tangki septik : 35 546 dengan sebaran, Kec.Majalaya, Kec.Paseh, Kec.Ciparay dan Kec.Ibun, 2. Konstruksi tangki septik Cubluk 3. Mobil tinja di pool di Soreang, bukan di daerah operasinya Dari Tangki Septik daerah pelayanan Ciparay TRANSPORTASI Melalui sistem jaringan pipa yang terletak di jalan Cipatik, di belakang kantor Pemda Kabupaten Bandung 1. Jarak tempuh: 5 – 15 km dari daerah pelayanan 2. Waktu tempuh : + 1 jam 3. Frekuensi :musim kemarau jarang, musim hujan sering 4. Trafik : jalan sempit, menanjak berkelok 5. Pengelola Swasta DPU Kebersihan 6. Mobil tangki: DPUK : 4 buah 6 trailer 7. Mobil swasta Jarak + 11.5 km dari kota Ciparay Jalan sempit, berkelok PENGOLAHAN 1. Jenis pengolahan: 2. Septik tank besar 3. Unit aerasi 4. Bak pengering lumpur 5. Kapasitas pengolahan 10,6 ldt 6. Sudah pernah dioperasikan 7. Saat ini tidak lagi beroperasi dengan benar, limbah dari ujung saluran tidak masuk ke instalasi 1. Disain memadai, kecuali kolam maturasi kurang luas 2. Fasilitas Kolam anaerob, Kolam fakultatif, Kolam maturasi, Bak pengering lumpur 3. Kapasitas: 25 m 3 hari 4. Operasi tidak optimal 5. Bangunan tidak terpelihara 6. Tidak ada fasilitas air bersih dan fasilitas listrik 7. Pengelola : DPU Kebersihan Kab.Bandung 8. Retribusi ditarik saat penyedotan 1. Fasilitas Imhoff tank, Bak Fakultatif, Bak maturasi, Bak Pengering Lumpur 2. Kapasitas 20 m 3 hari 3. Belum pernah difungsikan sama sekali 4. Pompa lumpur tinja dari imhoff tank ke bak fakultatif hilang 5. Sarana penunjang rusak tidak dapat digunakan 6. Pengelola DPU Kebersihan Kabupaten Bandung PEMBUANGAN AKHIR Efluen dari aerasi dibuang ke sumur resapan 1. Pembuangan akhir : ke saluran drainase 2. Hasil lumpur kering, untuk pupuk, di lokasi IPLT Dibuatkan bak resapan untuk meresapkan efluen ke tanah 91 Hal itu mengindikasikan bahwa efluent dari tangki septik yang disaring sebelum dialirkan ke dalam tanah adalah sebesar 67.93 dari volume limbah yang diolah di tangki septik. Sistem sanitasi terpusat kota Soreang terdiri dari sistem jaringan perpipaan Air Limbah dan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL. Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL Soreang tersebut dibangun pada tahun 1993 melalui program BUDP II. Sistem sanitasi setempat terdiri dari tangki septik, sarana angkutan lumpur tinja truk tinja dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPLT. Pada tahun 1996 dibangun IPLT Babakan yang berkapasitas 20 m 3 hari melalui bantuan proyek Propinsi Jawa Barat. Pada tahun 1999 dibangun IPLT Cibeet yang berkapasitas 25 m 3 hari melalui program West Java Urban Development Sector Project WJUDSP. IPLT Cibeet dirancang untuk melayani penduduk di sekitar kota Majalaya sampai dengan tahun 2003. IPLT Cibeet terletak di desa Cibeet Kecamatan Ibun yang berjarak 5 km dari kota Majalaya. Jalan utama ke lokasi IPLT Cibeet merupakan jalan aspal berkelok-kelok dengan tanjakan cukup terjal yang kondisinya relatif baik. Jalan akses ke lokasi IPLT panjangnya sekitar 100 m merupakan jalan aspal dengan tanjakan yang sedang. Lokasi IPLT Cibeet terletak di daerah bukit, dengan luas + 1 ha, di tepi jalan yang menghubungkan kota Majalaya dengan kecamatan Ibun dan kecamatan lainnya di bagian selatan kabupaten Bandung. IPLT Cibeet menggunakan sistem pengolahan biologis dengan aliran gravitasi atau memanfaatkan perbedaan ketinggian yang tersedia. Pada tahap perencanaan awal, IPLT Cibeet dimaksudkan untuk melayani daerah sekitar kota Majalaya yang terdiri dari empat kecamatan, yaitu Kecamatan Majalaya 18 KelurahanDesa, kecamatan Paseh 4 KelurahanDesa, kecamatan Ciparay 7 KelurahanDesa, kecamatan Ibun 2 KelurahanDesa dan daerah lain yang berada pada radius pelayanan + 10 km dari lokasi IPLT. Pada awal tahun 2002 dilakukan serah terima dari pengelola terdahulu yaitu PDAM Cimahi kepada pengelola yang baru yaitu Dinas Pekerjaan Umum Kebersihan Kabupaten Bandung. Setelah serah terima tersebut, daerah pelayanan IPLT Cibeet diperluas sampai ke wilayah bagian timur Kabupaten Bandung, yang meliputi Kecamatan Cicalengka, Ra ncaekek, Ciparay, dan Bale Endah. 92 Pada awal beroperasinya IPLT Cibeet oleh PDAM Cimahi, mobil tinja yang ditempatkan di cabang dinas di Rancaekek. Setelah dikelola DPU kabupaten Soreang, truk tinja ditempatkan di kantor DPU Kebersihan di Soreang. Hal ini menambah jarak tempuh pengoperasian truk tinja, sehingga menambah biaya pengangkutan. Sementara itu, mobil pengangkut tinja yang dioperasikan pihak swasta tarifnya jauh lebih murah dari tarif yang ditetapkan oleh pihak DPU Kebersihan. Pengusaha penyedot tinja swasta tidak membuang muatannya ke IPLT, sehingga pemanfaatan kapasitas IPLT sebesar 25 m 3 hari tidak pernah tercapai. IPLT Babakan dirancang dengan kapasitas pengolahan sebesar 20 m 3 hari. Bangunan instalasi terdiri dari sebuah Imhoff tank, Kolam Fakultatif, Kolam Maturasi dan dilengkapi dengan unit pengering lumpur. Pada perencanaannya, efluent dari kolam maturasi dibuang langsung ke tanah, dengan membuat bidang resapan di sekitar lokasi outlet kolam maturasi. Tetapi karena penduduk sekitar tidak melihat saluran untuk penampung efluen, mereka berpendapat bahwa efluent yang keluar dari kolam maturasi akan mencemari lingkungan, sehingga terjadi penolakan pada operasi IPLT tersebut. Untuk menegaskan penolakan mereka terhadap IPLT, terjadi perusakan bangunan kantor dan rumah jaga, selain itu terjadi pencurian pompa air, sehingga bangunan IPLT tidak dapat berfungsi sama sekali.

4.6.2 Pengelolaan Lumpur Tinja