Urutan Langkah Implementasi Kebijakan

165 - Mengumpulkan data secara berkala minimum setiap tahun sekali. - Melakukan analisa data dan sintesa hasil hasil analisis - Simulasi model untuk penilaian kinerja dan perumusan tindakan perbaikan kinerja yang diperlukan

6.8 Urutan Langkah Implementasi Kebijakan

Berdasarkan rumusan rekomendasi kebijakan dan strategi implementasinya, dan berdasarkan tingkat permasalahan yang dihadapi, maka dapat dirumuskan urutan prioritas implementasi kebijakan perbaikan pengelolaan air limbah kota Majalaya. Rancangan urutan prioritas implementasi kebijakan peningkatan kinerja pengelolaan air limbah kota Majalaya dan sekitarnya adalah sebagai berikut: Langkah ke-1: Melaksanakan pengurasan dan pengangkutan lumpur tinja secara terjadwal. Kegiatan ini dikategorikan kegiatan mendesak dengan sasaran memfungsikan kembali IPLT. Kegiatan ini diawali dengan menginventarisasi jumlah dan penyebaran tangki septik, termasuk menilai kualitasnya. Selanjutnya, ditetapkan jadwal pengurasan per wilayah maupun per unit rumah berdasarkan usia tangki septik atau jadwal terakhir tangki septik dikuras. Penyuluhan kepada masyarakat dan pengusaha angkutan lumpur tinja tentang maksud, tujuan dan sasaran serta rencana penjadwalan pengurasan tangki septik termasuk mekanisme penarikan tarif retribusi secara bulanan. Pelatihan kepada operator, pengelola angkutan truk tinja dan juga kepada masyarakat perlu dilakukan, khususnya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola sanitasi secara komprehensif. Langkah ke-2: Melaksanakan perencanaan program dan kegiatan investasi jangka menengah secara terintegrasi. Kegiatan ini ditujukan untuk menghasilkan memorandum program yang berisi daftar kebutuhan kegiatan dan kebutuhan investasi serta jadwal 166 implementasinya. Daftar kegiatan dan kebutuhan investasi tersebut termasuk kegiatan penelitian, survey, disain, konstruksi fisik dan pengawasan konstruksi, monitoring manfaat program. Termasuk ke dalam program tersebut adalah kegiatan pelatihan, penyuluhan, penetapan standar prosedur operasi, penilaian kembali besarnya tarif, dll. Selain memorandum program, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan memorandum pendanaan program yang berisi pembagian peran dalam pendanaan investasi. Pendanaan tersebut dapat berasal dari anggaran pemerintah, swasta maupun masyarakat. Kedua memorandum program tersebut merupakan bahan untuk penyuluhan, sosialisasi dan bahan untuk memperoleh kesepakatan tentang pembagian peran dalam mewujudkan investasi dari tahap persiapan sampai dengan konstruksi fisik dan operasi serta pemeliharaan sistem yang dibangun. Apabila semua pihak yang berkepentingan dapat dilibatkan dalam proses tersebut, diharapkan dapat menghasilkan sistem yang beroperasi secara berkelanjutan. Hal itu dimungkinkan karena ketika rasa memiliki sistem dapat tercipta oleh semua pihak yang berkepentingan, maka semua pihak juga berkepentingan memelihara kelangsungan operasional dari sistem yang dibangun.

Bab VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah berapa kesimpulan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini. 7.1.1 Keadaan eksisting 1. Keadaan pelestarian fungsi lingkungan kota Majalaya, dinilai lebih baik bila dibandingkan dengan kota kecama tan lainnya di kabupaten Bandung. Namun, fasilitas sanitasi kota Majalaya lebih buruk bila dibandingkan dengan kota kecamatan lainnya di kabupaten Bandung. 2. Rasio fasilitas sanitasi setempat di kota Majalaya yaitu rasio tangki septik dan sistem pengolahan pasca tangki septik tidak seimbang, sehingga pengolahan limbah tidak sempurna dan meningkatkan beban cemaran. 7.1.2 Model yang dikembangkan 1. Dua Model Pelestarian Fungsi Lingkungan berbasis EkoSanita IPLT yang telah dikembangkan pada penelitian ini adalah i model IPFLH dan ii model EkoSanita-IPLT 2. Model IPFLH dikembangkan untuk digunakan sebagai perangkat evaluasi kinerja pengelolaan lingkungan perkotaan sedangkan model EkoSanita-IPLT untuk merumuskan kebijakan dan strategi perbaikan pengelolaan lumpur tinja 7.1.3 Perbandingan Model Eksisting dengan model ideal 1. Keunggulan model ideal terhadap model eksisting dinilai dari bangkitan volume air limbah di badan air, daya tampung lingkungan perkotaan dan tarif retribusi per pelanggan 2. Simulasi model ideal EkoSanita-IPLT dapat menurunkan volume air limbah di badan air sebesar 2 362 609 m3, meningkatkan daya tampung lingkungan perkotaan sebesar 1 457 734 kg,