82 Tabel 12. Keadaan Prasarana dan Sarana Pendidikan 2000-2004
No Uraian
Satuan 2000
2001 2002
2003 2004
1 2
3 4
5 6
7 8
Majalaya
a. Gurumurid Rasio
0.04 0.04
0.04 0.04
0.03 1
b. muridkelas Rasio
48.77 60.45
53.76 42.66
44.94
Daerah Pelayanan IPLT
a. Gurumurid Rasio
0.04 0.04
0.04 0.04
0.04 2
b. muridkelas Rasio
42.79 44.84
42.76 42.24
43.14
Kabupaten Bandung
a. Gurumurid Rasio
0.04 0.04
0.04 0.04
0.04 3
b. muridkelas Rasio
40.94 38.55
38.83 39.04
39.76 Sumber : BPS d iolah
4.4.3 Prasarana dan Sarana Air Minum Sanitasi
Ketersediaan prasarana dan sarana Air Minum dan Sanitasi dikaji dari i presentase penduduk yang mendapat akses ke PDAM, ii proporsi keberadaan
tangki septik terhadap jumlah rumah, iii proporsi Sarana Pengelolaan Air Limbah SPAL terhadap total prasarana sanitasi, dan iv presentase cakupan
pelayanan jamban keluarga Jaga. Ketersediaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di daerah penelitian, dirangkum pada Tabel 13.
Pada tahun 2004, proporsi penduduk kota Majalaya yang mendapat akses pelayanan PDAM adalah sebesar 28.60. Angka tersebut lebih kecil daripada
angka nasional tahun 2002 yang mencapai 39 dari penduduk perkotaan Kimpraswil- UN Habitat 2003. Namun, pelayanan PDAM kota Majalaya masih
lebih tinggi daripada di daerah pelayanan IPLT dan di kabupaten Bandung. Dari cara memperoleh air PDAM, penduduk kota Majalaya yang memperoleh air
PDAM secara bersama komunal lebih sedikit bila dibandingkan dengan penduduk di daerah pelayanan IPLT maupun di kabupaten Bandung atau lebih
banyak yang memperolehnya secara individu non komunal. Hal itu mengindikasikan bahwa daya dukung prasarana air PDAM kota Majalaya lebih
tinggi daripada daerah lainnya. Berbeda dengan pelayanan PDAM, pelayanan sanitasi kota Majalaya lebih rendah bila dibandingkan dengan kecamatan lain di
daerah pelayanan IPLT maupun di skala kabupaten Bandung.
83
Tabel 13. Prasarana dan Sarana Air Minum dan Sanitasi 2000-2004
No Uraian
Satuan 2000
2001 2002
2003 2004
1 2
3 4
5 6
7 8
Majalaya
a. Ledeng total
9.47 31.88
ND 30.37
28.60 b. Tangki Septik
Unittotal rumah ND
ND 0.24
0.30 0.20
c. SPAL Unittotal sarana
ND 0.18
0.16 ND
0.17 d. AM KomunalNon Komunal
Rasio ND
ND 0.44
0.51 0.12
1
e. Jamban Keluarga total
44.00 44.00
25.00 40.43
49.72
Daerah Pelayanan IPLT
a. Ledeng total
8.53 33.44
ND 17.08
16.23 b. Tangki Septik
Unittotal rumah ND
ND 0.29
0.42 0.38
c. SPAL Unittotal sarana
0.15 0.15
0.23 0.24
0.28 d. AM KomunalNon Komunal
Rasio ND
ND 0.62
0.35 0.19
2
e. Jamban Keluarga total
46.42 46.42
27.78 43.72
52.91
Kabupaten Bandung
a. Ledeng total
4.15 9.32
ND 9.08
8.89 b. Tangki Septik
Unittotal rumah ND
ND 0.48
0.45 0.48
c. SPAL Unittotal sarana
0.13 0.13
0.20 0.26
0.27 d. AM KomunalNon Komunal
Rasio ND
ND 0.41
0.43 0.20
3
e. Jamban Keluarga total
51.28 51.28
34.39 51.34
51.30 Sumber : BPS dan Suseda diolah
Proporsi penduduk kota Majalaya yang memperoleh akses ke pelayanan sanitasi yang telah diperbaiki improved adalah tangki septik 20, SPAL 17
dan jamban keluarga 49.72. Sementara itu, di daerah pelayanan IPLT, akses ke tangki septik 38, SPAL 28 dan jamban keluarga 52.91. Pada skala
kabupaten Bandung, akses ke tangki septik 48, SPAL 27 dan jamban keluarga 51.3. Hal itu mengindikasikan bahwa daya dukung prasarana dan
sarana sanitasi di kota Majalaya lebih rendah bila dibandingkan rata-rata daerah pelayanan IPLT maupun rata-rata di kabupaten Bandung. Keadaan sanitasi kota
Majalaya tersebut berpotensi mencemari sumber air minum penduduk, terutama yang berasal dari sumur gali maupun sumur pipa yang menggunakan pompa
tangan maupun pompa listrik. Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas air sumur penduduk di
15 limabelas lokasi menyimpulkan bahwa 73.33 sumber air penduduk kota Majalaya telah tercemar lumpur tinja. Jumlah bakteri koli di 10 lokasi mencapai
120-2400 bakteri koli total coliform100ml dan jumlah koli tinja berkisar antara
84 2-49 koli tinja faecal coliform100ml. Syarat maksimum yang diperbolehkan
untuk air bersih adalah 50 total coliform100ml atau 0 koli tinja faecal coli100ml PerMenKes 1990. Hal itu berarti bahwa fasilitas sanitasi kota
Majalaya belum terpelihara secara memadai sehingga limbah rumah tangga diperkirakan telah mencemari sumber air penduduk.
Penyediaan prasarana dan sarana sanitasi, pada dasarnya terkait dengan banyaknya air limbah rumah tangga yang dibangkitkan. Banyaknya air limbah
rumah tangga terkait erat dengan konsumsi air minum rumah tangga Dari hasil analisis data primer terhadap konsumsi air minum menyimpulkan bahwa
konsumsi rata-rata air minum kota Majalaya adalah 252.675 literoranghari, sedangkan angka maksimum dan minimumnya adalah 356 literoranghari dan
149.35 literoranghari. Hal itu berarti bahwa volume bangkitan air limbah kota Majalaya pada tahun 2005 adalah 80 x 252.675 literoranghari x 141 469 +
2 980 jiwa = 29 198 920.86 m
3
hari.
4.4.4 Prasarana dan Sarana Perumahan