100 regresi polinomial yang nilainya R
2
= 1.0 lebih baik daripada regresi sederhana yang menghasilkan nilai R
2
0.50. Hasil pendugaan parameter Indeks Kehidupan dan Penghidupan Penduduk IKPP dengan menggunakan model
polinomial untuk kota Majalaya dan kota-kota kecamatan lainnya dirangkum pada Tabel 26.
Tabel 26. Hasil Pendugaan Parameter Model IKPP
Koefisien Regresi Model Polinomial R
2
=1 IKPP
a b
c d
AJK koef regresi
Majalaya -42.517
452.7 -1516.6
1644 2282.45
Rata-rata DP IPLT 7.74
88.086 317.77
-343.66 476.34
Rata-rata Kabupaten 0.3477
-4.4559 20.034
-24.412 31.89
Rata-rata total 0.6234
-8.4713 38.09
-47.218 61.26
max DP IPLT 24.71
-278.17 991.77
-1068.5 1484.35
max Kabupaten 11.455
-123.85 437.87
-471.09 655.08
Catatan: IKPS=aX
4
+ bX
3
+cX
2
+ dX + e a,b,c,d,e = koefisien regresi dan X=tahun
Sebagaimana tercermin pada Gambar 12, IKPP kota Majalaya sangat dinamis. Oleh karena itu, meskipun, perkembangan IKPS Kota Majalaya 4.97
lebih rendah daripada rata-rata daerah pelayanan IPLT, perkembangan IKPP Kota Majalaya 5.9 kali lebih besar dari kecamatan lainnya di daerah pelayanan
IPLT. Perkembangan IKPP Kota Majalaya juga lebih besar dari seluruh skenario kecamatan di kabupaten Bandung. Hal tersebut memberi indikasi bahwa
perkembangan pemanfaatan prasarana dan sarana lingkungan kota Majalaya selama periode 5 lima tahun yang lalu sangat efektif bila dibandingkan dengan
kota kecamatan lainnya.
5.1.2.3 Efektifitas Investasi Prasarana dan Sarana Lingkungan
Efektifitas investasi pembangunan prasarana dan sarana lingkungan diukur dengan cara membandingkan hasil outcome investasi dengan inputnya.
Semakin besar rasio hasil investasi dengan investasi yang dilakukan, maka semakin efektif investasi itu.
Sebagaimana yang tertera pada Gambar 13, kecuali pada tahun 2002, investasi prasarana dan sarana lingkungan kota Majalaya lebih efektif bila
dibandingkan investasi yang dilakukan di kecamatan lainnya di daerah pelayanan IPLT maupun di kabupaten Bandung. Walaupun demikian, nilai efektifitas
101 investasi prasarana dan sarana lingkungan kota Majalaya cenderung menurun
selama lima tahun terakhir
Gambar 13. Grafik Efektifitas Investasi Pembangunan Prasarana dan Sarana Lingkungan Kota Majalaya
5.1.2.4 Peringkat Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan
Dari sebanyak 45 kecamatan kota di kabupaten Bandung, pelestarian lingkungan kota Majalaya selama periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2004
selalu menempati peringkat 3 tiga besar Gambar 14. Peringkat kedua didapat oleh kecamatan Rancaekek yang pernah mendapat peringkat pertama pada tahun
2002 dan diikuti berturut-turut oleh kecamatan Ciparay, kecamatan Paseh, Kecamatan Pacet dan Kecamatan Ibun.
Kecamatan Ciparay pernah menduduki peringkat kedua pada tahun 2002 ketika kecamatan Rancaekek menduduki peringkat pertama. Kecamatan Paseh
pernah menduduki peringkat ketiga pada tahun 2001 ketika kecamatan Kota Majalaya menduduki peringkat kedua.
Adanya perubahan peringkat tersebut memberi gambaran terjadinya kompetisi antar wilayah dalam rangka mempertahankan daya dukung dan daya
tampung wilayahnya masing- masing.
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00
Majalaya 46,47
79,82 64,66
dp IPLT 76,86
68,46 54,18
Kabupaten 40,55
40,83 44,13
2002 2003
2004
efektivitas
102
44 37
28 21
9 4
31 23
21 17
1 13
44 31
41 6
1 4
39 37
26 4
2 15
32 23
24 5
1 16
10 20
30 40
50 Pacet
Ibun Paseh
Rancaekek Majalaya
Ciparay
2004 2003
2002 2001
2000
Gambar 14. Peringkat Pelestarian Lingkungan Kota Majalaya 2000-2004 Upaya mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan
tersebut pada dasarnya ditujukan untuk mempertahankan kualitas kehidupan dan penghidupan penduduk yang telah dicapai sebelumnya dan bilamana
memungkinkan ditingkatkan kualitasnya.
5.1.2.5 Kontribusi Sektor Pada Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan