Permodelan Prediktif Keintiman Pelanggan

5.1.2.2. Permodelan Prediktif

Keintiman pelanggan dikaitkan dengan penjualan akan menunjukkan permodelan prediktif. Berdasarkan pada Tabel 12, bahwa permodelan prediktif adalah model pemasaran yang diterapkan oleh suatu usaha bisnis kepada konsumennya. Model pemasaran ini dapat memberikan gambaran kepada PKPBDD tentang model pemasaran yang telah ditetapkan untuk pelanggan dan mengevaluasi model mana yang cocok untuk setiap segmennya. Pada poin ini akan digali pengalaman pelanggan terhadap model pemasaran yang sudah diterapkan PKPBDD. Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada pelanggan, terdapat persamaan pada segmentasi konsumen besar, pasar tradisional dan UKM olahan dalam menilai model pemasaran di PKPBDD. Pada segmentasi konsumen besar Carrefour dan Makro berpendapat model pemasaran PKPBDD sudah bagus. Hal ini disebabkan karena PKPBDD telah terjadwal dalam mengantar barang dan memberikan informasi ketika tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen besar. Model ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan untuk pemasaran ke depannya. Pada segmentasi pasar tradisional UD. Kharisma Buah dan UD. Surya Buah berpendapat model pemasaran PKPBDD sudah bagus. Hal ini disebabkan pasar tradisional tidak mengetahui banyak tentang model pemasaran di PKPBDD dan hanya mengetahui transaksi jual beli belimbing. Namun demikian, sampai saat ini model pemasaran dinilai bagus dan tidak bermasalah. Pada segmentasi UKM olahan UKM Winner dan UKM Delira berpendapat tidak mengetahui secara jelas tentang model pemasaran, PKPBDD 88 selama ini dianggap kurang bagus dalam pemasarannya. Kurangnya PKPBDD dalam pemasaran, disebabkan belum memenuhinya PKPBDD untuk memasarkan hasil olahan belimbing dan tidak sesuai dengan komitmen awal, sementara awalnya UKM olahan ini harusnya menjadi satu pemasarannya di PKPBDD yang menerapkan “pemasaran satu pintu buah dan olahan belimbing”. Komitmen ini diharapkan UKM olahan untuk dipertanggungjawabkan oleh PKPBDD. Pada segmentasi outlet buah segar, terdapat perbedaan yang siginifikan dalam menilai model pemasaran. Pada TBS menilai PKPBDD bagus dalam memasarkan dan PKPBDD lebih unggul jika dibandingkan dengan supplier lainnya. Perbedaannya dari TBS, JFM menilai PKPBDD kurang baik dalam memanajemen pemasaran. Adanya perbedaan antara TBS dan JFM dikarenakan penilaian JFM bahwa PKPBDD kurang agresif dibandingkan supplier lainnya, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan JFM. Berdasarkan penjelasan model pemasaran dan deskripsi pelanggan mengenai model pemasaran yang diterapkan oleh PKPBDD, sebagian besar pelanggan 62,5 yang merupakan konsumen besar, pasar tradisional dan TBS memandang model pemasaran di PKPBDD sudah bagus dan perlu dipertahankan. Namun demikian 37,5 yang merupakan UKM olahan dan JFM berpendapat model pemasaran di PKPBDD kurang bagus karena kurangnya persediaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada UKM olahan, model pemasaran kurang bagus karena komitmen awal untuk memasarkan satu pintu belum terlaksana dengan baik di PKPBDD. 89

5.1.2.3. Data Historis Penjualan