3. 2. Nahum Situmorang 1908-1969 LAGU BATAK TOBA POPULER

108 ingin mempraktekkan apa yang ia peroleh di bangku sekolah pendidikan guru. Setahun kemudian ia pulang ke kampung halamannnya di Siboga dan mulai bekerja sebagai guru pada sekolah swasta Bataksche Studiefonds hingga tahun 1932. Hanya beberapa tahun menjadi pengajar di kampung halamannya ia kembali melakukan terobosan baru untuk pindah ke kota lain. Tahun 1932 ia kemudian pindah ke Tarutung untuk bergabung dengan abangnya Guru Sophar Situmorang dan mendirikan HIS-Partikelir Instituut Voor Westers Lager Onderwijs yang berlangsung hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942. 34 Tahun 1950-1960 adalah merupakan puncak kejayannya, kurun waktu tersebut merupakan saat yang paling produktif dimana ia menciptakan begitu banyak lagu. Dari aktivitasnya sebagai pemusik, komposer dan penyanyi ia mendapatkan berbagai surat penghargaan dari organisasi kebudayaan, masyarakat dan dari pemerintah. Dan penghargaan yang terakhir yang ia peroleh adalah penghargaan Anugerah Seni dari pemerintah Indonesia dalam rangka Ulang Tahun Republik Indonesia pada tanggal 17- 08-1969. Karena kecintaannya terhadap musik dan kesibukannya dalam berkarya Nahum membiarkan hidupnya sendir tanpa pernah membentuk keluarga. Perjalanan hidup dan kegiatannya berakhir ketika Nahum Situmorang pada akhir tahun 1966 jatuh sakit dan dirawat di RSUP Medan selama hampir 3 tahun, dan pada pada tanggal 20 Oktober 1969 34 Situmorang, Suhunan, Ensiklopedia Tokoh Batak, http:tokohbatak. wordpress.com 20090902 nahum-situmorang. 20Maret 2013. 109 ia menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah menyumbangkan bakat dan karya seninya untuk orang Batak dan bangsanya Indonesia. 35 1. 3. 3. 1. Lagu Nahum Situmorang Dari seratus lebih lihat: Lampiran 6 Lagu Nahum Situmorang lagu yang diciptakan Nahum, hampir semuanya dapat dikategorikan ke dalam jenis musik populer. Instrumen khas pada lagu-lagunya adalah menggunakan iringan gitar akustik. Meskipun lagu-lagu tersebut diciptakan di era-sebelum 70-an namun lagu-lagu Nahum sangat dikenal dan masih dicintai masyarakat Batak sampai sekarang. Ada sesuatu yang lain dari karya Nahum, dari sekian banyak lagu yang diciptakan sangat sukar untuk menemukan cirri khas musik Batak. Ia lebih banyak menggunakan tangga nada diatonik Barat pada lagu-lagunya dan menggunakan irama musik yang sangat kental dengan musik populer Amerika Latin. Salah satu contoh lagu Nahum ditampilkan berikut ini dengan judul lagu Pulo Samosir berikut ini. 35 Ibid. 110 Pada lagu Pulo Samosir ini, Nahum menggunakan irama calypso dan tangga nada diatonik barat, 1 2 3 4 5 6 7 i, padahal musik Batak Toba juga mempunyai tangga nada sendiri yaitu pentatonik: 1 2 3 4 5 dan 1 2 3 5 6. Satu-satunya unsur yang menjadi ciri khas dari komposisi Nahum pada lagu ini adalah syair lagunya ditulis dalam bahasa Batak Toba. Isi syair yang menceritakan tentang Pulau Samosir sebagai tempat seseorang berasal dan senantiasa dirindukan dan dibanggakan kemanapun pergi. Dari 120 lagu ciptaan Nahum Situmorang yang pernah tercatat, 36 lagu-lagu tersebut dapat dimasukkan ke dalam kategori irama musik seperti berikut ini: Ala ni ho cha-cha; Nunga Tarhirim samba; Sitogol calypso; Malala Rohangki tango; 36 Lihat pada Lampiran 9: Lagu-lagu dan kategori irama lagu karangan Nahum Situmorang.