3. 2. Lagu 10: Anakku Naburju LAGU BATAK TOBA POPULER
147
Natua tua mi Dung hupaborhat ho namarsikkola i
Tu luat na dao i amang Benget do ho amang, benget do ho
Manaon na dangol i
Molo huingot do sude tahe amang Pangalahom naung salpu i
Sipata lomos do natua-tuamon Disihabunion i
Hutangiangkon do mansai gomos amang Anggiat muba rohami
Dijalo do amang dijalo do tangiangki amang
Ref. Ipe amang, hasian ku
Anakku naburju Pagomos ma tangiang mi
Tu Mulajadi Nabolon I Anggiat ma ture, sude hamu
Pinopparhi amang Marsiamin-aminan, marsitukkol-tukkolan
Songon suhat di robean i
Dung lam dao amang, pangarantoan mi Anakku na lagu
Dihaburjuhonho do i sude amang Ditano sileban i
Mauliate ma tadaok tu Tuhan i Dinaung jinalo mi amang
Jumpangmu do amang jumpangmu do Najinalahan mi
Orangtuamu Setelah kuberangkatkan kau untuk sekolah
Ke tempat yang jauh sayang Engkau tabah, engkau tabah
Menanggung penderitaan
Kalau kuingat semua, sayang Kelakuanmu di masa lalu
Kadang orangtuamu menjadi cemas Dalam kesunyian
Aku doakan dengan sunguh-sunguh anakku Semoga engkau berubah
Doaku dikabulkan anakku doaku dikabulkan
Ref. Hai anakku, yang kusayang,
Anakku yang baik Sungguh-sungguhlah dalam doamu
Kepada Tuhan Yang Mahakuasa
Kiranya kalian menjadi baik semuanya Keturunanku sayang
Saling mendoakan, saling memndukung Bagaikan tanaman talas di lereng bukit
Ketika semakin jauh sayang, tempatmu merantau Anakku yang kusayang
Kau berusaha melakukan yang baik, sayang Di tempat yang asing
Terima kasih kita ucapkan kepada Tuhan Karena Engkau mendapatkan sayang
Engkau menemukan, engkau menemukan Yang kau cari
Menggunakan tangga nada diatonik, lagu bertempo lambat, tenang berirama slow rock model lagu andung populer. Anak yang baik biasanya dihubungkan dengan anak
yang mendengar nasihat orangtua. Karena bagi orang Batak memberi nasihat kepada anak adalah sebuah ritual orangtua atau orang yang dituakan, dan menjadi kewajiban,
sedangkan menurutinya adalah kewajiban anak. Sehingga kalau seorang anak bisa mendengar dan melakukan apa yang dinasihatkan oleh orangtuanya, atau orang yang
dituakan, maka anak tersebut akan disebut menjadi amang hasianku anak yang
148
kusayang. Begitulah dikisahkan dalam lagu Anakku na Burju, ketika orangtua memberangkatkan anaknya ke negri yang jauh untuk sekolah, anak tersebut ingat akan
apa yang telah dinasihatkan orangtuanya kepadanya. Ingot do ho amang diangka poda ni, natua tua mi. Dari hasil nasihat itu, anak tersebut ternyata bisa tekun dan sabar di
perantauan meskipun mengalami penderitaan . Karena sebelum diberangkatkan, ada kekhawatiran terhadap anaknya karena selama ini tingkah lakunya kurang baik, sehingga
orangtuanya menjadi cemas dan was-was. Namun untuk mengatasi semua itu masih ada ‘senjata’ yang paling ampuh yang masih dimiliki orangtuanya yaitu melalui doa yang
dipanjatkan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Doa yang sungguh-sunggu yang dipanjatkan oleh orangtua tersebut, juga diminta dilakukan oleh anaknya yang berada di
perantauan agar berdoa kepada Mulajadi Nabolon Tuhan Yang Maha Agung. Suatu
yang dibanggakan oleh orangtuanya ternyata anaknya melakukan dengan sungguh- sungguh dan rajin semua tugasnya sebagai seorang pelajar . Sebagai rasa syukur, mereka
berterima kasih kepada Tuhan atas segala berkat dan kesuksesan yang diberikan kepada anak mereka dengan meraih cita-citanya yang selama ini diidam-idamkan.
4. 4. Lagu Tentang Anak Sebagai Kekayaan
Memiliki anak laki-laki dan perempuan adalah harapan semua orangtua Batak yang dimaksud dalam ideologi 3H. Meskipun dalam ideologi tersebut anak dihubungkan
dengan hagabeon, tetapi di dalam lagu Nahum Situorang, anak dikategorikan sebagai bagian dari kekayaan. Karena memiliki anak adalah menjadi bagian dari harapan
keluarga Batak. Digambarkan berharga seperti kepemilikan dalam bentuk materi uang dan barang. Oleh karena anak begitu berharga, maka orang Batak sangat menjunjung
149
tinggi dan harus memperjuangkannya, melalui pendidikan dan usaha lain seperti menyuruh merantau karena dengan jalan itu seorang anak kelak diharapkan dapat
memenuhi apa yang terdapat dalam ideologi sebagai kekayaan dan kehormatan. Alasan pemilihan satu lagu pada tema ini: Anakhonhi do Hamoraon di Au, sudah
cuku karena lagu ini sangat terkenal. Isi pada lagu ini sudah begitu kuat dipegang oleh orang Batak dari era-sebelum tahu 70-an, era setelah 70-an dan sampai sekarang. Dan
buktinya hampir di setiap pesta pernikahan Batak Toba lagu ini dinyanyikan atau dimainkan secara instrumentalia.
4. 4. 1. Lagu 11: Anakkonhi do Hamoraon di Au
Lagu Anakhonhi do hamoraon di Au, ciptaan Nahum Situmorang, dinyanyikan oleh Victor Hutabarat.
Anakhonhi do hamoraon di Au
67
Cipt. Nahum Situmorang Victor Hutabarat
Ai tung so boi pe ahu laho tu paredang-edangan Tarsongon dongan dongan hi da na lobi pansarian
Alai sude nang geleng hi da dang jadi hahurangan Anakkon hi do naumarga di au.
Nang so tarihut hon au pe angka dongan Ndada pola marsak au disi
Alai anakhonhi da dang jadi hatinggalan Sian dongan magodang na i
Hugogo pe mansari arian nang bodari Laho parsikkolahon geleng hi
Naingkon marsikkola na satimbo timbo na Singkat ni na tolap gogokki
Anakku adalah kekayaan bagiku Cipt. Nahum Situmorang
Victor Hutabarat
Meskipun aku tidak bisa pergi jalan-jalan Seperti teman-teman yang berkelimpahan
Namn semua anak-anakku jangan sampai kekurangan Anakkulah yang paling berharga bagiku
Biarpun aku tidak bisa mengikuti teman-teman Aku tidak perlu bersusah hati
Tetapi anakku tidak boleh ketinggalan Dari teman-teman sebayanya
Biarpun aku bekerja keras, siang dan malam Untuk menyekolahkan anak-anakku
Mereka harus sekolah sampai setinggi-tingginya Sampai batas kemampuanku
67
http:musiklib.orgLagu_Batak-Anakkon_Hi_Do_Hamoraon_Di_Au-Lirik_Lagu.htm. 14-10- 2014.