5. Lagu Tentang Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon

152 diberkati dipasu-pasu dan bahagia. Sebaliknya keluarga yang tidak memiliki anak laki- laki dan perempuan dikategorikan sebagai yang berkekurangan marhahurangan dan belum bahagia. Bagian ketiga dari ideologi adalah hasangapon kehormatan dan bagian ini adalah bagian yang sulit untuk memenuhinya. Seseorang bisa saja sudah kaya mamora, sudah mempunyai keturunan gabe, tetapi belum tentu terhormat sangap. Mengenai bagaimana orang Batak mewujudkannya, itulah yang tertuang dalam syair- syair lagu yang menjadi bahan utama dari penelitian ini. Sebagai bahan kajian isi syair lagu yang berhubungan dengan ideologi 3H akan diambil 2 contoh lagu dengan judul Alusi Au dan Hagabeon. Dan hal yang penting dari 2 lagu tersebut adalah karena dua-duanya mencantumkan secara lengkap istilah hamoraon, hagabeon, hasangapon, meskipun dengan urutan yang berbeda. Dua lagu dianggap cukup menyuarakan tentang ideologi 3H, meskispun dengan penekanan dimensi yang berbeda.

4. 5. 1. Lagu 12: Alusi Au

Lagu Alusi Au, Cip. Nahum Situmorang, dinyanyikan oleh Eddy Silitonga. 68 http:myfavouritesong.wordpress.com20100227alusi-au-lagu-batak. 14 Oktober 2014. Alusi Au 68 Cip. Nahum Situmorang Eddy Silitonga Maragam - ragam do anggo sita – sita, dihita manisia Marasing - asing do anggo pangidoan diganup - ganup jolma Hamoraon, hagabeon, hasangapon ido di lului na deba Jawablah Aku Cip. Nahum Situmorang Eddy Silitonga Bermacam-macam cita-cita, bagi kita manusia Berbeda-beda permintaan, bagi setiap manusia Kekayaan, keturunan, kehormatan itulah dicari sebagian orang 153 Lagu menggunakan tangga nada diatonik, lagu yang bertempo cepat, rancak, berjenis rumba Ciptaan Nahum Situmorang, yang dinyanyikan oleh Trio Ambisi menghantarkan lagu berideologi 3H. Ada sudut pandang yang berbeda mengenai ideologi 3H dalam lagu ini. Inti pada lagu ini bukan untuk mengajarkan bagaimana ideologi 3H itu dijalankan, namun hanya membandingkan bagaimana setiap orang berjuang demi kepentingnnya masing-masing. Syair dalam lagu ini, memuat latarbelakang konteks percintaan, yang dialami oleh dua sejoli muda-mudi. Yang membandingkan betapa sesuatu yang dicari adalah yang berharga sesuai dengan cara memandang mereka masing-masing. Pada umuny semua orang memiliki cita-cita yang ingin diraihnya, dan masing-masing ingin medapatkan apa yang dicarinya. Ada usaha membandingkan apa yang ingin dicapai oleh banyak orang. Bagi sebagian orang hamoraon, hagabeon, hasangapon itu perlu dicapai, Hamoraon, hagabeon, hasangapon ido di lului na deba Dinadeba tung asal tarbarita goarna tahe Anggo di au tung asing do sita-sita Asing pangidoanku Mansai ambal pe unang pola mangissa, hamu tahe diau Sasude na nahugoari i ndadai saut di au Sita - sita di au tung asing situtu do tahe Ref. Tung holong ni roham, i sambing do na huparsita-sita Tung denggan ni basam, basami do nahupaima-ima Asi ni roham ma ito, unang loas au maila Beha roham, dok ma hatam, Alusi au... Alu... si... au... Alu... si... au... Alu... si... au… Alu…si…au… Bagi sebagian lagi, asalkan namanya tersohor Kalau bagiku sangat berbeda cita-cita, berbeda permintaanku Biarpun lain jangan sampai menghina kalian padaku Semua yang kusebut itu, bukan itu yang jadi Cita-cita bagiku sangatlah berbeda Ref. Hanya sayangmu, Itu sajalah yang kucita-citakan Hanya kebaikanmu itulah yang kunantikan Pengasihanmu sayang, jangan biarkan aku malu Apa katamu, katakanlah, Jawablah aku Jawablah aku Jawablah aku Jawablah aku Jawablah aku