2. Kekuatan Modal untuk Mencapai Tujuan
163
sangat membutuhkan modal. Tujuan yang digariskan untuk dicapai dalam ideologi 3H adalah mora kaya, gabe mempunyai anak, sangap terhormat. Perjuangan yang
sedang dipertarungkan oleh orang Batak adalah kesejahteraan. Perjuangan kesejahteraan telah termuat dalam ideologi 3H. Untuk menjalankannya orang Batak memerlukan suatu
strategi. Orang Batak memerlukan modal untuk meraih apa yang telah digariskan dalam ideologi 3H, dan membutuhkan berbagai modal untuk meraih apa yang sedang
diperjuangkan di tengah arena. Dalam pandangan Bourdieu untuk berada pada arena kekuasaan dilihat dari
berapa besar modal yang dimiliki seseorang. Modal-modal tersebut sangat relevan digunakan oleh orang Batak dalam berusaha mencapai yang diperjuangkan. Adapun
modal-modal yang mungkin dicapai untuk sebuah kedudukan dan kekuasaan dapat diperoleh menurut Bourdieu melalui modal ekonomi, modal kultural, modal sosial, dan
modal simbolik. Modal-modal yang mungkin dicapai melalui arena pertarungan seperti yang digambarkan Bourdieu dalam empat kategori
4
dan penjelasan yang diberikan oleh Hariatmoko
5
. Empat modal yang akan dibahas sangat relevan dengan perjuangan yang sedang digagas oleh orang Batak untuk mencapai cita-cita. Modal-modal ini sangat sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai sebagaimana termuat dalam ideologi 3H. Pertama, modal ekonomi economic capital, yakni berupa harta kekayaan seperti
properti, uang, sarana produksi, sarana finansial, kapital yang mudah dikonversikan ke
4
Jenkins, Richard.1992. Pierre Bourdieu Routledge, London, ditejemahkan oleh Nurhadi. 2010. Membaca Pikiran Pierre Bourdieu, Kreasi Wacana Offset, Bantul, p.125.
5
Haryatmoko. 2010. Dominasi Penuh Muslihat, Akar Kekerasan dan Diskriminasi, Jakarta, Gramedia. pp.17-18.
164
kapital-kapital lain.
6
Modal capital adalah suatu energi sosial yang terjadi hanya ada dalam arena pertarungan yang terus menerus harus diperjuangkan sampai mendapatkan
hasil. Salah satu yang menjadi penghambat bagi orang Batak untuk meraih kesuksesan ideologis hamoraon adalah karena lemahnya modal ekonomi. Ideologi diperlukan
sebagai energi untuk memberi motivasi sehingga perjuangan melalui dukungan modal ekonomi meskipun kecil masih dapat diandalkan untuk menopang perjuangan menuju
sukses. Kedua, modal sosial social capital, yakni berupa sumber-sumber sosial seperti
berbagai jenis relasi, jaringan sebagai sumber daya untuk penentuan kedudukan sosial seseorang, akumulasi modal atau efektivitas tindakan.
7
Mencapai modal sosial juga akan berdampak pada pencapaian cita-cita ideologi hasangapon. Seseorang akan diuji dalam
kehidupan bermasyarakat dalam hal bersosialisasi dan interaksi. Karena dalam modal sosial dibutuhkan suatu kemampuan sosial untuk menjalin relasi antar pribadi dan antar
institusi, dan relasi-relasi lain seperti relasi di bidang bisnis. Kaitan dengan relasi kultural modal sosial akan berfungsi untuk menciptakan suatu hubungan yang saling menghargai.
Bagi orang Batak modal sosial seseorang menjadi sangat penting bila dihubungkan dengan peran seseorang pada sistem dalihan natolu. Karena dalam sistem dalihan natolu
kedudukan setiap orang sudah tertentu, ada unsur dominasi-subordinasi namun dalam upacara adat perbedaan kedudukan dapat diterima sebagai aturan adat ruhut-ruhut
paradaton yang dapat dipahami.
6
Ibid. p.17.
7
Haryatmoko. 2010. Dominasi Penuh Muslihat, Akar Kekerasan dan Diskriminasi, Jakarta, Gramedia. p.17.
165
Ketiga, modal kultural cultural capital, yakni berupa aset-aset informasi seperti pengetahuan yang legitim, ijazah, pengetahuan, kode budaya, cara berbicara, kemampuan
menulis, cara bergaul yang berperan dalam penentuan kedudukan sosial.
8
Bagi orang Batak modal kultural ini juga sebagai bagian dari perjuangan ketika seorang anak telah
masuk di arena pendidikan, berhasil memperoleh ijazah, atau gelar. Modal kultural adalah sebagai modal yang akan memberi dampak besar terhadap tercapainya modal-
modal lainnya, seperti kekayaan. Logikanya adalah kalau sukses di bidang pendidikan, lulus, itu adalah merupakan jalan untuk bisa meraih modal ekonomi melalui pekerjaan
yang layak, dan modal-modal yang lain. Keempat, modal simbolik symbolic capital, yang wujudnya berupa prestise
gengsi sosial, jabatan, mobil mewah, kantor, prestise, gelar, status tinggi, nama besar keluarga.
9
Modal simbolik bagi orang Batak adalah salah satu cita-cita ideologis yang paling tinggi. Seseorang berada pada atau meraih modal simbolik ini, mengindikasikan
bahwa seseorang telah berada pada kedudukan puncak dalam sistem adat masyarakat Batak, karena seseorang telah berada pada kedudukan sangap terhormat-mulia. Juga
dapat diartikan bila seseorang berada pada kedudukan ini sama artinya dengan telah terpenuhinya semua unsur ideologi 3H hamoraon, hagabeon, hasangapon yang
menjadi cita-cita setiap orang Batak.
8
Ibid.
9
Ibid. p. 18.
166