106
Sebutan Opera Batak dipopulerkan oleh Diego van Biggelar, misionaris Belanda yang datang ke Pulau Samosir pada 1930-an.
Misionaris Diego amat terpesona dengan penyajian suatu pertunjukan teater rakyat yang ditampilkan Tilhang Oberlin Gultom dan
kawan-kawan
28
. Opera Tilhang mencapai masa keemasannya tahun 1960-1973. Setelah sang
pendiri meninggal pada tahun 1973, para penerusnya Abdul Wahab Kasim Samosir Pimpinan Opera Serindo dan Zulkaidah boru Harahap, ratu opera Tilhang ketika itu,
bersama suaminya Pontas Gultom, melanjutkan usaha pertunjukan opera Batak. Pada tahun 70-an masih ada sekitar 70 anggota opera Batak ini. Opera Serindo yang juga
merupakan penjelmaan Opera Tilhang menggelar pertunjukan keliling dari desa ke desa. Namun hanya mampu bertahan sampai tahun 1985. Perubahan zaman tak bisa dihindari,
para pencinta opera Batak yang selama ini mengagumi pertunjukan ini, lama kelamaan tersaingi dengan banyaknya pilihan hiburan, mulai dari pertunjukan musik dan artis
populer, juga terutama dengan kehadiran stasiun-stasiun televisi sampai ke pelosok desa. Akhirnya, tahun 1985 grup Opera Batak Serindo yang ketika itu masih mempunyai
sebanyak 45 anggota, berhenti berkarya, terpaksa membubarkan diri karena tidak bisa mempertahankan keberadaannya
29
.
28
http:www.festivaldanautoba.comview105tilhang-oberlin-gultom-sang-perintis-opera-batak.html 20 Maret 2013.
29
www. komponis batak: Tilhang Gultom, Biografi Tokoh Indonesia Tilhang Oberlin. 15 Mei 2013.
107
1. 3. 2. Nahum Situmorang 1908-1969
30
Nahum Situmorang adalah salah seorang senimam musik Batak yang sangat berperan dalam meletakkan pondasi pada lagu Batak Populer. Mengingat begitu banyak
31
lagu ciptaannya masih sangat populer sampai sekarang yang menginspirasi musisi di era
setelahnya. Karya musik populernya dapat dibuktikan dengan lagu yang diciptakan menggunakan pola irama musik Barat dan Amerika Latin.
32
Nahum Situmorang lahir di Sipirok di Tapanuli Selatan pada tanggal 14 Februari 1908, putra seorang guru, Kilian Situmorang, sebagai anak ke-5 dari 8 bersaudara. Bakat
menyanyi sudah terlihat sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, dan bakat tersebut tetap melekat sampai ia menempuh pendidikan di sekolah guru Kweekschool di
Lembang, Bandung. Ia menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan lulusan tahun 1928.
33
Sebagai pemuda yang berbakat dan memiliki visi yang jauh ke depan, Nahum aktif dalam barisan Perintis Kemerdekaan dan duduk sebagai anggota Kongres Pemuda
pada tahun 1928. Dalam semangat angkatan 28 itu ia tidak menyianyiakan kesempatan untuk mengembangkan bakatnya. Ia mengikuti kompetisi meskipun akhirnya hasil yang
dicapai belum memuaskannya, karena sayembara yang digelar dimenangkan oleh pencipta lain yaitu, WR Supratman pencipta lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Ia tidak
ingin ilmu yang didapatkannya berhenti, ia siap maju sebagai pejuang pendidikan dan
30
Situmorang, Suhunan, Ensiklopedia Tokoh Batak, http:tokohbatak. wordpress.com 20090902
nahum-situmorang. 20 Maret 2013.
31
Lihat Lampiran 6, Lagu-lagu Ciptaan Nahum Situmorang dan kategori Irama.
32
Ibid.
33
Situmorang, Suhunan, Ensiklopedia Tokoh Batak, http:tokohbatak. wordpress.com 20090902
nahum-situmorang. 20 Maret 2013.
108
ingin mempraktekkan apa yang ia peroleh di bangku sekolah pendidikan guru. Setahun kemudian ia pulang ke kampung halamannnya di Siboga dan mulai bekerja sebagai guru
pada sekolah swasta Bataksche Studiefonds hingga tahun 1932. Hanya beberapa tahun menjadi pengajar di kampung halamannya ia kembali melakukan terobosan baru untuk
pindah ke kota lain. Tahun 1932 ia kemudian pindah ke Tarutung untuk bergabung dengan abangnya Guru Sophar Situmorang dan mendirikan HIS-Partikelir Instituut Voor
Westers Lager Onderwijs yang berlangsung hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942.
34
Tahun 1950-1960 adalah merupakan puncak kejayannya, kurun waktu tersebut merupakan saat yang paling produktif dimana ia menciptakan begitu banyak lagu. Dari
aktivitasnya sebagai pemusik, komposer dan penyanyi ia mendapatkan berbagai surat penghargaan dari organisasi kebudayaan, masyarakat dan dari pemerintah. Dan
penghargaan yang terakhir yang ia peroleh adalah penghargaan Anugerah Seni dari pemerintah Indonesia dalam rangka Ulang Tahun Republik Indonesia pada tanggal 17-
08-1969. Karena kecintaannya terhadap musik dan kesibukannya dalam berkarya Nahum
membiarkan hidupnya sendir tanpa pernah membentuk keluarga. Perjalanan hidup dan kegiatannya berakhir ketika Nahum Situmorang pada akhir tahun 1966 jatuh sakit dan
dirawat di RSUP Medan selama hampir 3 tahun, dan pada pada tanggal 20 Oktober 1969
34
Situmorang, Suhunan, Ensiklopedia Tokoh Batak, http:tokohbatak. wordpress.com 20090902
nahum-situmorang. 20Maret 2013.