Adat Batak Toba ETNIK BATAK DAN SUKU BATAK TOBA SEBAGAI IDENTITAS

68 norma, yang sangat penting dalam kehidupan suatu masyarakat pada umumnya. Apa yang dikemukakan dalam teori Bourdieu mengenai habitus dapat dipakai untuk menjelaskan sistem dan norma yang ada dalam budaya Batak. Karena di dalam adat ada pengetahuan yang memuat sistem, keyakinan dan nilai, yang dapat beroperasi dalam relasi kultural sehari-hari. Habitus dalam konsep Bourdieu yang dijelaskan oleh Arizal Mutahir, sebagai berikut: “Habitus merupakan seperangkat pengetahuan, yakni berkenaan dengan cara bagaimana agen memahami dunia, kepercayaan, dan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tersebut selalu dibentuk oleh habitus daripada hanya sebatas direkam dalam memori seseorang secara pasif.” 44 Dengan terkristalisasinya habitus dalam adat Batak, dan mengingat pentingnya adat dalam masyarakat Batak, maka dengan itu pula para pelaku adat melestarikannya melalui bentuk pepatah yang dikutip di bagian awal tulisan ini. R.P.Tampubolon sebagai praktisi adat Batak Toba mengatakan bahwa adat adalah sebagai norma agama yang memelihara hubungan antara dewa-dewa dan umat manusia demikian juga antara nenek moyang dan keturunannya: “adat is religious norm that looks after the relationship between the gods and the human beings as well as between ancestors and their descendants”. 45 Sedangkan Teolog, Pedersen berpendapat: adat is a system established by the ancestors for their protection against each other as well as for preserving the equilibrium of the supernatural powers around them. 46 Tujuan adat 44 Mutahir, Arizal, 2011. Intelektual Kolektif Pierre Bourdieu, Bantul Kreasi Wacana, p. 63. 45 Purba, Mauly. 2005. “Results of Contact Between the Toba batak People, German Missionaries, and Duth Government Officials: Musical and Social Change”. Etnomusikologi, Vol. 1, No. 2, Medan, USU. p. 108. 46 Ibid. 69 dipraktikkan adalah untuk menghindari terjadinya malapetaka. Untuk menjaga keharmonisan, menjaga kesuburan, menjaga kemakmuran di desa dan kota, menjaga kesejahteraan warga. Melanggar berarti akan mendatangkan bencana, penyakit, ketidaksuburan, dan gagal panen. Adapun adat dilangsungkan berhubungan dengan pesta adat ulaon adat yang dilaksanakan sesuai dengan aturan adat yang sudah baku. Beberapa acara adat yang secara formal dilakukan adalah menyambut kelahiran, pesta pernikahan, upacara pemakaman, menempati rumah baru, musim tanam, musim panen dan lain-lain. Bagi orang Batak Toba apa yang telah ditemukan aturan dalam tradisi dan adat, dilakukan, dan diajarkan oleh nenek moyang mereka dalam mengatur kehidupan dalam bermasyarakat dalam sistem kekerabatan adalah sesuatu yang harus dipertahankan dan dijalankan oleh keturunannya. Karena sistem hidup dalam kekerabatan itu adalah sesuatu yang harus dilakukan karena diangap sebagai aturan yang baik. Pelestarian dan praktik aturan adat tersebut sampai sekarang masih tetap kokoh dipertahankan. Meskipun ada pengaruh yang sangat besar dari luar, namun tradisi dan adat tersebut masih aktif dijalankan. Salah satu pengaruh yang cukup besar yang seharusnya bisa mengubah tradisi dan adat tersebut adalah dengan masuknya agama-agama besar ke Sumatera Utara seperti Islam dan Kristen pada abad 19. Sebelum masuk agama Islam di Sumatera Barat, seluruh wilayah di Asia Tenggara lain sudah dimasuki agama Buddha dan Hindu, termasuk wilayah Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Masuknya agama Islam di Sumatera Utara dan Timur, juga awalnya dibawa oleh pedagang-pedagang dari Gujarat 70 dan Cina. 47 Setelah kembalinya beberapa tokoh Islam dari Mazhab Hambali yang ingin menerapkan alirannya di Sumatera Barat, timbul pertentangan antara kaum adat dan kaum ulama, yang meluas kepada konflik bersenjata. Karena masyarakat adat tidak kuat melawan kaum ulama Paderi, maka masyarakat adat meminta bantuan Belanda sebagai pembelanya. Namun dibalik pemberian bantuan tersebut Belanda mendapat keuntungan besar karena dapat melapangkan jalan bagi koloninya untuk mempeluas kekuasaanya. Maka pada tahun 1816 sampai 1833 pecahlah Perang Paderi. Selama berlangsungnya Perang Paderi, pasukan kaum Paderi bukan hanya berperang melawan kaum adat dan Belanda, melainkan juga menyerang Tanah Batak Selatan, Mandailing, tahun 1816-1820 dan kemudian mengislamkan Tanah Batak Selatan dengan kekerasan senjata, bahkan di beberapa tempat dengan tindakan yang sangat kejam. 48 Adat sangat kokoh dipegang. Adat sering diterjemahkan sebagai ‘custom’ dalam bahasa Inggris yang dihubungkan dengan pengertian sebagai ‘hukum adat’. Bagi Bruner adat yang dipraktikkan orang Batak adalah: “But the Batak adat is not equivalent to either law, custom, or culture. It is a term used by the people to refer to ceremonial procedures, customary civil law, the kinship and value systems, and the norms of behavior toward relatives”. 49 47 Hutagalung, Batara R. 1964. Artikel dari Buku Tuanku Rao, Teror Islam Mazhab Hambali di Tanah Batak: Jakarta, Penerbit Tanjung Pengharapan. http:my.opera.comTobing79blog20100219 sejarah- islam-di-tanah-batak. 48 Ibid. 49 Bruner, Edward M. Urbanization and Ethnic Identity in North Sumatra. Authors: Reviewed works: Source: American Anthropologist, New Series, Vol. 63, No. 3 Jun., 1961, p. 508-521 Published by: Blackwell Publishing on behalf of the American Anthropological Association Stable URL: http:www.jstor.orgstable667725. 71 Adat menjadi sistem pengelolaan kehidupan sosial dan seremoni. Adat bagi masyarakat tradisional Batak diturunkan oleh Ompu Mulajadi Nabolon, 50 karena itu patut dijalankan, tidak menjalankan berarti akan mendapatkan hukuman dari roh nenek moyang. Keturunanya akan menderita, sakit, ketidaksuburan dan kerugian ekonomi. Meskipun sekarang tidak semua mempercayainya tapi pada umumnya masih diterima sebagai konsekwensi dari ketidaktaatan pada adat. Kalau pun tidak terjadi hukuman secara spiritual namun akan terjadi penghukuman dari masyarakat yang tidak mengikuti aturan adat dikatakan naso maradat tidak punya adat dan akan ‘diasingkan’ secara sosial. Keluaraga atau seseorang yang tidak mengikuti seremoni dalam pesta adat akan dengan sendirinya tersingkir, karena kalau ada peristiwa terjadi pada keluarga ini maka keluarga-keluarga yang lain akan enggan menghadirinya.

7. Dalihan Natolu

Dalam kehidupan tradisional masyarakat Batak, ada satu warisan budaya yang fungsional digunakan setiap hari dalam hubunganya dengan memasak, yaitu tungku. Untuk membuat keseimbangan alat masak yang ditaruh di atasnya, seperti periuk, dengan menggunakan bahan bakar kayu maka dibutuhkan penyangga minimal tiga tolu tungku, dalam bahasa batak disebut dalihan. 50 Sebutan kepada yang Ilahi dalam agama suku Batak Toba. 72 Gambar Dalihan Natolu