1. Lagu 11: Anakkonhi do Hamoraon di Au
                                                                                150
Marhoi hoi pe au laho da tu dolok tu toruan Mangalului ngolu-ngolu na boi parbodarian
Asal ma sahat gelleng hi da sai sahat tu tujuan Anakkon hi do hasangapon di au
Ai tung so boi pe ahu marhonda marnilon marjam tangan
Tarsongon dongan dongan hi da marsedan marberlian
Alai sude na geleng hi da, ndang jadi hahurangan
anakkon hi do hamoraon di au
Nang so tarihut hon au pe angka dongan Ndada pola marsak au disi
Alai anakhonhi da ndang jadi hatinggalan Sian dongan magodang na i
Naikkon marsikkola satimbo timbona Singkap ni natolap gogokki
Anakkon hi do hamoraon di ahu ..... Biarpun aku bersusah payah ke bukit dan lembah
Mencari kehidupan untuk kebutuhan makan Asalkan sampai anakku sampai ke tujuan
Karena Anakkulah kemuliaan bagiku
Meskipun aku tidak punya  honda, pakaian mahal dan jam tangan
Seperti teman-temanku, punya sedan dan berlian
Namun semua anak-anakku, jangan sampai kekurangan
Karena Anaku itulah kekayaan bagiku
Biarpun aku tidak bisa mengikuti teman-teman Aku tidak perlu bersusah hati
Karena anakku jangan sampai ketinggalan Dari teman-teman sebayanya
Harus bersekolah setinggi-tingginya Sampai batas kemampuanku
Anakk itulah kekayaan bagiku
Lagu  menggunakan  tangga  nada  pentatonik  1  2  3  4  5,  lagu  yang  cukup  lincah bertempo cepat, berirama rumba. Lagu Anakkonhi do Hamoraon di Au, adalah salah satu
lagu yang  paling popular dan  paling disukai oleh  orang Batak. Lagunya berirama rumba dan bersuasana riang gembira. Sebagaimana salah satu isi ideologi 3H  adalah hagabeon,
maka    lagu    ini    juga  sangat    menjunjung tinggi  cita-cita    tersebut  untuk    mempunyai keturunan. Dan dalam  syair pada lagu ini dinyatakan  bahwa anak adalah  yang  harus
diperjuangkan,  karena  anak adalah kekayan  bagi  orangtua.  Anakkonhi  do  hamoraon  di Au. Kata  perjuangan  untuk sekolah mungkin tidak  terlalu  menarik bila  diperhatikan,
karena    seolah-olah    itu  adalah  hal  yang umum  dilakukan  setiap    orangtua.  Menjadi sangat berbeda ketika  yang menyekolahkan adalah keluarga  yang kurang mampu secara
ekonomi. Sehingga dalam  lagu digambarkan bagaimana orangtua termotivasi untuk tidak tertarik  sama sekalai  seperti    teman-teman    orangtua    lain    yang
mampu    untuk bepergian    dengan tujuan    bersenang-senang. Ai  tung  so  boi  pe  ahu  laho  tu  paredang-
151
edangan,  tarsongon  dongan  dongan  hi  da  na  lobi  pansarian.Tidak    bisa bersenang- senang  seperti teman-temannya    tidak  perlu  ambil    pusing, yang  penting    bagaimana
supaya  dapat    memperjuangkan  anak-anaknya supaya    setara    dengan  teman-teman sebayanya. Kerja keras siang dan malam oleh orangtua tidak menjadi masalah asal bisa
menyekolahkan anak-anaknya.  Anak-anak harus bisa sekolah  setinggi-tingginya  sampai batas kemampuan orangtua  membiayai. Memiliki  harta  seperti    orangtua    lain,  seperti
mempunyai mobil  mewah bermerek honda, mempunya  pakaian  bagus dan mempunyai jam tangan,  bahkan memiliki berlian yang mahal tidak  mengapa, yang  penting  jangan
sampai anak-anak  kekurangan karena bagi orangtua anak adalah kekayaan.