122 Kategori: Lagu Alusi au, gembira.
Lagu Hagabeon: Tenang meyakinkan.
3. 1. Lagu Andung dan Lagu Batak Toba Populer
Setelah masa awal musik populer Batak Toba yang mengalami asimilasi dari musik Barat era-sebelum 70-an. Kemudian musik populer tersebut kembali ke akar musik tradisional
gondang era-setelah 70-an. Hal tersebut terbukti dengan semakin seringnya difungsikan alat musik tradisional Batak seperti hasapi kecapi, taganing kendang, sulim seruling
bambu dalam mengiringi lagu di samping alat musik modern seperti keyboard, gitar, dan drum set, dll.
3. 1. 1. Lagu Andung
51
Permulaan lagu andung dilatarbelakangi oleh peristiwa kematian yang dialami oleh keluarga Batak. Karena begitu sedihnya maka keluarga mengekspresikan seluruh
kesedihan itu dengan menangis. Dalam andung keluarga meratapi kisah semasa hidup yang meninggal. Orang yang sedang meratap mangandung menangis dengan
mencucurkan air mata, sambil mengeluarkan kata-kata untuk menyampaikan kisah dalam suasana sedih. Dalam suasana berkabung, andung dapat menjadi pusat perhatian bagi
51
Andung atau andung-andung dapat dikatakan sebagai seni suara dan sastra Batak. Andung-andung selalu berkaitan dengan dukacita, nestapa, dan kemalangan hidup. Andung juga bisa dikatakan sebagai seni tutur.
Di dalam andung terdapat tangisan yang sering disebut mangangguk bobar, menangis dengan keras dan terisak-isak.
123
keluarga yang berduka dan para pelayat karena mereka ingin mendengar tuturan yang dikisahkan dalam andung tersebut.
Andung adalah tangisan, ratapan yang dinyanyikan, dikatakan, diceriterakan, oleh pihak keluarga yang sedang mengalami kemalangan karena ada keluarga yang
meninggal. Dalam andung sangat terasa ekspresi kesedihan yang mendalam, dengan suara yang meratap, atau yang diekspresikan dalam kalimat oleh Hodges…….
“ rhythmic sobbing and cry breaks, high falsetto wails and noisy ingressive
breathing,…..”
52
sehingga orang yang berada disekitar perkabungan justru tertarik untuk mendengar apa yang sedang diceritakan oleh yang meratap tersebut tentang
yang meninggal itu. Orang yang mendengar yang sedang meratap juga akan larut dalam kesedihan sampai ikut menangis dan mencucurkan air mata, namun suatu hal juga yang
menarik bisa terjadi ketika yang meratap mengisahkan tentang yang meninggal dengan sesuatu peristiwa yang lucu, sehingga yang mendengar justru bisa tertawa.
Umumnya yang melakukan andung adalah kaum perempuan. Andung sebagi ratapan menjadi sebuah seni bertutur, dengan cara menyanyi dan menangis. Karena
dalam menghadapi kematian andung dianggap menjadi sebuah seni, sehingga melestari, selalu dilakukan bila ada kematian keluarga orang Batak Toba. Namun, terasa ada yang
kurang bila di antara keluarga tidak ada yang bisa mangandung meratap sehingga keluarga akan meminta orang yang pandai meratap untuk menggantikan andung
keluarga. Di komunitas masyarakat Batak sudah dikenal adanya orang, biasanya ibu-ibu berkeahlian sebagai tukang andung.
52
Hodges, W. Robert. Referencing, Reframing, and RePresenting Grief Through Pop Laments in Toba Batak North Sumatra, Indonesia dalam, Etnomusikologi, Vol.1 No. 3, Januari 2006: p. 287.