Penyidikan awal kasus labora

192 ada identitas bukan sebagai anggota Polri, tetapi sebagai swasta.Tim penyidik pencucian uang lalu memblokir rekening milik Ajun Inspektur Satu Labora Sitorus serta rekening terafiliasi dengan Sitorus. Pemblokiran tersebut dilakukan setelah Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan PPATK menyampaikan ke Mabes Polri ihwal hasil pemeriksaan transaksi mencurigakan terkait Sitorus. Mabes Polri kemudian membentuk tim gabungan, terdiri atas Polda Papua, Direktorat Tindak Pidana Tertentu dan Tindak Pidana Khusus Bareskrim. Polda Papua dan tim Direktorat Tipiter Bareskrim menyidik kasus pembalakan liar dan penyelundupan BBM Sitorus. Sedangkan tim Direktorat Eksus Bareskrim menyidik pidana pencucian uang Sitorus. Labora Sitorus, kemudian ditetapkan sebagai tersangka tanggal oleh Kepolisiandalam dugaan pidana pembalakan liar dan penyelundupan bahan bakar minyak. Ia disangka dengan Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gasoleh tim gabungan dari Direktorat Tindak Pidana Tertentu Tipiter Bareskrim dan Polda Papua. 232 Adapun tim lainnya mengusut dugaan pidana pencucian uang terhadap Sitorus. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Labora dan pengacaranya terbang ke Jakarta. Dia disebut meninggalkan tugas sebagai anggota Polres Raja Ampat tanpa izin dari pimpinan. Akhirnya pada hariSabtu, 19 Mei 2013 Labora Sitorus kemudian ditangkap oleh tim dari Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI.Ia ditangkap pada pukul 20.00 seusai bertemu selama dua jam dengan Komisi Kepolisian Nasional 233 Ia ditangkap di halaman kantor Komisi Kepolisian Nasional, seusai mengadukan persoalannya yang dituduh memiliki rekening gendut.penangkapan paksa tersebut dilakukan karen Labora pernah dilakukan upaya pemanggilan oleh penyidik di Papua, namun ia belum pernah berkesempatan hadir. Dan ketika diketahui di Jakarta, maka demi penyidikan bisa berjalan tuntas, perlu upaya pemeriksaan secepatnya. 234 Setelah ditangkap Labora ditempatkan di Rutan Bareskrim. 235 Labora kemudian disangka dengan pasal berlapis yaitu Pasal 3, Pasal 4 dan atau Pasal 5 dan atau Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, dan atau Pasal 78 ayat 5 dan 7 jo Pasal 50 ayat 3 huruf f dan h UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang telah diubah oleh UU Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Namun terkait dugaan Korupsi, ternyata penyidikan tidak melakukan upaya pengembangan. Atas hal itu maka Komisi Kepolisian Nasional kemudian mendesak agar Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menangani tuntas kasus rekening gendut milik Aiptu Labora Sitorus. Kompolnas menyinyalir ada permainan petinggi polisi dalam kasus ini.upaya penegakan 232 Mabes Polri: Labora Sitorus Sudah Jadi Tersangkahttp:www.tempo.coreadnews20130516063480859Mabes-Polri-Labora-Sitorus-Sudah-Jadi- Tersangka 233 Minggu, 19 Mei 2013 | 14:56 WIBAiptu Labora Sitorus Ditangkap Bareskrimhttp:www.tempo.coreadnews20130519063481477Aiptu-Labora-Sitorus-Ditangkap-Bareskrim 234 Ini Alasan Mabes Polri Soal Penangkapan Aiptu Labora SitorusMinggu, 19 Mei 2013 | 05:29 WIB http:nasional.kompas.comread2013051905291690Ini.Alasan.Mabes.Polri.Soal.Penangkapan.Aiptu.Labora.Si torus 235 Polisi Pemilik Rekening Rp 1,5 Triliun Dijerat Pasal Berlapis. Minggu, 19 Mei 2013 | 21:15 WIB http:nasional.kompas.comread2013051921150559Polisi.Pemilik.Rekening.Rp.1.5.Triliun.Dijerat.Pasal.Berla pis 193 hukum terhadap Aiptu Labora Sitorus juga dilakukan terhadap pejabat atau anggota Polri lainnya, yang teridikasi selama ini terkait bisnis milik Labora Sitorus. Menurut Kompolnas jika memang ada kaitannya antara petinggi Polri dalam kasus ini, maka Bareskrim Polri juga harus mengusutnya. Karena tentu tidak adil apabila Labora saja yang diproses, sedang yang lainnya yang ikut menikmati bisnisnya tidak dilakukan tindakan hukum sama sekali. Ada indikasi, kegiatan Labora ini menguntungkan pihak-pihak lain termasuk adanya dugaan perwira Polri mulai dari kapolres ke bawah. Ini adalah tugas Propam Polri memeriksa kebenarannya. Menurut Labora kepada Kompolnas, dia mengaku selama ini sangat loyal dengan atasannya. Tapi, dia bingung sekarang hanya dia yang jadi korban. 236 Setelah di tahan di jakarta untuk sementara waktu, Labora Sitorus kemudin meninggalkan rumah tahanan Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta Selatan, Senin tanggal 20 Mei 2013. Ia lalu ditahan di Polda Papua pada pukul 05.00 pagi tadi dibawa ke Polda.. 237 ia hanya mendekam di rumah tahanan Bareskrim Polri selama dua hari, sejak Sabtu tanggal 18 Mei 2013 malam.pemindahan Labora semata-mata untuk kepentingan penyidikan agar lebih efektif. Labora kemudian diberangkatkan ke Papua bersama penyidik Bareskrim dan Polda Papua. Di papua fokus pemeriksaan adalah kasus dugaan penimbunan BBM oleh PT Seno Adi Wijaya dan penyelundupan kayu oleh PT Rotua di Papua. Untuk itu, banyak saksi yang berasal dari Papua sehingga Labora dipindahkan ke sana.Menururt penyidika, karena saksi banyak dari Sorong, Raja Ampat, tentu agar lebih mudah untuk konfirmasi dan pemeriksaan lanjutan,maka tentu akan lebih tepat tempat penahanan di Jayapura, Polda Papua, Labora tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura pada Senin tanggal 20 Mei 2013 sekitar pukul 14.00 WIT dengan pengawalan aparat dari Bareskrim Polri. Kemudian, Labora langsung dibawa ke Mapolda Papua dengan menggunakan dua kendaraan berplat hitam dan sekitar pukul 15.00 WIT dilakukan proses pemeriksaan Pada akhir bulan Mei 2013 Polda Papua telah memeriksa sejumlah saksi untuk kasus dugaan penimbunan Bahan Bakar Minyak BBM dan pembalakan kayu liar Terkait kasus BBM diperiksa saksi 26 orang. Sedangkan kasus kehutanan saksi 35 orang. Dalam kasus BBM pada PT Seno Adi Wijaya, kepolisian telah menyita 4 kapal bemuatan BBM jenis solar total 1 juta liter dan beberapa dokumen. Kemudian untuk kasus pembalakan liar pada PT Rotua telah disita barang bukti 1 kapal bermuatan 1.500 batang kayu merbau, 115 kontainer berisi kayu dan dokumen.Tersangka sementara ada dua orang yaitu Labora dan JL, Direktur Operasional PT SAW terkait masalah BBM 238 Penyidik dalam perkembangan penyidikan kemudian menetapkan satu tersangka baru. Jadi tiga ada tersangka yaitu Labora, Direktur Operasional PT SAW, yaitu JL, dan Direktur Operasional PT Rotua, yakni IN. IN belum memenuhi panggilan penyidik untuk menjalankan pemeriksaan. Dari pemeriksaan sementara, IN diketahui sebagai kerabat Aiptu Labora. Sementara itu, dalam kasus yang menimpa Labora, yakni dugaan bisnis bahan bakar minyak 236 Kompolnas: Jangan Hanya Rekening Aiptu Labora yang Diusut Senin, 20 Mei 2013 | 09:47 WIB. http:nasional.kompas.comread2013052009472330Kompolnas.Jangan.Hanya.Rekening.Aiptu.Labora.yang.Di usut 237 Aiptu Labora Sitorus Dibawa ke Polda Papua Senin, 20 Mei 2013 | 11:04 WIB http:nasional.kompas.comread2013052011042194Aiptu.Labora.Sitorus.Dibawa.ke.Polda.Papua 238 Kasus Aiptu Labora, Polisi Periksa Puluhan Saksi, Rabu, 22 Mei 2013 | 19:12 WIB http:nasional.kompas.comread2013052219124160Kasus.Aiptu.Labora..Polisi.Periksa.Puluhan.Saksi 194 ilegal oleh PT Seno Adi Wijaya SAW, pembalakan kayu liar, dan tindak pidana pencucian uang, polisi telah memeriksa 65 saksi. 239 . Karena kasus Labora, pada hari Senin tanggal 27 Mei 2013 Akhirnya Kapolda Papua Inspektur Jenderal Tito Karnavian memutasi jabatan Kapolres Raja Ampat Ajun Komisaris Besar Polisi AKBP Taufik Irpan dan Kapolres Sorong Kota Gatot Aris Purbaya. Serah terima jabatan berlangsung di Markas Polda Papua Jayapura. Taufik dimutasi sebagai perwira menengah di Polda Papua. Posisi yang ditinggalkan Taufik kini diduduki oleh AKBP Bartholomeus Meison Sagala. Sementara Gatot dimutasi menjadi Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Papua dan posisinya digantikan oleh AKBP Harry Goldenhardt.. 240 Kapolres Raja Ampat ini diganti karena dianggap lalai dalam tanggung jawab manajerial sebagai pimpinan terkait kasus Labora. Sebagai pimpinan, kata dia, Kapolres Raja Ampat seharusnya menjelaskan kepada bawahannya soal PP No 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri.Berbisnis BBM dan kayu, seyogianya bisa jadi pertimbangan dengan PP tersebut sebagai batasan. Terlepas dari usahanya sementara ini dianggap legal, tapi potensi ilegal juga ada. Menurut Kabareskrim, Kapolres Raja Ampat sebagai seorang pimpinan seharusnya melakukan pengawasan melekat, apalagi jabatan itu sudah diemban dua tahun. Selain mengganti Kapolres Raja Ampat, Polda Papua juga melakukan rotasi jabatan untuk Kapolresta Sorong. AKPB Gatot Aris digantikan oleh AKBP Harry Goldenhardt. Pergantian dilakukan pula untuk Kapolres Waropen; dari AKBP Bhartolomeus Sagala, diserahterimakan kepada AKBP Dicky Hermansyah. Aris selanjutnya menempati jabatan baru sebagai Wadir Lantas Polda Papua. Polda Papua pada pekan lalu juga mengganti Kapolres Mappi, Asmat, dan Jayawijaya. 241 Perkembangan selanjutnya Dalam kasus BBM ilegal, ada sebanyak 1.000 ton solar yang disita di Pelabuhan Sorong, Papua Barat, 21 Maret lalu, diakui Labora adalah stok lama. Namun, menurut hasil penyidikan dari penelusuran di Pertamina, izin Agen Premium dan Minyak Solar APMS untuk PT Seno Adhi Wijaya sudah berakhir bulan Oktober 2012 sehingga seharusnya sudah tidak ada stok lagi.Masih ada stok dari pemeriksaan lapangan,pengakuan nahkoda mengatakan mendapat minyak dari beberapa kapal yang ada di laut, istilahnya kencingan. 242 . Sementara untuk kasus kayu ilegal yang melibatkan PT Rotua juga diklaim Labora sebagai kayu legal karena diperoleh dengan membeli dari masyarakat setempat yang memiliki izin. Dalam penelusuran tim investigasi kepolisian, diketahui bahwa ada tujuh izin pemanfaatan kayu dengan kuota 50 kubik pertahun yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.Dari hasil penyelidikan di lapangan, banyak anggota masyarakat yang tidak memiliki izin melakukan penebangan dan kemudian menjual kepada Labora. Menjual 5 kubik, 10 kubik dengan boat-boat kecil kepada yang bersangkutan karena banyak orang akumulasinya menjadi besar.dari sejumlah warga yang diperiksa mengakui tindakan mereka 239 Polda Papua Tetapkan Satu Tersangka Terkait Aiptu Labora Senin, 27 Mei 2013 | 14:22 WIB http:regional.kompas.comread2013052714221190Polda.Papua.Tetapkan.Satu.Tersangka.Terkait.Aiptu.Lab ora 240 Kapolres Raja Ampat dan Sorong Dimutasi Senin, 27 Mei 2013 | 22:34 WIB http:nasional.kompas.comread2013052722345755Kapolres.Raja.Ampat.dan.Sorong.Dimutasi 241 Dianggap Lalai dalam Kasus Aiptu Labora, Kapolres Raja Ampat Dicopot Selasa, 28 Mei 2013 | 03:28 WIB http:regional.kompas.comread2013052803281772Dianggap.Lalai.dalam.Kasus.Aiptu.Labora..Kapolres.Raja. Ampat.Dicopot 242 Dari Mana BBM dan Kayu Milik Aiptu Labora? Selasa, 28 Mei 2013 | 13:17 WIB http:regional.kompas.comread2013052813170993Dari.Mana.BBM.dan.Kayu.Milik.Aiptu.Labora. 195 melanggar hukum yang diakibatkan sulitnya mendapatkan perizinan, jJadi secara hukum ada unsur pelanggaran. 243 Namun sampai dengan 18 Juli 22013 Pihak kepolisian belum juga merampungkan berkas perkara Aiptu Labora Sitorus status kasus itu masih dalam tahap penyidikan. Drencanakan akhir Juli 2013 Polda Papua berupaya melengkapi berkas perkara milik Labora dan segera menyerahkannya ke Kejaksaan Tinggi Papua. 244 Pada tanggal 26 Juli 2013 Penyidik Polda Papua telah melimpahkan berkas perkara kasus tersebut ke Kejaksaan Tinggi Papua, menyusul telah selesainya proses pemeriksaan saksi dan pemberkasan. ada tiga kasus yang menjerat Labora, yaitu kasus dugaan penyelundupan bahan bakar minyak BBM ilegal, illegal logging, dan dugaan tindak pidana pencucian uang TPPU. Ketiga kasus itu disusun dalam tiga berkas terpisah split. Selama proses penyelidikan, tim penyidik telah memeriksa sebanyak 134 saksi untuk ketiga kasus tersebut, dari 134 saksi yang diperiksa, sebanyak 67 saksi diperiksa untuk kasus pembalakan liar. Sementara itu, untuk kasus penyelundupan BBM ilegal 39 saksi, dan 28 saksi untuk kasus TPPU. Tak hanya memeriksa saksi, sejumlah barang bukti yang diduga terkait ketiga kasus tersebut juga telah disita oleh penyidik, di antaranya enam unit truk tronton, truk, dan truk tangki masing- masing dua unit, serta sejumlah aset barang tidak bergerak seperti tanah. 245 Komisi Pemberantasan Korupsi juga menelaah laporan soal dugaan aliran dana ke petinggi kepolisian yang disampaikan Labora Sitorus. Laporan itu disampaikan Labora melalui Walter Sitanggang pada pekan lalu. setelah menelaah laporan, KPK akan menentukan apakah ada indikasi tindak pidana korupsi atau tidak. Jika ada indikasi, laporan ini dapat diteruskan ke bagian penindakan KPK. Pemberitaan Koran Tempo menyebutkan, dalam laporan tersebut, Labora mengaku telah menyetor hingga Rp 10 miliar ke sejumlah petinggi kepolisian. Uang itu disetor sejak 1 Januari 2012 hingga 23 April 2013. Setoran itu diduga untuk memuluskan bisnis penimbunan bahan bakar minyak ilegal serta dugaan pembalakan liar yang dijalankan Labora di Raja Ampat, Papua Barat. 246 Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Sutarman juga mengatakan akan terus mengusut dugaan adanya aliran dana dari Aiptu Labora Sitorus ke perwira tinggi pati Polri. Aiptu Labora adalah polisi yang diduga memiliki rekening tak wajar. Menurutnya, Polri telah menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK untuk mengungkap dugaan aliran dana tersebutJika ditemukan adanya dugaan indikasi aliran tersebut, Sutarman mengatakan akan mengambil tindakan tegas. 247 Ini karena Penyidikan kasus dugaan korupsi dengan tersangka Aiptu Labora Sitorus, anggota Polres Raja Ampat, Papua, oleh Kepolisian banyak dipertanyakan. Lima bulan berlalu, 243 ibid 244 Berkas Perkara Aiptu Labora Belum Juga Rampung Kamis, 18 Juli 2013 | 15:57 WIB http:nasional.kompas.comread201307181557024Berkas.Perkara.Aiptu.Labora.Belum.Juga.Rampung 245 Berkas Aiptu Labora Sitorus Dilimpahkan ke Kejati Papua Jumat, 26 Juli 2013 | 17:26 WIB http:nasional.kompas.comread201307261726044Berkas.Aiptu.Labora.Sitorus.Dilimpahkan.ke.Kejati.Papua 246 KPK Telaah Laporan Aiptu Labora Rabu, 4 September 2013 | 20:10 WIB http:nasional.kompas.comread201309042010423KPK.Telaah.Laporan.Aiptu.Labora. 247 Usut Aliran Dana Aiptu Labora, Polri Gandeng PPATKKamis, 5 September 2013 | 16:54 WIB http:nasional.kompas.comread201309051654413Usut.Aliran.Dana.Aiptu.Labora.Polri.Gandeng.PPATKJAK ARTA, KOMPAS.com 196 Kepolisian belum juga menyentuh para pejabat Polri yang diduga menikmati hasil korupsi Labora. Labora diduga menyetor uang kepada 33 pejabat Polri. Mereka yang menerima mulai dari Kepala Pospol, Kepala Polsek, Kepala Polres, Propam, Direktur, Ajudan Kapolda, Kapolda Papua, hingga pejabat di Mabes Polri.Dalam 15 bulan ituLabora mengalirkan dana ke mereka hingga total Rp 10,9 miliar. Aliran dana tersebut diberikan melalui tunai dan transfer. 248 Namun Kepala Badan Reserse Kriminal Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Komjen Sutarman membantah ada aliran dana kepada pejabat Polri dari tersangka kasus dugaan korupsi Aiptu Labora Sitorus, anggota Polres Raja Ampat, Papua. Sutarman menyatakan, hal tersebut berdasarkan hasil audit yang dilakukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK tidak ada petinggi Polri dapat aliran dana dari Laborakata Sutarman dalam rapat dengar pendapat RDP bersama Komisi III DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin tanggal 16 september 2013. Meski Kepolisian Daerah Papua telah melimpahkan berkas perkara tersangka kasus kepemilikan rekening gendut Aiptu Labora Sitorus ke Kejaksaan Tinggi Papua, namun sampai dengan bulan september 2013 rencana dakwaan rendak atas kasus tersebut tak kunjung selesai. Padahal, waktu yang dimiliki Kejati Papua untuk menyelesaikan berkas tersebut hanya 20 hari sejak berkas dilimpahkan. Pelimpahan berkas tersebut menyusul pernyataan Kejati Papua bahwa berkas Labora Sitorus lengkap P21. Sementara itu, Kejagung tidak dapat memastikan kapan penyusunan rendak itu akan selesai. Meski demikianKejati Papua akan segera menyelesaikan penyusunan tersebut sehingga kasus ini dapat segera disidangkan di pengadilan. 249

3. Dakwaan terhadap Labora

Labora kemudian dihadapkan didepan persidangan dengan dakwaan dalam bentuk komulatif subsidaritas. Bentuk dakwaan terhadap labora ini bila dibandingkan dengan dakwaan terhadap kasus yang mirip seperti kasus marthen Renoew bisa dikatakan cukup maju karena model dakwaan antara tindak pidana kehutanan, tindak pidana minyak dan gas bumi tidak di pertentangkan atau didakwaan secara alternatif dengan tindak pidana pencucian uang. Menggabungkan dakwaan secara komulasi antara tindak pidana asal dengan tindak pidana pencucian uang merupakan kemajuan dalam kasus ini. Namun kelemahan dalam dakwaan kasus ini ialah tidak masuknya tindak pidana korupsi dalam dakwaan. Penyidik sengaja menghilangkan kemungkinan tindak pidana korupsi dalam kasus ini, sehingga tidak di masukkan dalam surat dakwaan. Dakwaan Ketentuan yang dilanggar Pertama primair Pasal 78 Ayat 5 Jo Pasal 50 Ayat 3 Huruf f Undang- Undang Nomor 41 Tahun 1999 sebagaimana yang telah diubah Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat 3 huruf e atau huruf f, diancam dengan pidana penjara 248 IPW: 33 Pejabat Polri Penerima Dana Labora Belum Tersentuh Minggu, 15 September 2013 | 21:12 WIB http:nasional.kompas.comread201309152112088IPW.33.Pejabat.Polri.Penerima.Dana.Labora.Belum.Terse ntuh 249 Kejagung: Rencana Dakwaan Labora Sitorus, Secepatnya...Selasa, 24 September 2013 | 11:26 WIB http:nasional.kompas.comread201309241126455Kejagung.Rencana.Dakwaan.Labora.Sitorus.Secepatnya. 197 dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 lima milyar rupiah. Pasal 50 ayat 3 huruf e atau huruf f Setiap orang dilarang: e menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang; f menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah; Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHPPasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP SEBAGAI ORANG YANG MELAKUKAN ATAU TURUT SERTA MELAKUKANBERSAMA-SAMA MELAKUKAN Subsidair Pasal 78 Ayat 7 Jo Pasal 50 Ayat 3 Huruf h Undang- Undang Nomor 41 Tahun 1999 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 K Mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan vide Pasal 78 Ayat 7 atas pelanggaran Pasal 50 Ayat 3 huruf h UU Kehutanan; yakni Setiap orang dilarang: mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan; Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHPPasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP SEBAGAI ORANG YANG MELAKUKAN ATAU TURUT SERTA MELAKUKANBERSAMA-SAMA