215
Ketua Komisi Yudisial KY Suparman Marzuki menilai, putusan vonis dua tahun penjara yang dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Negeri Sorong kepada Bripka Labora Sitorus, terdakwa
kasus tindak pidana pencucian uang, UU Migas dan UU Kehutanan, sebagai putusan ajaib. Saya sudah perintahkan staf untuk meminta putusan, dan selanjutnya melakukan investigasi
tentang putusan itu. Kita ingin tahu, apakah putusan itu ada sesuatu di belakangnya, ungkap Suparman seusai memberikan materi dalam Workshop Akuntabilitas yang diselenggarakan
USAID atas kerja sama dengan JPIP, Rabu 1922014 di Hotel Swissbel, Jayapura. Suparman menilai ada kejanggalan dalam putusan tersebut karena sebelumnya jaksa penuntut umum
JPU sudah menuntut terdakwa Bripka Labora Sitorus dengan hukuman penjara 15 tahun. Menurut Suparman, hasil investigasi dari tim KY di Pengadilan Negeri Sorong, Papua Barat,
kemudian akan diserahkan kepada Komisi Kejaksaan ataupun Komisi Kepolisian. Hal itu akan dilakukan jika memang ada kejanggalan dari institusi penegak hukum tersebut dalam kasus ini.
Mengenai banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Sorong yang dilakukan kejaksaan, Suparman menilai bahwa tingkat keberhasilannya pun belum pasti, tergantung dari seberapa
kuat dakwaan yang diberikan oleh JPU.
Dia mengaku terus mengikuti perkembangan penanganan kasus kepemilikan rekening gendut Labora sejak ramai diberitakan media massa.
250
Saya sudah mengikuti kasus ini sejak awal, dan berjanji akan mengawal kasus ini karena saya berkeyakinan, kasus ini akan bermuara di
pengadilan, ungkap Suparman. Menjawab pertanyaan wartawan terkait isu desakan untuk mengeluarkan surat penghentian penyelidikan perkara SP3 dari petinggi Polri, Labora juga
mengaku sudah pernah mendengarnya. Namun, ia belum dapat memastikan kebenarannya. Suparman berharap agar Komisi Kepolisian mengecek kebenaran isu tersebut. Labora,
anggota Polres Raja Ampat, diduga terlibat kasus tindak pidana pencucian uang setelah sebelumnya PPATK menemukan transaksi senilai Rp 1,5 triliun dalam transaksi lima tahun
terakhir. Belakangan, penyidik dari Polda Papua mendapati kepemilikan solar ilegal sebanyak 1.000 ton dan dugaan keterlibatan menjadi penadah kayu hasil pembalakan liar di Raja Ampat.
Oleh karenanya, Labora juga dijerat dengan UU Migas dan UU Kehutanan. Dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri Sorong, Senin 1722014, majelis hakim meloloskan Labora
dari dakwaan kasus pencucian uang. Bripka Labora divonis hukuman penjara 2 tahun dan denda Rp 50 juta subsider 6 bulan penjara karena dianggap terbukti melanggar UU Migas dan
UU Kehutanan
6. Putusan Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi PT Papua memperberat hukuman Aiptu Labora Sitorus menjadi delapan tahun penjara karena terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang TPPU. Vonis ini
empat kali lebih berat dari vonis di PN Sorong. Dalam Petikan PutusanPasal 226 ayat 1 KUHAP Nomor: 15Pid2014PT.JPR.Menyatakan Terdakwa: Labora Sitorustersebut, telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: Secara bersama-sama dengan sengaja membeli hasil hutan yang diketahui berasal dari kawasan hutan yang diambil
secara tidak sah;Secara bersama-sama melakukan pengangkutan bahan bakar minyak tanpa izin usaha pengangkutan ; Dengan sengaja membayarkan atau membelanjakan harta kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana ;Menempatkan dan mentransfer mata uang yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
dengan tujuan menyamarkan asal-usul harta kekayaan ; 2. Menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa: LABORA SIT0RUS tersebut, dengan pidana penjara selama: 8 delapan tahun dan
250
http:regional.kompas.comread201402200646557KY.Janji.Investigasi.Putusan.Ajaib.untuk.Polisi.Pemilik.R ekening.Rp.1.5.T
216
denda sebesar: Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah, dengan ketentuan jika denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama: 6 enam bulan; 3. Menetapkan
lamanya Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dengan lamanya pidana yang dijatuhkan atas diri Terdakwa; 4. Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam
tahanan Kepala Pengadilan Tinggi Papua Arwan Dyrin mengakui, tanggal 2 Mei lalu, majelis hakim PT
Papua di Jayapura memutuskan delapan tahun penjara dan denda Rp 50 juta kepada Iptu Labora Sitorus. Vonis lebih berat ini dijatuhkan karena Labora Sitorus terbukti melakukan
tindak pidana pencucian uang TPPU yang pada sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Tipikor Sorong tidak terbukti. Sedangkan Majelis hakim PT Papua hanya memutuskan
delapan tahun penjara dengan denda Rp 50 juta subsider enam bulan penjara. Menanggapi vonis PT Papua, Maruli Hutagalung dari Kejati Papua mengaku akan mengajukan kasasi atas
putusan Pengadilan Tinggi Papua terhadap Aiptu Labora Sitorus. Oleh karena Jaksa kemudian mempersiapkan berkasnya untuk kasasi.
251
7. Putusan Kasasi Mahkamah Agung
Mahkamah Agung, pada tanggal 1792014akhirnya memutuskan, menolak kasasi yang diajukan Aiptu Labora Sitorus,. Labora dijatuhi vonis 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar
subsider 1 tahun kurungan. pertimbangan MA menyatakan . MA menolak kasasi terdakwa, karena alasan-alasan kasasi hanya merupakan pengulangan fakta-fakta yang telah dikemukakan
dalam pengadilan tingkatpertama dan tingkat banding, Ketua Majelis Hakim Kasasi untuk perkara ini, Artidjo Alkostar, menyatakan alasan lain yang diajukan dalam permohonan kasasi
Labora juga tak tunduk pada prinsip pemeriksaan pengadilan tingkat kasasi. Judex facti salah menerapkan hukum Sebaliknya, MA mengabulkan kasasi dari penuntut umum
karena pertimbangan hukum yang dipakai judex facti salah menerapkan hukum. Karena tidak mempertimbangkan dengan benar, hal-hal yang relevan secara yuridis,. Judex facti adalah
pengadilan yang memeriksa fakta perkara, yakni pengadilan tingkat pertama. Dalam perkara ini, judex facti adalah Pengadilan Negeri Sorong, Papua Barat. Fakta tersebut adalah bahwa
sejak 2010 hingga 2012, PT Seno Adhi Wijaya telah melakukan penjualan bahan bakar minyak memakai kapal tangki motor Balamas Sentosa I di kolam Bandar Sorong. Lalu, lanjut Artidjo,
transaksi perusahaan tersebut memakai rekening atas nama Labora. Padahal ternyata ditemukan BBM yang tidak dilengkapi dengan dokumen pengangkutannya. Selain itu, ujar
Artidjo, rekening yang dipakai dalam transaksi tersebut dibuat dengan identitas Labora sebagai pengusaha atau wiraswasta. Sedangkan senyatanya terdakwa masih menjabat sebagai
polisi aktif. Rekening yang sama juga menampung lalu lintas transaksi keuangan PT Rotua selain PT Seno Adhi Wijaya. Secara legal formal, nama Labora tidak tercantum dalam
kepengurusan kedua perusahaan itu tetapi mengendalikan kedua perusahaan tersebut. Sehingga ternyata perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur tindak pidana pencucian
uang,
252
.
251
http:regional.kompas.comread201405061444104Hukuman.Aiptu.Labora.Diperberat.Empat.Kali.Lipat
252
http:nasional.kompas.comread201409180643008Ini.Pertimbangan.MA.Perberat.Vonis.Polisi.Berekening.Rp .1.5.Triliun