191
Dalam amar putusan banding, majelis Pengadilan Tinggi Papua telah menyatakan Labora terbukti dengan sengaja membayarkan atau membelanjakan harta kekayaan yang diketahuinya
atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana. Majelis banding juga menyatakan Labora menempatkan dan mentransfer mata uang yang diketahui atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana dengan tujuan menyamarkan asal-usul harta kekayaan.Mahkamah Agung, pada tanggal 1792014akhirnya memutuskan, menolak kasasi yang diajukan Aiptu Labora
Sitorus,. Labora dijatuhi vonis 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar subsider 1 tahun kurungan. pertimbangan MA menyatakan . MA menolak kasasi terdakwa, karena alasan-
alasan kasasi hanya merupakan pengulangan fakta-fakta yang telah dikemukakan dalam pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding, Ketua Majelis Hakim Kasasi untuk perkara
ini, Artidjo Alkostar, menyatakan alasan lain yang diajukan dalam permohonan kasasi Labora juga tak tunduk pada prinsip pemeriksaan pengadilan tingkat kasasi. Judex facti salah
menerapkan hukum Sebaliknya, MA mengabulkan kasasi dari penuntut umum karena pertimbangan hukum yang dipakai judex factiPengadilan Negeri Sorong, Papua Barat salah
menerapkan hukum. Karena tidak mempertimbangkan dengan benar, hal-hal yang relevan secara yuridis,. Judex facti adalah pengadilan yang memeriksa fakta perkara, yakni pengadilan
tingkat pertama.
2. Penyidikan awal kasus labora
Sebetulnya Polda Papua telah mengusut kasus dugaan penggelapan BBM sejak 21 Maret 2013 dan pembalakan liar sejak 28 Maret. Bahkan dalam kasus BBM, polisi sudah menyita barang
bukti berupa sekitar 1.000 ton bahan bakar yang tersimpan dalam tiga kapal dan satu unit penampungan. Sedangkan dalam kasus pembalakan liar, polisi sudah menyita ratusan batang
kayu di Papua. Adalagi 80 kontainer muatan kayu siap ekspor sudah disita dan diamankan di KP3 Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Saat penyidikan kasus tersebut, mulanya Polda tidak
menemukan keterkaitan dengan Sitorus.Kasus itu terkait Sitorus setelah Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan PPATK menyampaikan laporan hasil pemeriksaan transaksi
mencurigakan terkait seorang polisi ke Mabes Polri pada akhir Maret 2013.
Kepala Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan PPATK Muhammad Yusuf menyatakan Labora Sitorus memiliki transaksi keuangan senilai Rp 1,5 triliun di rekeningnya.
Namun, uang sebesar itu merupakan akumulasi dari beberapa transaksi sehingga mendapatkan transaksi keuangan dalam jumlah besar. Hasil analisa atas transaksi itu telah
dikirimkan PPATK ke Polri, laporan yang dikirim oleh PPATK merupakan akumulasi transaksi Labora dari tahun 2007 hingga 2012. Rekening Labora tersebut juga terkait dengan sekitar
60 rekening yang diduga rekan bisnisnya maupun keluarga. Atas laporan tersebut Direksus kemudian menelusuri dugaan tindak pidana pencucian uang dari transaksi mencurigakan milik
Labora secara serius.
231
Dari laporan, sebanyak dua rekening di antaranya tercatat atas nama Labora Sitorus, sedangkan rekening lainnya tercatat atas nama keluarga dan kolega perusahaan miliknya.
Jajaran direksi perusahaan itu ditempati oleh orang-orang dari dalam keluarga besarnya. Istri Labora menjadi komisaris, adik iparnya menjadi direktur, dan kepemilikan saham dibagi juga
kepada dua anaknya. rekening tersebut bertuliskan banyak nama pemilik. Terutama dua rekening yang tercatat atas nama Sitorus, Rekening yang menggunakan namanya LS sendiri,
231
Ini Penjelasan PPATK soal Rekening Polisi Rp 1,5 Triliun Jumat, 17 Mei 2013 | 22:20 WIB http:nasional.kompas.comread2013051722201827Ini.Penjelasan.PPATK.Soal.Rekening.Polisi.Rp.1.5.Triliun.
192
ada identitas bukan sebagai anggota Polri, tetapi sebagai swasta.Tim penyidik pencucian uang lalu memblokir rekening milik Ajun Inspektur Satu Labora Sitorus serta rekening
terafiliasi dengan Sitorus. Pemblokiran tersebut dilakukan setelah Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan PPATK menyampaikan ke Mabes Polri ihwal hasil pemeriksaan transaksi
mencurigakan terkait Sitorus.
Mabes Polri kemudian membentuk tim gabungan, terdiri atas Polda Papua, Direktorat Tindak Pidana Tertentu dan Tindak Pidana Khusus Bareskrim. Polda Papua dan tim Direktorat
Tipiter Bareskrim menyidik kasus pembalakan liar dan penyelundupan BBM Sitorus. Sedangkan tim Direktorat Eksus Bareskrim menyidik pidana pencucian uang Sitorus. Labora
Sitorus, kemudian ditetapkan sebagai tersangka tanggal oleh Kepolisiandalam dugaan pidana pembalakan liar dan penyelundupan bahan bakar minyak. Ia disangka dengan Undang-Undang
No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gasoleh tim gabungan dari Direktorat Tindak Pidana Tertentu Tipiter Bareskrim dan Polda
Papua.
232
Adapun tim lainnya mengusut dugaan pidana pencucian uang terhadap Sitorus. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Labora dan pengacaranya terbang ke Jakarta. Dia
disebut meninggalkan tugas sebagai anggota Polres Raja Ampat tanpa izin dari pimpinan. Akhirnya pada hariSabtu, 19 Mei 2013 Labora Sitorus kemudian ditangkap oleh tim dari
Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI.Ia ditangkap pada pukul 20.00 seusai bertemu selama dua jam dengan Komisi Kepolisian Nasional
233
Ia ditangkap di halaman kantor Komisi Kepolisian Nasional, seusai mengadukan persoalannya yang dituduh memiliki
rekening gendut.penangkapan paksa tersebut dilakukan karen Labora pernah dilakukan upaya pemanggilan oleh penyidik di Papua, namun ia belum pernah berkesempatan hadir.
Dan ketika diketahui di Jakarta, maka demi penyidikan bisa berjalan tuntas, perlu upaya pemeriksaan secepatnya.
234
Setelah ditangkap Labora ditempatkan di Rutan Bareskrim.
235
Labora kemudian disangka dengan pasal berlapis yaitu Pasal 3, Pasal 4 dan atau Pasal 5 dan atau Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, dan atau Pasal
78 ayat 5 dan 7 jo Pasal 50 ayat 3 huruf f dan h UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang telah diubah oleh UU Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Namun terkait dugaan Korupsi, ternyata penyidikan tidak melakukan upaya pengembangan. Atas hal itu maka Komisi Kepolisian Nasional kemudian mendesak agar Badan Reserse
Kriminal Mabes Polri menangani tuntas kasus rekening gendut milik Aiptu Labora Sitorus. Kompolnas menyinyalir ada permainan petinggi polisi dalam kasus ini.upaya penegakan
232
Mabes Polri:
Labora Sitorus
Sudah Jadi
Tersangkahttp:www.tempo.coreadnews20130516063480859Mabes-Polri-Labora-Sitorus-Sudah-Jadi- Tersangka
233
Minggu, 19
Mei 2013
| 14:56
WIBAiptu Labora
Sitorus Ditangkap
Bareskrimhttp:www.tempo.coreadnews20130519063481477Aiptu-Labora-Sitorus-Ditangkap-Bareskrim
234
Ini Alasan Mabes Polri Soal Penangkapan Aiptu Labora SitorusMinggu, 19 Mei 2013 | 05:29 WIB http:nasional.kompas.comread2013051905291690Ini.Alasan.Mabes.Polri.Soal.Penangkapan.Aiptu.Labora.Si
torus
235
Polisi Pemilik Rekening Rp 1,5 Triliun Dijerat Pasal Berlapis. Minggu, 19 Mei 2013 | 21:15 WIB http:nasional.kompas.comread2013051921150559Polisi.Pemilik.Rekening.Rp.1.5.Triliun.Dijerat.Pasal.Berla
pis