Putusan Pengadilan Tinggi KASUS LABORA SITORUS

216 denda sebesar: Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah, dengan ketentuan jika denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama: 6 enam bulan; 3. Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dengan lamanya pidana yang dijatuhkan atas diri Terdakwa; 4. Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan Kepala Pengadilan Tinggi Papua Arwan Dyrin mengakui, tanggal 2 Mei lalu, majelis hakim PT Papua di Jayapura memutuskan delapan tahun penjara dan denda Rp 50 juta kepada Iptu Labora Sitorus. Vonis lebih berat ini dijatuhkan karena Labora Sitorus terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang TPPU yang pada sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Tipikor Sorong tidak terbukti. Sedangkan Majelis hakim PT Papua hanya memutuskan delapan tahun penjara dengan denda Rp 50 juta subsider enam bulan penjara. Menanggapi vonis PT Papua, Maruli Hutagalung dari Kejati Papua mengaku akan mengajukan kasasi atas putusan Pengadilan Tinggi Papua terhadap Aiptu Labora Sitorus. Oleh karena Jaksa kemudian mempersiapkan berkasnya untuk kasasi. 251

7. Putusan Kasasi Mahkamah Agung

Mahkamah Agung, pada tanggal 1792014akhirnya memutuskan, menolak kasasi yang diajukan Aiptu Labora Sitorus,. Labora dijatuhi vonis 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar subsider 1 tahun kurungan. pertimbangan MA menyatakan . MA menolak kasasi terdakwa, karena alasan-alasan kasasi hanya merupakan pengulangan fakta-fakta yang telah dikemukakan dalam pengadilan tingkatpertama dan tingkat banding, Ketua Majelis Hakim Kasasi untuk perkara ini, Artidjo Alkostar, menyatakan alasan lain yang diajukan dalam permohonan kasasi Labora juga tak tunduk pada prinsip pemeriksaan pengadilan tingkat kasasi. Judex facti salah menerapkan hukum Sebaliknya, MA mengabulkan kasasi dari penuntut umum karena pertimbangan hukum yang dipakai judex facti salah menerapkan hukum. Karena tidak mempertimbangkan dengan benar, hal-hal yang relevan secara yuridis,. Judex facti adalah pengadilan yang memeriksa fakta perkara, yakni pengadilan tingkat pertama. Dalam perkara ini, judex facti adalah Pengadilan Negeri Sorong, Papua Barat. Fakta tersebut adalah bahwa sejak 2010 hingga 2012, PT Seno Adhi Wijaya telah melakukan penjualan bahan bakar minyak memakai kapal tangki motor Balamas Sentosa I di kolam Bandar Sorong. Lalu, lanjut Artidjo, transaksi perusahaan tersebut memakai rekening atas nama Labora. Padahal ternyata ditemukan BBM yang tidak dilengkapi dengan dokumen pengangkutannya. Selain itu, ujar Artidjo, rekening yang dipakai dalam transaksi tersebut dibuat dengan identitas Labora sebagai pengusaha atau wiraswasta. Sedangkan senyatanya terdakwa masih menjabat sebagai polisi aktif. Rekening yang sama juga menampung lalu lintas transaksi keuangan PT Rotua selain PT Seno Adhi Wijaya. Secara legal formal, nama Labora tidak tercantum dalam kepengurusan kedua perusahaan itu tetapi mengendalikan kedua perusahaan tersebut. Sehingga ternyata perbuatan terdakwa memenuhi unsur-unsur tindak pidana pencucian uang, 252 . 251 http:regional.kompas.comread201405061444104Hukuman.Aiptu.Labora.Diperberat.Empat.Kali.Lipat 252 http:nasional.kompas.comread201409180643008Ini.Pertimbangan.MA.Perberat.Vonis.Polisi.Berekening.Rp .1.5.Triliun 217