Tindak pidana membawa alat-alat penebangan pohon di dalam kawasan hutan

39

9.5. Tindak pidana mengedarkan kayu hasil pembalakan liar melalui darat, perairan,

atau udara dan menyelundupkan kayu yang berasal dari atau masuk ke wilayah Negara Dalam Pasal 86 dinyatakan: 1 Orang perseorangan yang dengan sengaja: a. mengedarkan kayu hasil pembalakan liar melalui darat, perairan, atau udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf i; danatau b. menyelundupkan kayu yang berasal dari atau masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui sungai, darat, laut, atau udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf j dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 5 lima tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 dua miliar lima ratus juta rupiah. 2 Korporasi yang: a. mengedarkan kayu hasil pembalakan liar melalui darat, perairan, atau udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf i; danatau b. menyelundupkan kayu yang berasal dari atau masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui sungai, darat, laut, atau udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf j dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah.

9.6. Tindak pidana menerima, membeli, menjual, menerima tukar, menerima titipan,

danatau memiliki hasil hutan yang diketahui berasal dari pembalakan liar Dalam Pasal 87 dinyatakan: 1 Orang perseorangan yang dengan sengaja: a. menerima, membeli, menjual, menerima tukar, menerima titipan, danatau memiliki hasil hutan yang diketahui berasal dari pembalakan liar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf k; b. membeli, memasarkan, danatau mengolah hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf l; danatau c. menerima, menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, danatau memiliki hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf m dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 5 lima tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 dua miliar lima ratus juta rupiah. 2 Orang perseorangan yang karena kelalaiannya: a. menerima, membeli, menjual, menerima tukar, menerima titipan, danatau memiliki hasil hutan yang diketahui berasal dari pembalakan liar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf k; b. membeli, memasarkan, danatau mengolah hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf l; danatau c. menerima, menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, danatau memiliki hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf m dipidana dengan pidana penjara paling singkat 8 delapan bulan dan paling lama 3 tiga tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 250.000.000,00 dua ratus lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. 40 3 Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dilakukan oleh orang perseorangan yang bertempat tinggal di dalam danatau di sekitar kawasan hutan, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga bulan dan paling lama 2 dua tahun danatau pidana denda paling sedikit Rp. 500.000,00 lima ratus ribu rupiah dan paling banyak Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. 4 Korporasi yang: a. menerima, membeli, menjual, menerima tukar, menerima titipan, danatau memiliki hasil hutan yang diketahui berasal dari pembalakan liar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf k; b. membeli, memasarkan, danatau mengolah hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf l; danatau c. menerima, menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, danatau memiliki hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf m dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah.

9.7. Tindak pidana pengangkutan kayu hasil hutan tanpa memiliki dokumen

Dalam Pasal 88 dinyatakan: 1 Orang perseorangan yang dengan sengaja: a. melakukan pengangkutan kayu hasil hutan tanpa memiliki dokumen yang merupakan suratketerangan sahnya hasil hutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 16;b. memalsukan surat keterangan sahnya hasil hutan kayu danatau menggunakan surat keterangansahnya hasil hutan kayu yang palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14; danatauc. melakukan penyalahgunaan dokumen angkutan hasil hutan kayu yang diterbitkan oleh pejabatyang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 5 lima tahun serta pidanadenda paling sedikit Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00dua miliar lima ratus juta rupiah. 2 Korporasi yang: a. melakukan pengangkutan kayu hasil hutan tanpa memiliki dokumen yang merupakan surat keterangan sahnya hasil hutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16; b. memalsukan surat keterangan sahnya hasil hutan kayu danatau menggunakan surat keterangan sahnya hasil hutan kayu yang palsu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14; danatau c. melakukan penyalahgunaan dokumen angkutan hasil hutan kayu yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah.

9.8. Tindak pidana penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri

Dalam Pasal 89 dinyatakan: 1 Orang perseorangan yang dengan sengaja: a. melakukan kegiatan penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 1 huruf b; danatau b. membawa alat-alat berat danatau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk melakukan kegiatan penambangan danatau mengangkut hasil tambang di dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri sebagaimana dimaksud dalam