Tindak pidana melakukan intimidasi danatau ancaman terhadap keselamatan
9.25. Tindak pidana Jabatan
Dinyatakan dalam beberapa pasal : Pasal 106 Setiap pejabat yang melakukan kelalaian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf h dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 5 lima tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah. Pasal 107 Setiap kegiatan pembalakan liar danatau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 17 dan Pasal 20 sampai dengan Pasal 26 yang melibatkan pejabat, pidananya ditambah 13 satu per tiga dari ancaman pidana pokok. Pasal 108 Selain penjatuhan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82, Pasal 84, Pasal 94, Pasal 96, Pasal 97 huruf a, Pasal 97 huruf b, Pasal 104, Pasal 105, atau Pasal 106 dikenakan juga uang pengganti, dan apabila tidak terpenuhi, terdakwa dikenai hukuman penjara yang lamanya tidak melebihi ancaman maksimum dari pidana pokok sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini dan lama pidana sudah ditentukan dalamputusan pengadilan.9.26. Tindak pidana pengrusakan hutan oleh Korporasi
Di dalam Pasal 109 dinyatakan: 1 Dalam hal perbuatan pembalakan, pemanenan, pemungutan, penguasaan, pengangkutan, dan peredaran kayu hasil tebangan liar dilakukan oleh atau atas nama suatu korporasi, tuntutan danatau penjatuhan pidana dilakukan terhadap korporasi danatau pengurusnya. 2 Perbuatan pembalakan, pemanenan, pemungutan, penguasaan, pengangkutan, dan peredaran kayu hasil tebangan liar dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang perorangan, baik berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik secara sendiri maupun bersama-sama. 3 Dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap korporasi, korporasi tersebut diwakili oleh pengurus. 4 Hakim dapat memerintahkan pengurus korporasi agar menghadap sendiri di sidang pengadilan dan dapat pula memerintahkan agar pengurus tersebut dibawa ke sidang pengadilan. 5 Pidana pokok yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi hanya pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 sampai dengan Pasal 103. 6 Selain dapat dijatuhi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 sampai dengan Pasal 103, korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa penutupan seluruh atau sebagian perusahaan.Parts
» Dari Lacak Kayu Bulatnya ke Lacak Uangnya
» Deforestasi dan Kejahatan di Sektor Alih Hutan
» Perkembangan Penegakan Hukum di Sektor Alih Hutan
» Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
» Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
» Tindak Pidana Perkebunan PENDAHULUAN
» Tindak Pidana Penataan Ruang
» Tindak Pidana Pertambangan Mineral dan Batubara
» Tindak Pidana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
» Tindak pidana menguasai, danatau memiliki hasil penebangan di kawasan
» Tindak pidana membawa peralatan penebangan pohon di dalam kawasan hutan
» Tindak pidana membawa alat-alat penebangan pohon di dalam kawasan hutan
» Tindak pidana mengedarkan kayu hasil pembalakan liar melalui darat, perairan,
» Tindak pidana menerima, membeli, menjual, menerima tukar, menerima titipan,
» Tindak pidana pengangkutan kayu hasil hutan tanpa memiliki dokumen
» Tindak pidana penambangan di dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri
» Tindak pidana mengangkut danatau menerima titipan hasil tambang di dalam
» Tindak pidana menjual, menguasai, memiliki, danatau menyimpan hasil tambang
» Tindak pidana kegiatan perkebunan tanpa izin Menteri di dalam kawasan hutan
» Tindak pidana mengangkut danatau menerima titipan hasil perkebunan di dalam
» Tindak pidana menyuruh, mengorganisasi, atau menggerakkan pembalakan liar
» Tindak pidana memanfaatkan hasil pembalakan liar
» Tindak pidana memalsukan surat izin pemanfaatan hasil hutan atau penggunaan
» Tindak pidana merusak sarana dan prasarana pelindungan hutan
» Tindak pidana turut serta melakukan atau membantu terjadinya pembalakan liar
» Tindak pidana menggunakan dana yang diduga berasal dari hasil pembalakan liar
» Tindak pidana mencegah, merintangi, danatau menggagalkan secara langsung
» Tindak pidana memanfaatkan kayu hasil pembalakan liar danatau penggunaan
» Tindak pidana menghalang-halangi penegakan tindak pidana pembalakan liar dan
» Tindak pidana melakukan intimidasi danatau ancaman terhadap keselamatan
» Tindak pidana pembiaran terjadinya perbuatan pembalakan liar
» Tindak pidana menerbitkan izin pemanfaatan hasil hutan yang melanggar
» Tindak pidana Jabatan Tindak Pidana Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan
» Tindak pidana pengrusakan hutan oleh Korporasi
» Sulitnya Penegakan Hukum Pidana kehutanan
» Persoalan Hukum di Sektor Kehutanan
» Permasalahan Norma Perundang-undangan Permasalahan Penegakan hukum Kejahatan Kehutanan dengan
» Masalah korupsi Permasalahan Penegakan hukum Kejahatan Kehutanan dengan
» Masalah Lainnya Permasalahan Penegakan hukum Kejahatan Kehutanan dengan
» Tipologi Korupsi Kehutanan PENGGUNAAN INSTRUMEN TINDAK PIDANA
» Penggunaan Undang-Undang Korupsi oleh Kepolisian, Kejaksaan dan
» Suwarna Abdul PENGGUNAAN INSTRUMEN TINDAK PIDANA
» H. Tengku Azmun PENGGUNAAN INSTRUMEN TINDAK PIDANA
» M. Al-Amin Nur PENGGUNAAN INSTRUMEN TINDAK PIDANA
» Syahrial PENGGUNAAN INSTRUMEN TINDAK PIDANA
» Tantangan Penegakan Korupsi Kehutanan yang Ditangani KPK
» Tantangan Penegakan Korupsi Kehutanan yang Ditangani Kepolisian
» Umum INSTRUMEN ANTI-PENCUCIAN UANG UNTUK
» Pelapisan layering, adalah upaya untuk lebih menjauhkan harta kekayaan yang berasal
» Integrasi Integration, adalah upaya menggunakan harta kekayaan hasil tindak pidana yang
» Pidana Bidang Kehutanan sebagai Predicate Crime
» Backing: orang yang memberikan
» Political Exposed Person PEP:
» Pidana Korupsi sebagai predicate crime
» Karakteristik Pelaku Kejahatan Hutan dalam Mengalihkan Harta
» Pengejaran Harta Kekayaan Yang Diperoleh Dari Praktik Tindak
» Pendekatan Anti Pencucian Uang dalam Kejahatan Kehutanan
» Peran Lembaga Keuangan Sebagai Upaya Penanggulangan Secara
» Pencucian Uang dengan Kejahatan Asal Bidang Kehutanan
» Peran PPATK dalam Pencegahan Pencucian Uang di Bidang Kehutanan
» Masalah dalam Pencucian Uang di Sektor Kehutanan
» Proses penyidikan KASUS ADELIN LIS
» Putusan Pengadilan Tingkat Pertama
» Illegal logging dan Pelanggaran Administrasi Kehutanan
» Penerapan Asas Lex Specialis derogat Legi Generale vs Concursus Idealis
» Kaitan dengan Money Laundering
» Asumsi yang keliru dan Kelemahan Dalam Penerapan Rezim Money Laundering
» Pengantar KASUS MARTHEN RENOUW
» Tuntutan Jaksa Penuntut Umum
» Pledoi Pembelaan KASUS MARTHEN RENOUW
» Putusan dan Pertimbangan Hakim
» Pengantar KASUS LABORA SITORUS
» Penyidikan awal kasus labora
» Dakwaan terhadap Labora KASUS LABORA SITORUS
» Tuntutan Jaksa KASUS LABORA SITORUS
» Putusan Pengadilan Negeri Kelas II Sorong
» Putusan Pengadilan Tinggi KASUS LABORA SITORUS
» Putusan Kasasi Mahkamah Agung
» Kasus Adelin Lis Gambaran Perkembangan Pengadilan Tiga Kasus Kejahatan Hutan
» Kasus Marthen Renouw Gambaran Perkembangan Pengadilan Tiga Kasus Kejahatan Hutan
» Kasus Labora Sitorus Gambaran Perkembangan Pengadilan Tiga Kasus Kejahatan Hutan
» Perkembangan Baru Penggunaan TPPU berdasarkan Putusan MK
» Dasar Pengajuan Permohonan PENUTUP Menuju Penggunaan Instrumen Anti
» Frasa “patut diduga” dalam Pasal 2 Ayat 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 Ayat 1 UU
» Tindak Pidana Asal tidak wajib dibuktikan terlebih dahulu
» Beban pembuktian terbalik sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 77 dan 78
Show more