Tindak pidana menghalang-halangi penegakan tindak pidana pembalakan liar dan

48

9.22. Tindak pidana melakukan intimidasi danatau ancaman terhadap keselamatan

petugas Di dalam Pasal 103 dinyatakan: 1 Orang perseorangan yang dengan sengaja melakukan intimidasi danatau ancaman terhadap keselamatan petugas yang melakukan pencegahan dan pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan kawasan hutan secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah. 2 Korporasi yang melakukan intimidasi danatau ancaman terhadap keselamatan petugas yang melakukan pencegahan dan pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan kawasan hutan secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah dan paling banyak Rp. 15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah.

9.23. Tindak pidana pembiaran terjadinya perbuatan pembalakan liar

Di dalam Pasal 104 dinyatakan: Setiap pejabat yang dengan sengaja melakukan pembiaran terjadinya perbuatan pembalakan liar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 17 dan Pasal 19, tetapi tidak menjalankan tindakansebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 15 lima belas tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling banyak Rp. 7.500.000.000,00 tujuh miliar lima ratus juta rupiah.

9.24. Tindak pidana menerbitkan izin pemanfaatan hasil hutan yang melanggar

kewenangan Di dalam Pasal 105 dinyatakan: Setiap pejabat yang: a. menerbitkan izin pemanfaatan hasil hutan kayu danatau penggunaan kawasan hutan di dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a; b. menerbitkan izin pemanfaatan hasil hutan kayu danatau izin penggunaan kawasan hutan di dalam kawasan hutan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b; c. melindungi pelaku pembalakan liar danatau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf c; d. ikut serta atau membantu kegiatan pembalakan liar danatau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf d; e. melakukan permufakatan untuk terjadinya pembalakan liar danatau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf e; f. menerbitkan surat keterangan sahnya hasil hutan tanpa hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf f; danatau g. dengan sengaja melakukan pembiaran dalam melaksanakan tugas sehingga terjadi tindak pidana pembalakan liar danatau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf g dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah. 49

9.25. Tindak pidana Jabatan

Dinyatakan dalam beberapa pasal : Pasal 106 Setiap pejabat yang melakukan kelalaian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf h dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 5 lima tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah. Pasal 107 Setiap kegiatan pembalakan liar danatau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 17 dan Pasal 20 sampai dengan Pasal 26 yang melibatkan pejabat, pidananya ditambah 13 satu per tiga dari ancaman pidana pokok. Pasal 108 Selain penjatuhan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82, Pasal 84, Pasal 94, Pasal 96, Pasal 97 huruf a, Pasal 97 huruf b, Pasal 104, Pasal 105, atau Pasal 106 dikenakan juga uang pengganti, dan apabila tidak terpenuhi, terdakwa dikenai hukuman penjara yang lamanya tidak melebihi ancaman maksimum dari pidana pokok sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini dan lama pidana sudah ditentukan dalamputusan pengadilan.

9.26. Tindak pidana pengrusakan hutan oleh Korporasi

Di dalam Pasal 109 dinyatakan: 1 Dalam hal perbuatan pembalakan, pemanenan, pemungutan, penguasaan, pengangkutan, dan peredaran kayu hasil tebangan liar dilakukan oleh atau atas nama suatu korporasi, tuntutan danatau penjatuhan pidana dilakukan terhadap korporasi danatau pengurusnya. 2 Perbuatan pembalakan, pemanenan, pemungutan, penguasaan, pengangkutan, dan peredaran kayu hasil tebangan liar dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang perorangan, baik berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik secara sendiri maupun bersama-sama. 3 Dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap korporasi, korporasi tersebut diwakili oleh pengurus. 4 Hakim dapat memerintahkan pengurus korporasi agar menghadap sendiri di sidang pengadilan dan dapat pula memerintahkan agar pengurus tersebut dibawa ke sidang pengadilan. 5 Pidana pokok yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi hanya pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 sampai dengan Pasal 103. 6 Selain dapat dijatuhi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 sampai dengan Pasal 103, korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa penutupan seluruh atau sebagian perusahaan.