Karakteristik Pelaku Kejahatan Hutan dalam Mengalihkan Harta

105 lembagapemberi kredit atau perdagangan valuta asing, namun perlu diketahui bahwa selain produk transnasional perbankan seperti tabungandeposito, transfer serta kreditpembiayaan pada kenyataanya produk dan jasa yang ditawarkan oleh lembaga keuangan juga menarik bagi para pencuci uang untuk menggunakannya sebagaisarana pencucian uang, oleh karenanya pelaku kejahatan ini memiliki kemampuan 166 dan net workyang canggih dalam menjalankan aksi kejahatannya, yakni penyeludupan uang, melalui institusi keuangan dan melalui institusi non keuangan. Berikut ini akan diterangkan beberapa modus operandi tentang pencucian uang. Berdasarkan Tipologi Menurut Egmont Group 167 kasus-kasus pencucian uang dibagi ke dalam lima tipe sesuai dengan bagaimana cara-cara para pencuci uang melakukan kegiatan pencucian uang. Kelima tipe itu adalah sebagai berikut: a Penyembunyian ke dalam struktur bisnis. Penyembunyian ini dilakukan ke dalam kegiatan normal dari bisnis atau ke dalam perusahaan yang telah ada yang dikendalikan oleh organisasi kejahatan yang bersangkutan. Apabila tipe ini sudah ditempuh, maka pencuci uang akan mendapatkan setidaknya enam keuntungan. Hal tersebut diungkapkan olehThe Egmount Group,yaitu: 168 1 bahwa dengan cara ini, pencuci uang dapat lebih memiliki kendali terhadap perusahaan yang digunakan untuk melakukan kegiatan pencucian uang. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan kegiatan pencucian uang itu dibocorkan oleh orang dalam dan diketahui oleh penegak hukum 2 bahwa lembaga keuangan yang digunakan untuk mentransfer dana itu akan kurang curiga apabila kemudian mengetahui adanya fluktuasi yang demikian besar di dalam rekening perusahaan tersebut dibandingkan apabila kegiatan yang serupa dilakukan melalui rekening pribadi. 3 bahwa kegiatan bisnis memiliki alasan-alasan sah bagi pelaksanaan tranfer dana kepada atau penerimaan transfer dana dari yurisdiksi lain, dan dalam berbagai mata uang, sehingga hal yang demikian itu dapat mengurangi tingkat kecurigaan dari lembaga- lembaga keuangan yang bersangkutan. 4 bahwa beberapa bisnis bertransaksi terutama dengan uang tunai dan lembaga-lembaga keuangan akan kurang curiga apabila melihat ada pihak yang melakukan penyimpanan uang tunai yang besar. 5 bahwa hubungan antara para penjahat dengan perusahaan yang bersangkutan dapat disembunyikan melalui struktur kepemilikan perusahaan, karena apabila rekening tersebut berbentuk “personal bank account”, maka dokumen-dokumen identifikasi khusus dari pribadi-pribadi pembuka rekening tersebut akan diminta oleh lembaga- lembaga keuangan di mana rekening itu dibuka. 6 Bahwa di beberapa negara biaya untuk mendirikan perusahaan tidak mahal, yaitu hanya beberapa ratus dolar saja. Di samping itu, di seluruh dunia selalu saja tersedia agen- agen yang dapat memfasilitasi pihak-pihak yang memerlukan untuk mendirikan perusahaan dan memfasilitasi penyediaan manajemennya, termasuk apabila diperlukan oleh para penjahat yang kurang memiliki pengalaman profesional dalam masalah 166 Ermon Group adalah gabungan dari Financial Intellig ence Unit FIU yaitu lembaga 6 6permanen yang khusus menangani masalah pencucian uang dari setiap negara di dunia yang bertujuan untuk mengumpulkan kasus-kasus terpilih berkenaan dengan pemberantasan pencucian uang. Kumpulan kasus tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat kepada FIU di masing-masing negara. 167 Bismar Nasution, Rezim Anti-Money Laundering Di Indonesia, op.cit , hal. 3 168 Sutan Remy Sjahdeini, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan 6 7Terorisme , Grafiti: Jakarta, 2004, hal. 124-125 106 tersebut. a Penyalahgunaan lewat bisnis yang sah.Dalam tipe kasus seperti ini, pencuci uang menggunakan bisnis atau perusahaan yang telah ada tanpa harus menciptakan yang baru. Perusahaan tersebut akan menggunakan dana hasil pencucian uang tanpa harus tahu asal- usul dari dana tersebut sehingga dana tersebut akan terlihat seakan-akan memang berasal dari perusahaan yang bersangkutan, dan bukan berasal daripemilik yang sesungguhnya. Untuk memperlancar proses ini, pencuci uang sering menggunakan tenaga profesional seperti lawyers dan accountants. b Penggunaan identitas palsu, dokumen palsu, dan penggunaan perantara.Dalam tipe kasus seperti ini, pencuci uang menyerahkan aset miliknya kepada orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan kejahatan. Orang-orang seperti ini disebut dengan “straw men”. Mereka akan digunakan untuk menyimpan dana di bank atau menarik dana tersebut dengan harapan apabila transaksi-transaksi tersebut menjadi perhatian para penegak hukum, maka tidak terungkapnya hubungan transaksi itu dengan organisasi kejahatan yang bersangkutan akan dapat menghilangkan jejak sumber keuangan itu. Penggunaan dokumen- dokumen identitas palsu acap kali dilakukan untuk membuka rekening bank atau untuk melaksanakan transaksi yang digunakan untuk meniadakan dapat terlihatnya hubungan antara aset tersebut dengan penjahat yang bersangkutan. Dokumen palsu digunakan untuk menunjang upaya-upaya pencucian uang yang dilakukan oleh pencuci uang. Misalnya, pembuatan faktur palsu false invoicing, tanda terima receipts palsu, dan dokumen perjalanan palsu. Semua ini digunakan untuk membuktikan kebenaran mengenai dana yang disetorkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang bersangkutan. 169 c Pengeksploitasian masalah-masalah yang menyangkut yurisdiksi internasional.Pengeksploitasian pembedaan-pembedaan peraturan dan persyaratan yang berlaku antara negara yang satu dengan negara yang lain merupakan hal yang dilakukan oleh pencuci uang. Misalnya, pembedaan ketentuan rahasia bank, persyaratan identifikasi untuk membuka rekening bank, persyaratan transportasi, ketentuan perpajakan, persyaratan pendirian perusahaan, dan pembatasan lalu lintas devisa. Globalisasi dari jasa- jasa keuangan yang makin meningkat dapat memudahkan para penjahat untuk berkali-kali memindahkan dana-dana mereka dan satu yurisdiksi ke yurisdiksi yang lain dengan biaya yang rendah. d Penggunaan harta kekayaan tanpa nama.Tipe kasus seperti ini adalah yang paling sederhana. Para penjahat menyadari bahwa makin sedikit para pencuci uang meninggalkan jejak pemeriksaan yang dapat dilacak oleh para investigator, yaitu jejak yang ditinggalkan oleh kegiatan pencucian uang yang dilakukan oleh para penjahat itu dengan asetnya. Beberapa aset memang tidak memiliki nama pemilik sehingga kepemilikannya praktis tidak mungkin dibuktikan, kecuali apabila penjahat yang bersangkutan tertangkap basah oleh penegak hukum ketika sedang berinteraksi dengan aset tersebut. 170 Macam-macam mekanisme kerja dalam pencucian uang, bila melaluicash tunai. Hasil kejahatan pencucian uang berupa uang tunai terkait dengan tahap “plecement”, namun juga bisa dalam tahap transfer dan “integration”. Yang menjadi modus operandi para pelaku 169 Ibid , hal. 126 170 Ibid , hal. 128 107 pencucian uang dalam menangani uang tunai atau “cash” sebagai berikut: 171 1. Mengkonvensi uang tunai dengan menempatkan uang hasil kejahatnnya ke dalam penyedia jasa keuangan atau dengan membelajakan uang tersebut untuk barang-barang tertentu. 2. Structuring cash depositsdilakukan dengan cara menghindari pelaporan keuangan dalam rezim anti pencucian uang, menghindari kecurigaan aparat intelijen keuangan dan membantu para pencuci uang dalam membersihkan hasil kejahatannya. 3. Smurfing yaitu suatu proses di mana para kriminal melibatkan beberapa orang smurfs untuk mendepositokan uang hasil kejahatan ke dalam sistem perbankan sehingga mengurangi kecurigaan petugas Penyedia Jasa Keuangan. 4. International smuggling of cashyaitu dengan secara fisik uang dalam jumlah besar melewati perbatasan suatu negara. Melalui Wire transfer, ini adalah mekanisme kerja pencucian yang dilakukan ketika uang tunai sudah berada dalam sistem keuangan. Cara ini termasuk yang cepat dan terpercaya dalam mentranfer uang ke seluruh dunia. Keuntungan dengan menggunakan mekanisme ini adalah : uang dalam jumlah besar ditransfer seketika, dapat memindahkan uang hasil kejahatan melalui beberapa jurisdiksi dan dalam berbagai rekening bank secara cepat; dalam “Telegraphic Transfer ” informasi atau identitas dari si pengirim dan si penerima terbatas; dan keuntungan yang terakhir adalah dapat menyembunyikan sumber dari uang hasil kejahatan dan menghindari persyaratan pelaporan internasional. 172 Melalui Alternative remittance systemsunderground banking. Dalam sitem ini, penyedia jasa keuangan beroperasi di luar sektor keuangan yang utama di mana uang atau dana ditransfer antar negara dengan cepat dansulit dideteksi. Sitem ini digunakan oleh pencuci uang kerena : 1 sistem ini tidak mengenal prinsip “know your costumers system”, 2 tidak ada catatan transaksi; dan 3 pihak yang berwenang kesulitan dalam melacaknya. Dalam buku Yenti Garnasih yang berjudul “Kriminalisasi Pencucian Uang Money Laundering”, disebutkan bahwa pencucian uang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara tradisional dan cara modern. Cara tradisional biasanya dimelalui suatu jaringan atau sindikat etnik yang sangat rahasia. Dengan cara ini, parapelaku 173 menjalankan praktik pencucian uang dengan dilandasi rasa saling percaya yang kuat dan tanpa menggunakan pembukuan, sehingga transaksi tersebut tidakmeninggalkan jejak.

6. Pengejaran Harta Kekayaan Yang Diperoleh Dari Praktik Tindak

Pidana Kehutanan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang UUTPPU sebenarnya telah memberikan landasan berpijak yang cukup kuatbagi aparat penegak hukum khususnya hakim yang menyidangkan kasus menyangkut penjeratan pelaku kejahatan kehutanan sebagai kejahatan asal melalui tindak pidana pencucian uang Money Laundering sebagai upaya penanggulangan melalui pendekatan represif penal. Melalui pendekatan penal ini diharapkan penegakanhukum tindak pidana kehutanan tidak saja 171 Soewarsono dan Reda Manthovani, Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia , Malibu: Jakarta, 2004 , hal. 13-15 172 Bismar Nasution, Rezim Anti-Money Laundering Di Indonesia, op.cit , hal. 71 173 Yenti Garnasih, Kriminalisasi Pencucian Uang Money Laundering , Jakarta: Universitas 7 2Indonesia, Fakultas Hukum Pascasarjana, 2003, hal. 57 108 secara fisik pelaku dapat dideteksi melainkan juga terhadap harta kekayaan yang didapat dari kejahatan asal predicate of offence khususnya praktik illegal logging sehingga pelaku pencucian uang yang dilakukan oleh para aktor utama white collar crime untuk dapat dimintai pertanggung jawaban pidana, karena di dalam tindak pidana pencucian uang Money Laundering yang menjadi prioritas utama adalah pengembalian atau pengejaran uang atau harta kekayaan yang diperoleh dari hasil kejahatan. Landasan dari prioritas tindak pidana pencucian uang yakni pengejaran danpengembalian harta kekayaan hasil kejahatan dengan berbagai alasan sebagai berikut: Pertama, jika pengejaran ditujukan kepada pelakunya akan lebih sulit dan juga sangatberesiko. Kedua, jika diperbandingkan antara mengejar pelakunya dengan uang atau harta benda dari hasil kejahatan akan lebih mudah mengejar hasil dari kejahatan. Ketigabahwa uang atau harta dari hasil kejahatan adalah juga merupakan darah yang menghidupi atau energi dari tindak pidana itu sendiri live blood of the crime. Selanjutnya dengan dimasukkannya tindak pidana bidang kehutanan sebagaipredicate crimes dalam pranata hukum UUTPPU maka aparat penegak hukum dengan bekerjasama dengan PPATK mempunyai dasar hukum untuk melakukanpenyelidikan terhadap berbagai transaksi yang mencurigakan dari lembaga-lembaga keuangan seperti bank, pasar modal dan asuransi untuk mencari aliran dana yang pada akhirnya akan menuju kepada aktor intelektual pemegang dana kegiatan illegal logging. 174

7. Pendekatan Anti Pencucian Uang dalam Kejahatan Kehutanan

175 Pendekatan anti pencucian uang dalam kejahatan Kehutanan dapat meliputitahap seperti berikut ini:  Pendekatan penyedia jasa keuangandan Prinsip Mengenal NasabahPMN.  Pendekatan penyedia jasa keuangandan Prinsip Mengenal NasabahPMN.  Pendekatan penyedia jasa keuangandan Prinsip Mengenal NasabahPMN. Pendekatan penyedia jasa keuangandan Prinsip Mengenal NasabahPMN. Pendekatan lewat Bank dan penyedia jasa keuangan PJK lainnya harus memastikan tidak ada criminal atau tersangka tindak kejahatan menyimpanuang hasil kejahatannya ke dalam sistemperbankan. PJK diminta untuk memahamiprofil dari nasabah mereka dan pola transaksimereka termasuk nasabah yang bergerakdibidang kehutanan dengan menerapkanPrinsip Mengenal Nasabah PMN. Kewajibanini berlaku bagi nasabah baru maupun nasabahlama. PJK diminta untuk melalukan ‘customerdue diligence’ CDD untuk mengetahuiprofil dari nasabahnya, paling tidak memilikiinformasi tentang identitas, pekerjaan ataubidang usaha, pendapatan normal, rekeninglain yang nasabah miliki, transaksi keuanganyang normal, dan tujuan membuka rekeningatau menjalankan hubungan dengan PJK. Pendekatan TKM dan TKT. Apabila bank dan PJK lainnya menerapkan PMN dengan baik, mereka akan dapatmengidentifikasi transaksi keuangan yangmencurigakan TKM yang melibatkan nasabahmereka. Sebuah transaksi yang mencurigakanterjadi ketika seorang nasabah melakukanatau membatalkan transaksi keuangandengan menggunakan harta yang 174 Bismar Nasution, Kerusakan Hutan dan Money Laundering , Makalah Dosen FakultasHukum USU dan Ketua Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum USU, , 175 Bambang Setiono Menggunakan UU Tindak Pidana Pencucian UangMenjerat Aktor Intelektual Illegal logging Pusat Riset Kehutanan Internasional CIFOR