| Bekerja Membangun Bangsa
456
Metode pelatihan adalah sebagai berikut:
i. Pelatihan dapat dilakukan secara elekronikonline
base , maupun melalui tatap
muka. ii. Pelatihan melalui tatap
muka, dengan pendekatan yaitu:
• dilakukan secara
interaktif misal workshop
, diberikan untuk pegawai yang
mendapatkan prioritas secara
berkala, dengan topik disesuaikan
dengan kebutuhan peserta
• dilakukan secara
satu arah misal seminar diberikan
untuk pegawai yang tidak mendapatkan
prioritas, dan dilakukan apabila terdapat
perubahan ketentuan yang signiikan, dengan
topik berupa gambaran
umum penerapan Program APU dan PPT
iii. Penerapan Program APU dan PPT Pada Perusahaan
Anak dan Kantor Cabang di Luar Negeri Sebagai bentuk
tanggung jawab bagi Bank yang memiliki jaringan
kantor secara internasional, maka untuk memastikan
penerapan APU dan PPT telah berjalan efektif di
seluruh jaringan kantor, maka Divisi Kepatuhan
juga memantau dan menganalisa penerapan
APU dan PPT di:
• Perusahaan Anak di
Luar Negeri •
Kantor Cabang Luar Negeri
iv. Apresiasi Eksternal terhadap Program APU-PPT
BNI Sebagaimana tahun- tahun sebelumnya, pada
tahun 2015 BNI menerima penghargaan dari Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK
Apresiasi tersebut diberikan atas partisipasi aktif BNI
dalam menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan LTKM dan upaya-upaya BNI
dalam mendukung secara penuh rezim Anti Money
Laundering. Selain itu terkait dengan partisipasi
aktif BNI dalam mendukung survei National Risk
Assesment NRA yang dilakukan oleh PPATK.
c. Pelaksanaan Fungsi implementasi Strategi Anti Fraud
Sebagai upaya untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan Good
Corporate Governance di BNI, Divisi Kepatuhan terus berupaya mewujudkan
prinsip no fraud for our bank melalui Penerapan Strategi Anti Fraud
penerapan Whistle Blowing System WBS dan Strategi Anti Fraud SAF
1
Strategi Anti Fraud Fraud yang terjadi di sektor
perbankan dapat menimbulkan risiko kerugian material maupun
imaterial bagi nasabah, bank dan pemangku kepentingan lainnya.
Oleh karenanya sebagai bagian dari penguatan pengendalian
internal Bank, pelaksanaan manajemen risiko, good corporate
governance maka perlu diterapkan Anti Fraud System untuk
mengendalikan dan meminimalisir fraud. Strategi Anti Fraud
diterapkan melalui 4 empat pilar sebagaimana diatur dalam Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 1328DPNP tanggal 9 Desember
2011 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum,
yakni: a Pencegahan
Pilar pencegahan merupakan bagian dari sistem
pengendalian Fraud yang memuat langkah-langkah
dalam rangka mengurangi potensi risiko terjadinya
Fraud. Di BNI sebagai langkah preventif terhadap fraud
telah disusun tools antara lain budaya anti fraud, self
assessment identiikasi kerawanan,
Laporan Tahunan 2015 |
LAPOrAn M AnA
JEMEn iKHTisAr KinErJA 2015
Pr OFiL PErUsAHAAn
AnALisis D An PEMBAHAsAn
M AnA
JEMEn
TA TA KEL
OLA PErUsAHAAn
TAnGGUnG JA
W AB sOsiAL
PErUsAHAAn
inFOrM Asi PErUsAHAAn
457
know your employee, third party due diligent
dan sebagainya.
b Deteksi Pilar deteksi merupakan bagian
dari sistem pengendalian Fraud yang memuat langkah-langkah
dalam rangka mengidentiikasi dan menemukan Fraud
dalam kegiatan usaha Bank. Dalam rangka deteksi fraud
BNI telah memiliki Whistle Blowing System, Program
Audit mendadak, Surveillance SystemSistem Pengawasan
Seperti CCTV, voice recorder serta Detection Fraud System
melalui sistem Enterprise Fraud Management EFM.
c Investigasi, Pelaporan, dan Sanksi
Pilar investigasi, pelaporan, dan sanksi merupakan bagian
dari sistem pengendalian Fraud yang paling kurang memuat
langkah-langkah dalam rangka menggali informasi
investigasi, sistem pelaporan, dan pengenaan sanksi atas
Fraud yang dapat memberikan efek jera.
d Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut
Pilar pemantauan, evaluasi, dan tindak Lanjut
merupakan bagian dari sistem pengendalian Fraud
yang paling kurang memuat langkah-langkah dalam rangka
memantau dan mengevaluasi Fraud, serta mekanisme tindak
lanjut. Pilar keempat diterapkan melalui Fraud proiling,
Pemantauan melalui Anti Fraud System dan Monthly Fraud
Meeting untuk mendiskusikan fraud proiling serta corrective
actionperbaikan untuk meminimalkan fraud.
Pemantauan, Evaluasi,dan Tindak Lanjut
Strategy Anti Fraud
Kebijakan Ketentuan
Tata Kelola Budaya
Kepemimpinan
investigasi, Pelaporan,
dan sanksi
Deteksi Pencegahan
Tone at the top
nilai dan Perilaku Organisasi Batas Kewenangan
Pengelolaan kinerja dan Kepatuhan
Pendekatan sistematik untuk mengendalikan fraud
| Bekerja Membangun Bangsa
458
2 Whistle Blowing System
WBS Penjelasan WBS lebih lanjut dapat
dilihat pada Sarana Pengaduan Internal – WBS.
d. Pelaksana Fungsi Kepatuhan Terintegrasi
Sebagai implementasi dari POJK dan SEOJK mengenai Penerapan Tata
Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan sebagaimana dituangkan
dalam Pedoman Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan BNI yang
disusun oleh Direksi dan disetujui Dewan Komisaris BNI selaku Entitas
Utama, bahwa Divisi Kepatuhan BNI merupakan Satuan Kerja Kepatuhan
Terintegrasi dalam rangka penerapan Tata Kelola Terintegrasi di Konglomerasi
Keuangan BNI.
Sebagai pelaksana tugas kepatuhan terintegrasi, Divisi Kepatuhan BNI
melakukan tugas memantau dan mengevaluasi penerapan fungsi
kepatuhan di masing-masing perusahaan anak, khususnya aktivitas
perusahaan anak dalam: 1
Menerapkan fungsi Kepatuhan terhadap regulasi, dengan
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a Mewujudkan terlaksananya
Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan
kegiatan usaha di Perusahaan Anak.
b Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi Perusahaan
Anak. c Memastikan agar kebijakan,
ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan
usaha yang dilakukan oleh Perusahaan Anak telah sesuai
dengan ketentuan Regulator dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
d Memastikan kepatuhan Perusahaan Anak terhadap
komitmen yang dibuat kepada OJK, Bank Indonesia danatau
otoritas pengawas lain yang berwenang.
e Menyampaikan laporan kepada regulator terkait dengan
pelaksanaan fungsi Kepatuhan. 2
Penerapan APU PPT. 3
Penerapan Strategi Anti Fraud.
6. Pedoman dalam Pelaksanaan Fungsi-Fungsi di Divisi Kepatuhan
Sebagai guideline
dalam pelaksanaan fungsi- fungsi di Divisi Kepatuhan maka diperlukan
kebijakan dan pedoman kerja yang memenuhi kecukupan standar, regulasi,
berlaku efektif serta selalu di-review dan dilakukan pengkinian. Di tahun 2015 Divisi
Kepatuhan memiliki kebijakan dan prosedur sebagai berikut:
1. Tata Kerja Divisi Kepatuhan 2. Pengelolaan Risiko Kepatuhan
3. Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
4. Strategi Anti Fraud 5. Whistle Blowing System WBS
6. Pengelolaan Fungsi Kepatuhan Terintegrasi
sisTEM PEnGEnDALiAn inTErnAL
satuan Pengawasan internal sPi
SPI sebagai Third Line of Defence, menjalankan peran yang besar dalam pelaksanaan fungsi
assurance melalui pelaksanaan audit
pemeriksaan baik yang bersifat audit unit individual maupun yang lebih fokus pada tema
isu-isu yang bersifat strategik dan menggejala dalam organisasi secara Bank Wide. Selama
tahun 2015, SPI telah melaksanakan perannya dalam penguatan pelaksanaan sistem
pengendalian internal yang mendukung pencapaian strategi BNI melalui pelaksanaan
audit tematik.
Fungsi assurance dilaksanakan melalui pelaksanaan audit untuk mengevaluasi
kecukupan dan efektivitas internal control dan risk management
serta menilai kualitas pencapaian kinerja. Pelaksanaan assurance dan
konsultasi dilakukan secara independen serta objektif untuk memberikan nilai tambah
dan perbaikan terhadap kegiatan perusahaan. Di samping melaksanakan fungsi assurance
melalui audit, SPI juga melakukan fungsi konsultasi yang dapat dilakukan secara informal
maupun secara formal antara lain independent review
atas peluncuran produk baru sesuai ketentuan BI dan penugasan khusus atas
permintaan auditee, manajemen ataupun atas inisiatif dari SPI.