SEGMENT INFORMATION continued bni ar 2015 th

DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 AND 2014 Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated Halaman - 174 - Page 48. MANAJEMEN RISIKO lanjutan

48. RISK MANAGEMENT continued

Penilaian Profil Risiko Terintegrasi merupakan penilaian terhadap 10 sepuluh jenis Risiko berdasarkan Risiko Inheren dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko KPMR terintegrasi. Kesepuluh jenis Risiko tersebut adalah Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Transaksi Intra- Grup dan Risiko Asuransi. Penilaian Profil Risiko BNI Terintegrasi tersebut telah dilakukan sesuai dengan lampiran SE OJK No. 14SEOJK.032015 tahun 2015. Penilaian Profil Risiko Terintegrasi dilakukan Semesteran. Berdasarkan hasil laporan terakhir atas penilaian sendiri self assessment, peringkat risiko inheren posisi 30 Juni 2015 adalah low to moderate dengan peringkat kualitas penerapan manajemen risiko yang memadai satisfactory sehingga peringkat komposit konglomerasi keuangan BNI adalah 2 low to moderate. Integrated Risk Profile assessment is the assessment of the 10 ten type of risks based on the Inherent Risks and the integrated Implementation of Risk Management Quality KPMR. The ten types of risks that being assessed are Credit Risk, Market Risk, Liquidity Risk, Operational Risk, Legal Risk, Reputation Risk, Strategic Risk, Compliance Risk, Intra Group Transactions Risk and Risk Insurance. Assessment of the Integrated Risk Profile has been complies with the SE OJK No. 14SEOJK.032015 year 2015. Integrated Risk Profile assessment are conducted on semi annual basis. Based on the results of the last self assessment, the inherent risk rank of BNI as of 30 June 2015 is low to moderate with the quality of the risk management implementation rank is satisfactory, therefore the composite rank of BNI as financial conglomeration is 2 low to moderate. 49. RISIKO KREDIT 49. CREDIT RISK Pengelolaan kredit Bank diarahkan untuk melakukan ekspansi kredit dan mengelola kualitas setiap kredit sejak saat diberikan sampai dengan dilunasi untuk mencegah kredit tersebut menjadi Non-Performing Loan NPL. Pengelolaan kredit yang efektif dapat meminimalkan kerugian dan mengoptimalkan penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit. The Bank’s loan management is aimed to support the loan expansion and to manage the quality of each loan from the time the loan was granted until the loan is fully repaid by the debtors, to prevent the loan becoming a Non-Performing Loan NPL. Effective loan management is intended to minimize the risk of losses and optimize the use of capital allocated for credit risk. Tujuan pengelolaan risiko kredit Bank selain untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh peraturan Bank Indonesia dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan adalah untuk mengelola kemungkinan kerugian yang timbul akibat debitur gagal bayar atas pinjaman atau fasilitas kredit yang diberikan dan kontrak keuangan lainnya seminimal mungkin, baik pada tingkat individual maupun portofolio kredit secara keseluruhan. Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur perkreditan serta manajemen risiko kredit yang diputuskan dalam forum Komite Kebijakan Perkreditan KKP, Kebijakan Prosedur Perkreditan KPP, Komite Manajemen Risiko RMC dan Radisi Rapat Direksi, juga secara tertulis dituangkan dalam Pedoman Perusahaan PP Perkreditan. Kebijakan-kebijakan tersebut memberikan pedoman secara lengkap dan terperinci atas kegiatan manajemen kredit dari saat pengajuan kredit, proses analisis, persetujuan, pemantauan, pendokumentasian, pengendalian dan penyelamatan restrukturisasi. Dalam rangka mendukung proses pemberian kredit yang lebih hati-hati, BNI melakukan penelaahan dan penyempurnaan kebijakan kredit secara periodik sesuai dengan perkembangan bisnis terkini. The purpose of the Bank’s credit risk management other than to comply with Bank Indonesia and Financial Services Authority regulations is to manage the possible losses resulting from the debtors failed to pay on loans or credit facility and other financial contracts at the minimum level, both on the individual and loan portfolio level. The Bank has issued written loan policies and procedures credit risk management in the Operational Guidance Manual OGM for Credit, Credit Policy Committee KKP and Procedures Policy Credit KPP, Risk Management Committee RMC and Board of Directors meetings. These policies provide detailed guidance on loan management activities from loan proposal, analysis process, approval, monitoring, documentation, controls and restructuring. To support a prudent loan granting process, BNI conducts periodic reviews and enhances its loan policies in line with current business developments DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2015 AND 2014 Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated Halaman - 175 - Page 49. RISIKO KREDIT lanjutan

49. CREDIT RISK continued

Pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat individu pinjaman dan tingkat portofolio. Pada tingkat individu pinjaman, setiap keputusan pemberian kredit dilakukan melalui proses analisis oleh Unit Bisnis dan Unit Risiko Bisnis. Mekanisme persetujuan kredit dilakukan melalui rapat Komite Kredit. Komite Kredit merupakan lembaga pemutus kredit yang beranggotakan pemutus dari Unit Bisnis dan Unit Risiko Bisnis, dengan demikian proses pemberian kredit menjadi lebih komprehensif dan hati-hati. Credit risk management is implemented both at the individual borrower and portfolio level. At the individual level, each loan decision is made through a process of analysis by the Business Unit and Credit Risk Unit. The credit approval process mechanism is through a credit committee meeting. The credit committee constitutes the decision maker for credit approval, which consists of representatives from Business Units and representatives from the Credit Risk Unit. Pada tingkat portofolio, setiap tahun sekali ditetapkan Loan Exposure Limit, yaitu diversifikasi portofolio pinjaman berdasarkan industri untuk mengoptimalkan risiko dan pendapatan di masing- masing industri serta mengurangi risiko konsentrasi. Selanjutnya Bank memonitor space available eksposur berdasar Loan Exposure Limit tersebut secara periodik. At portfolio level, the annual loan exposure limit is determined annually to diversify loan portfolio among different industry sectors in order to optimize risk and return in each sector and to reduce concentration risk. Proses analisis dan persetujuan kredit dilakukan melalui serangkaian proses penilaian tingkat risiko kredit calon debitur, yang diantaranya dengan menggunakan internal rating system untuk kredit produktif dan scoring system untuk kredit konsumtif, sekaligus juga strategi mitigasi risikonya. Hasil proses analisis dan penilaian tingkat risiko kredit kemudian diajukan kepada Komite Kredituntuk mendapatkan persetujuan. Loan analysis and approval process is conducted through several assessment processes of the applicant’s credit risks, i.e. through internal rating system for productive loans and scoring system for consumer loans, followed by the related risk mitigatio n strategy. The results of the credit’s analysis and risk assessment process will be forwarded to the Credit Committee for approval. Kredit yang bermasalah dikelola oleh Divisi Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Korporasi untuk segmen Korporasi dan Divisi Penyelamatan Penyelesaian Kredit Komersial dan Usaha Kecil untuk segmen menengah dan kecil, agar penyelamatanpenyelesaiannya dapat dilakukan secara lebih baik dan memampukan Unit Usaha untuk dapat fokus pada pengelolaan debitur lancar dan melakukan ekspansi kredit. Non performing loan is managed by a Corporate Remedial and Recovery Division for corporate segment and Commercial Remedial Recovery Division for middle and small segment, to ensure better recovery and settlement, and to enable the Business Unit to focus on the management of performing debtors and loan expansion. Pengembangan manajemen risiko kredit dilakukan secara bertahap sesuai dengan kerangka kerja yang ditetapkan Bank IndonesiaOtoritas Jasa Keuangan. Khusus untuk pengukuran risiko kredit, Bank menggunakan metode standar. Selanjutnya, Bank juga mempersiapkan dan mengembangkan metodologi rating internal. Saat ini Bank masih mempersiapkan parameter risiko kredit, yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan risiko kredit seperti Probability of Default, Loss Given Default dan Exposure at Default. The development of credit risk management is conducted in stages, and inline with the framework set by Bank IndonesiaFinancial Services Authority. Specifically for measuring credit risk, the Bank utilizes the standardized approach methodology. Furthermore, the Bank also prepares and develops internal ratings-based methodology. Currently, the Bank is still preparing credit risk parameters, which will be used in the calculation of credit risk such as Probability of Default, Loss Given Default and Exposure at Default.