DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2015 AND 2014 Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated
Halaman - 187 - Page 51. RISIKO PASAR lanjutan
51. MARKET RISK continued ii Risiko mata uang lanjutan
ii Currency risk continued
Berikut adalah Posisi Devisa Neto PDN, dalam nilai absolut, BNI pada tanggal
31 Desember 2014 per mata uang, sesuai dengan peraturan Bank Indonesia:
Presented below is the Net Open Position, in absolute amounts, of BNI as of 31 December
2014 by currency, based on Bank Indonesia regulations:
2014 Aset
Liabilitas Posisi Devisa Neto
Mata Uang Assets
Liabilities Net Open Position
Currencies KESELURUHAN LAPORAN
AGGREGATE ON-STATEMENT POSISI KEUANGAN DAN
OF FINANCIAL POSITION AND REKENING ADMINISTRATIF
ADMINISTRATIVE ACCOUNTS
Dolar Amerika Serikat 161,846,296
161,431,158 415,138
United States Dollar Euro
5,042,138 5,009,152
32,986 Euro
Yen Jepang 2,842,391
2,791,380 51,011
Japanese Yen Dolar Singapura
2,474,535 2,572,617
98,082 Singapore Dollar
Poundsterling Inggris 671,632
669,764 1,868
British Pound Sterling Dolar Hongkong
411,632 541,600
129,968 Hong Kong Dollar
Lain-lain 1,117,287
1,036,387 80,900
Others
Total 809,953
Total LAPORAN POSISI KEUANGAN
ON-STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
Dolar Amerika Serikat 82,769,082
77,544,119 5,224,963
United States Dollar Euro
1,430,152 1,359,533
70,619 Euro
Yen Jepang 1,483,637
1,836,123 352,486
Japanese Yen Dolar Singapura
2,196,678 2,241,023
44,345 Singapore Dollar
Poundsterling Inggris 381,376
379,508 1,868
British Pound Sterling Dolar Hongkong
297,807 93,473
204,334 Hong Kong Dollar
Lain-lain 754,260
506,589 247,671
Others
Total 6,146,286
Total
Total Modal Tier I dan Tier II dikurangi penyertaan pada
Total Tier I and II Capital less Entitas Anak Catatan 54
50,352,050 investment in Subsidiaries Note 54
Rasio PDN Keseluruhan 1.61
NOP Ratio Aggregate Rasio PDN Laporan Posisi
NOP Ratio On-Statement of Keuangan
12.21 Financial Position
Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya
Sum of the absolute values of the difference between assets and liabilities of some foreign currencies
52. RISIKO OPERASIONAL 52. OPERATIONAL RISK
Dalam rangka menerapkan manajemen risiko operasional, BNI mengacu kepada kerangka Basel
Accord II, Ketentuan Bank Indonesia serta International Best Practices. Pengelolaan risiko
operasional meliputi
proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko operasional. Salah satu perangkat yang digunakan
untuk melakukan pengelolaan risiko operasional di BNI
adalah PERISKOP
Perangkat Risiko
Operasional. PERISKOP terdiri dari tiga 3 modul utama, yaitu:
In order
to implement
operational risk
management, BNI made reference to Basel Accord II, Bank Indonesia Regulations and International
Best Practices. Operational risk management encompasses the identification, measurement,
monitoring and operational control processes. One of the tools used to perform risk management at
BNI is PERISKOP Perangkat Risiko Operasional. Periskop consists of three 3 main modules:
Modul Self Assessment, merupakan salah satu
metode yang digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya risiko operasional di
suatu unit. Metode ini terdiri dari serangkaian kegiatan
yang dilakukan
sendiri self
assessment oleh setiap unit pemilik risiko risk owner dalam mengidentifikasi, menilai,
mengontrol dan memantau risiko operasional yang terjadi di unitnya. Modul self assessment
wajib diisi oleh segenap unit setiap tiga bulan sekali,
dengan melakukan
pengukuran terhadap frekuensi dan dampak setiap risk
issue di unitnya serta mencari penyebab risiko tersebut timbul.
Self Assessment Module, is a methodology to
detect the possibility that an operational risk has occurred. This method is a self-
assessment process conducted by every risk owner in identifying, assessing, controlling and
monitoring operational risk in each unit. The module should be filed by all units, once every
three-month; by conducting an assessment of the existing risk issue frequency and impacts;
and finding solutions to mitigate emerging operational risks.
DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Disajikan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2015 AND 2014 Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated
Halaman - 188 - Page 52. RISIKO OPERASIONALlanjutan
52. OPERATIONAL RISKcontinued
Loss Event Database, merupakan sarana yang
digunakan untuk mencatat setiap peristiwa risiko operasional yang menimbulkan dampak
finansial secara langsung. Setiap kali unit pemilik risiko risk owner mengalami kerugian
risiko operasional yang menimbulkan dampak finansial, maka unit tersebut harus melakukan
input dalam modul Loss Event Data tersebut. Dari modul ini akan diketahui tipe risiko yang
terjadi, penyebab kejadian tersebut, lokasi lini bisnis tempat terjadinya risiko serta besarnya
amount risiko yang terjadi atau liabilitas hukum yang terjadi serta recovery-nya bila
ada. Sarana ini sangat penting untuk memonitor profil risiko operasional secara
teratur, serta data yang diperoleh merupakan input
data utama
bila Bank
akan mengaplikasikan pendekatan maju advance
dalam pengukuran
kecukupan modal
minimumnya.
The Loss Event Database is a system to identify and record every operational risk that
causes direct financial impact. Each time the risk owner unit experienced financial loss from
operational risk, the unit should record it in the Lost Event Database module. The module will
generate information such as type of risk, cause of risk, location where the risk emerge
and the amount of risk or legal obligation and the recovery if any. This system is very
important to monitor operational risk exposure and profile in an orderly manner, and also the
data gathered will become the main input when the Bank applies advance approaches to
measure its minimum capital adequacy ratio.
Key Risk Indicators, merupakan serangkaian
parameter yang
ditetapkan untuk
mengidentifikasi potensi
kerugian risiko
operasional yang utamadominan sebelum peristiwa risiko operasional tersebut terjadi,
dan perangkat tersebut akan memberikan warningalert jika nilainya sudah di luar range
threshold yang ditetapkan sebelumnya.
Key Risk Indicators, is a series of parameters established to identify potential loss from
operational risk before it happens, and the module will give a warningalert when the
exposure exceeds
a predetermined
rangethreshold. Selain PERISKOP tersebut, BNI saat ini telah
memiliki rekening Beban Risiko Operasional BRO serta Recovery BRO, yang digunakan untuk
membukukan kerugian
atau recovery
yang disebabkan karena risiko operasional. Pembukuan
pada rekening BRO juga akan berdampak kepada penilaian kinerja unit bersangkutan dan akan
tergambar dalam
Performance Measurement
System PMS unit yang bersangkutan. Besides PERISKOP, BNI has account for
Operational Risk
Expense Beban
Risiko Operasional BRO and BRO Recovery accounts,
which used to record losses or recoveries caused by operational risks. The recording in BRO
accounts would also affect the performance assessment of the units concerned and will be
described in the Performance Measurement System PMS of the units concerned.
Terkait dengan kelangsungan usaha bila terjadi kondisi disaster bencana, BNI juga sudah
mempunyai kebijakan
Business Continuity
Management BCM, yaitu suatu mekanisme formal yang
merupakan kombinasi
antara strategi,
kebijakan, prosedur,
dan organisasi
yang dikembangkan untuk memastikan kelangsungan
operasional dari fungsi-fungsi usaha yang kritikal pada tingkat layanan tertentu pada saat terjadi
gangguan atau bencana. Kebijakan ini mencakup semua unit usaha yang ada di BNI, baik di dalam
negeri maupun diluar negeri. Regarding the business resilience when disaster
occurs, BNI
has a
Business Continuity
Management BCM program, which is a formal mechanism which combined strategies, policies,
procedures and organizations developed to ensure operational continuity of critical functions under
certain levels of services when a disturbance or disaster is encountered. This policy is applied for
all business units in BNI for both domestic and overseas.
53. NILAI WAJAR
ASET DAN
LIABILITAS KEUANGAN
53. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Tabel berikut menyajikan perbandingan antara nilai tercatat dan nilai wajar dari semua aset dan
liabilitas keuangan disajikan per kategori dari instrumen keuangan. Nilai wajar yang diungkapkan
adalah berdasarkan
informasi relevan
yang tersedia pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang telah terjadi
setelah tanggal ini. The next table summarises the comparison
between the carrying amounts and fair values of all financial assets and liabilities presented per
category of financial instruments. The fair values disclosed are based on relevant information
available as of 31 December 2015 and 2014, and not updated to reflect changes in market conditions
which have occurred after this date.