Pengembalian Sanksi dan peringatan

Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah 129 sekitar Rp. 250.000,-, maka sebaiknya tidak ada diskon. Apabila ternyata pemustaka enggan membayar sejumlah denda Rp. 250.000,- itu, maka dapat dibebaskan asal bisa menunjukkan surat keterangan miskin yang dikeluarkan oleh ketua RT setempat dan dikuatkan oleh ketua RW setempat. Sebab peminjam kadang licik dan mengaku miskin, alias tidak punya uang. Nah, untuk membuktikan bahwa dia itu miskin atau tidak, maka diperlukan keterangan miskin dari pengurus kampung yakni RT dan RW. Sebab yang lebih mengetahui seseorang itu miskin atau tidak adalah RT dan RW. Pene- rapan kebijakan ini juga untuk menanamkan rasa malu pada pemustaka. Sebab rasa malu mulai tergusur dari sebagian masyarakat kita. Gambar: Proses pengembalian dan penghitungan denda setelah ada kebijakan pemutihan denda. Kebijakan ini mulai diterapkan di Perpustakaan UMY sejak tahun 2015 dan ternyata mendapat respon positif dari mahasiswa terutama yang kena denda jutaan rupiah. Kebijakan yang dinamakan pemutihan denda ini memiliki banyak nilai dan manfaat antara lain: 1 Menjaga citra lembaga yakni perpustakaan PTMA dan sekaligus nama PTMA. 2 Perlu disadari bahwa fungsi perpustakaan adalah sebagai lembaga Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA 130 pendidikan dan bukan lembaga bisnis. Lembaga bisnis berorientasi pada materiuang. Sedangkan lembaga pendidikan berfungsi pada nilai, keilmuan, moral, dan pendidikan. 3 Layanan dapat dilaksanakan secara transparan dan adil. 4 Mengurangi efek psikologis dongkol,marah, dendam, stres, su’udhon pada petugas maupun pemustaka. 5 Mendidik kejujuran semua pihak. 6 Layanan akan menghemat waktu, tenaga, dan pikiran. Sebab layanan yang baik antara lain berprinsip: One Man One Problem One Solution OMOPOS. Artinya, satu orang satu masalah dan sekaligus selesai saat itu. Tidak perlu tawar menawar, diskusi, boikot, dan lain-lain. 4 . P e ra tu ra n d a n ta ta te rtib Peraturan dan tatatertib perpustakaan bisa beda satu perpustakaan dengan perpustakaan lain. Sebab kondisi, tujuan, dan status masing-masing perpusta- kaan juga berbea dengan perpustakaan lain. Peraturan dan tatatertib tertulis harus ada pada setiap jenis perpustakaan untuk menjamin ketertiban dan kelan- caran layanan sirkulasi. Agar peraturan ini memiliki kekuatan hukum secar menyeluruh, hendaknya dituangkan dalam bentuk surat keputusan pimpin tertinggi perguruan tinggi rektor, ketua, direktur untuk perpustakaan perguruan tinggi atau dekan untuk perpustakaan fakultas. Dalam penyusunan peraturan dan tata tertib ini hendaknya dipahami adanya beberapa jenis pemustala. Pemustaka adalah orang, kelompok orang, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas danatau layanan suatu perpustakaan. Agar tidak menimbulkan kebingungan, ada beberapa hal yang perlu dican- tumkan dalam peraturan itu sekurang-kuangnya mencakup keanggotaan, hak anggota, kewajiban anggota, dan jenis layanan a Keanggotaan Dalam hal ini memang ada beberapa macam pemustaka yakni pemustaka aktual, pemustaka aktual aktif, pemustaka aktual pasif, pemustaka eksternal, dan pemustaka harapan. Pemustaka aktual adalah pemustaka yang benar-benar telah meman- faatkan koleksi, faslitas, layanan, maupun sarana prasarana perpustakaan. Pemustaka aktual aktif adalah pemustaka yang secara teratur berkunjung dan memanfaatkan jasa dan layanan perpustakaan. Pemustaka aktual pasif adalah pemustaka yang memanfaatkan jasa dan Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah 131 layanan perpustakaan apabila ada kebutuhan saja untuk menyelesaikan kegiatan atau tugas pendidikan. Pemustaka eksternal adalah pemustaka dari luar yang bukan menjadi target layanan. Sedangkan pemustaka harapan adalah pemustaka yang diketahui akan menggunakan layanan perpustakaan. Data keanggotaan bagi pemustaka aktual atau pemustaka potensial sekurang-kurangnya terdiri dari nama, nomor mahasiswa, prodi, fakultas, alamat tinggalkost, alama asal, nomor HPWAdan alamat e-mail, dan foto. Data semacam ini dapat diambil data di bagian akademik. b Hak anggota Perlu dijelaskan dalam peraturan itu tentang hak pemustaka potensial, pemustaka aktual aktif, pemustaka aktual pasif, pemustaka harapan, maupun pemustaka eksternal. Kemudian perlu dijelaskan pula fasilitas yang dapat dimanfaatkan para pemustaka meliputi baca di tempat, foto kopi,pinjam bawa pulang maupun hak akses yang lain c Kewajiban anggota Setiap pemustaka wajib mentaati peraturan dan tatatertib perpustakaan yang berlaku. Ketaatan ini akan melancarkan penggunaan fasilitas dan meratakan kesempatan pemanfaatan, ikut menjaga kelestarian koleksi. Untuk itu perlu dikembangkan kesadaran bahwa fasilitas, sarana prasarana, dan sumber informasi yang dikelola perpustakaan tidak perlu dimonopoli oleh pemustaka yang mereka “istimewa” d Sanksi Sanksi perlu diterapkan pada mereka yang melanggar peraturan maupun tatatertib perpustakaan.Tanpa adanya pelaksanaan sanksi, maka aturan- aturan itu tidak memiliki kewibawan. Sebab sanksi sebenarnya merupakan pendidikan kepada pemustaka. Marty Blomberg 1977 dalam Lasa Hs 2009 menyatakan bahwa sanksi denda misalnya, sebenarnya bukan untuk menghukum, akan tetapi justru untuk menanamkan kedisiplinan, tegang rasa, dan pemanfaatan waktu. Adapun berat ringannya sanksi tergantung pada ringan beratnya pelanggaran e Jenis-jenis layanan Dalam peraturan itu perlu dijelaskan jenis-jenis layanan yang diberikan kepada pemustaka, misalnya baca di tempat,foto kopi, pinjam bawa pulang, layanan internet, dan lainnya. Dengan pencantuman ini, para pemustaka segera memahami dan memanfaatkan fasilitas, sarana prasarana maupun sumber informasi yang dikelola perpustakaan. Disamping itu dalam layanan Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA 132 sirkulasi ini dapat juga diselenggarakan layanan penyajian data statistik pengunjung, buku yang dipinjam, buku yang dipinjam, buku yang dibaca di tempat, denda, buku yang paling banyak peminatnya, layanan internet. Juga bisa ditambah dengan kegiatan pemberian surat bebas pinjam pustaka. Gambar: Tatatertib perpustakaan dipasang pada pintu masuk D . La ya n a n Re fe re n s i

1. P e n ge rtia n

Kata reference bahasa Inggris dalam dunia perpustakaan diartikan dengan referensi, rujukan, maupun acuan. Sebab jenis layanan ini memberikan infor- masi yang dapat digunakan sebagai pedoman dan acuan bidang tertentu. Informasi yang disajikan ini dapat berupa bahasa, subjek, nama orang, lokasi, terbitan, data, ukuran, undang-undang, maupun peraturan-peraturan. Informasi ini dapat digunakan untuk memperluas pengertian, menjelaskan cara penulisan, dan memberikan data mutakhir. Koleksi yang dilayankan itu tidak perlu dipelajari secara keseluruhan seba- gaimana buku teks maupun buku fiksi. Disamping itu, mengingat peminatnya banyak, maka pada umumnya koleksi ini hanya di baca di tempat.Namun juga perlu dipahami bahwa koleksi yang tidak boleh dipinjam dibawa pulang itu lalu disebut sebagai koleksi referens. Koleksi referens itu sudah jelas jenis- nya yakni; kamus, ensiklopedi, handbook,manual, bibliogafi, indeks, abstrak, pedoman, peraturan perundangan, terbitan pemerintah, sumber biografi, sumber geografi, paten. Diluar ini bukan koleksi referens. Jadi memang ada Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah 133 koleksi yang tidak boleh dipinjam bawa pulang itu karena pertimbangan tertentu seperti majalah, surat kabar, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, prosiding seminar, buku cadangan, dan lainnya. Gambar: koleksi referens Koleksi referensi ini disusun untuk memberikan informasi tentang kata, subjek, nama orang, tempat, peristiwa, terbitan, angka, waktu, ukuran, gambar, data, dan lainnya. Koleksi ini memiliki karakeristik: a. Disusun untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan konsultasi, memberikan keterangan singkat, memberikan data akurat, dan lainnya; b. Disusun dengan sistem tertentu misalnya dengan sistem abjad, angka, kronologis, geografis, dan lainnya; c. Jenis koleksi ini tidak perlu dipelajari secara keseluruhan; d. Mengingat koleksi ini diperlukan banyak orang, biasanya koleksi ini hanya boleh dibaca di tempat atau boleh difotokopi asal hari itu dikembalikan. 2 .Tu ju a n La ya n a n Re fe re n s Layanan referens ini dititikberatkan pada layanan individu agar setiap pe- mustaka mampu menggunakan sumber-sumber informasi secara mandiri.