Pencahayaan langsung direct Sta n d a r Ke bu tu h a n Ru a n g

Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA 62 iv. Pencahayaan campuran Pencahayaan campuran adalah sistem pencahayaan yang memang campuran antara cahaya langsung, cahaya tidak langsung, dan pe- nerangan difusi. Cara penerangan ini sebagai modifikasi dari ketiga sistem penerangan diatas guna memenuhi kebutuhan penerangan yang diinginkan.

d. Kenyamanan suara

Kenyamanan ruangan juga dipengaruhi oleh kenyamanan suara, baik suara dari dalam maupun dari luar ruang perpustakaan. Suara dari dalam dapat ditimbulkan oleh mesin ketik, suara orang, suara proses penjilidan, AC, kipas angin, dan lainnya. Suara dari luar mungkin berasal dari suara pesa- wat terbang, kereta api, hujan, mobil, banjir, dan lainnya. Suara dari dalam dapat dikurangi atau diredam antara lain dengan pembuatan mebuler, dining, plafon dari kayu, danatau lantainya berkarpet. Bahan-bahan tersebut mampu menyerap dan tidak memantulkan suara. Suara-suara yang keras bisa menyebabkan kebisingan. Yakni bunyi atau suara yang tidak dikehendaki telinga seseorang. Kebisingan ini dalam waktu lama dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan bisa menimbulkan kesalahan komunikasi. Oleh karena itu, dalam mendesain ruang perpustakaan perlu diperha- tikan adanya suara atau bunyi yang dapat memengaruhi tingkat gangguan bagi manusia. Gangguan itu berupa lama suara, frekuensi suara, dan inten- sitas suara. Semakin lama kebisingan kita dengar, maka semakin buruk akibatnya. Bahkan lama kelamaan kebisingan ini bisa menyebabkan ketu- lian. Kemudian, frekuensi kebisingan dapat memengaruhi ketenangan kerja dan mengurangi ketahanan kerja. Intensitas biasanya diukur dengan satuan desbel dB yang menunjukkan besarnya energi per satuan luas.

E. P ERAB OT 1. P e n ge rtia n d a n Fu n gs i P e ra bo t

Perabot adalah alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan perpusta- kaan yang tidak habis pakai seperti meja, kursi, televisi, filing cabinet, rak, papan pengumuman, mesin ketik, scanner, dan lainnya. Perabot-perabot ini harus dirancang secara ergonomis agar nyaman, aman dan selamat dalam penggunaannya. Kenyamanan dan keselamatan ini perlu diperhatikan, mengingat perpus- Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah 63 takaan sebagai lembaga layanan publik. Sebab perabot dapat memengaruhi kinerja, perilaku, dan kejiwaan penggunanya. Manusia sebagai tenaga kerja yang berperan sebagai pendukung utama kegiatan perpustakaan yang dalam pelaksanaannya memerlukan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan kerja. Oleh karena itu perlu diusahakan jangan sampai dalam pelaksanaan kerja mengandung resiko. ‘Tidak sedikit kecelakaan kerja yang diakibatkan kurangnya perhatian terhadap faktor-faktor ergonomic. Sebagai contoh adalah hasil penelitian Benezech dan L’Epee 1983 dalam Lasa Hs 2009 yang menyatakan bahwa terdapat beberapa keluhan pada pekerja tertentu misalnya: a. Sakit algias yang menimpa pekerja yang posturnya membungkuk, seperti juru ketik, sekretaris, bendahara, dan pekerja lain yang dalam melakukan kegiatan sambil duduk di belakang meja dalam waktu lama; b. Ostro retical deviations antara lain berupa soliosos pada operator telepon, dan datarnya telapak kaki pada pekerja yang banyak berdidi dalam melalukan tugas, seperti para penunggu, pemangkas rambut, operator, dan lainnya; c. Iritasi paa cabang saraf tepi yang menimpa pekerja di bagian penjilidan bukumajalah di perpustakaan Dari sisi lain, ternyata banyak kegiatan perpustakaan yang dilakukan terus menerus secara monoton dan menjemukan. Pekerjaan yang monoton ini mem- bawa efek fisik dan psikologis. Efek fisik bisa berupa kelelahan otot mascular fatique, ditandai dengan rasa nyeri luar biasa seperti ketegangan otot dan sendi, perasaan lamban, dan enggan melakukan kegiatan. Efek psikologis, antara lain, berupa hilangnya kewaspadaan dan adanya kebosanan. Hal ini akan menyebabkan menurunnya kapasitas kerja, menurunnya produktivitas, munculnya kecelakaan kerja, dan tingginya absen Puspasari, 2003 Dalam kaitannya dengan perabotan perpustakaan, maka aplikasi ergonomic ini dapat diterapkan pada perencanaan perkakas kerja tools, meja kerja dencbes, kursi, pegangan alat workholder, alat peraga displays, lorong accessway, dan lainnya. Dengan adanya perabot-perabot yang ergonomis ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kerja, terjaminnya keamanan kerja, keselamatan kerja, dan mengurnagi keletihan kerja. Desain perabot Desain perabot untuk perpustakaan memang agak beda dengan perabot kantor lain, baik rak buku, rak majalah, meja komputer, kursi peminjaman, dan lainnya. Oleh karena itu dalam perancangan perabot perpustakaan perlu mem- pertimbangkan kesederhanaan, keluwesan, fungsional, dan faktor ergonomik.