Hambeging kartika sifat bintang

Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA 16 seorang pemimpin harus bisa memberikan keteladanan, contoh, dan pa- nutan baik dalam tindakan mapun ucapan. Pemimpin hendaknya bisa men- jadi tempat bertanya bagi yang dipimpin.

d. Hambeging hima sifat awan

Awan yang telah menyebabkan terjadinya hujan. Hujan akan membasahi bumi dan menumbuhkan berbagai tanaman. Hujan akan memberikan kehi- dupan baru. Hal ini dapat diambil pelajaran bahwa seorang pemimpin harus memiliki kewibawaan dan tindak perilakunya harus dapat memberikan kesejahteraan bagi yang dipimpinnya.

e. Hambeging samirana sifat angin

Angin memiliki sifat selalu bertiup kemanapun dan kapanpun tanpa membe- dakan tempat dan selalu mengisi ruang yang kosong. Sifat ini memberikan pelajaran bagi kita, bahwa seorang pemimpin yang baik harus dekat dan memberikan layanan kepada yang dipimpin tanpa membedakan ras, suku, aliran politik, paham, maupun agama.

f. Hambeging samodra sifat air atau laut

Laut itu sangat luas dan mampu menampung apapun, seolah-olah tidak memiliki tepi batas. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus bisa menam- pung segala persoalan sesuai dengan tingkat kepemimpinannya, jujur, visioner, tidak sakit hati bila dikritik, tidak takabur bila dipuja, berlaku adil dan mampu memberikan solusi.

g. Hambeging dahana sifat api

Api memiliki sifat membakar habis dan menghanguska. Dari sifat ini dapat dipahami bahwa seorang pemimpin harus berani menegakkan kebenaran dan keadilan serta mencegah kemunkaranamar ma’ruf nahi munkar. Melalui dua tugas dan kegiatan ini Insya Allah akan dicapai komunitas masyarakat yang baik.

h. Hambeging bantala sifat tanah

Tanah memiliki sifat yang kuat dan murah hati. Maka seorang pemimpin harus rendah hati, tepa slira, jujur, tanpa pamrih, dan mau memberikan penghargaan kepada mereka yang berprestasiberjasa. Nilai-nilai tersebut merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan dan dikembangkan terus menerus dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kearifan lokal ini kalau kita kaji kiranya tidak kalah hebatnya bila dibanding dengan teori-teori Barat. Sebab kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indoensia ini apabila dihubungkan dengan teori-teori Barat, maka akan memiliki muara yang sama. Dalam mencari kebenaran, orang Barat cenderung menggunakan Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah 17 rasio. Sementara itu, orang-orang Timur dalam mencari kebenaran cenderung melalui cara perenungan. Sementara itu Stephen Robbins dalam Tando 2013 menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengaruhi suatu kelompok guna men- capai serangkaian tujuan. Kata “kemamuan”, “pengaruh” dan “kelompok” merupakan kata kunci dari definisi ini. Di satu sisi, kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial yang meng- ikutsertakan bawahan dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan demikian, memang ada implikasi bahwa pemimpin telah membawa perubahan pada bawahan. Pemimpin adalah ahli strategi yang menetapkan tujuan organisasi eksternal maupun internal Timpa, 1999 dalam Lasa Hs., 2009. Dalam teori ini ditegaskan bahwa kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mampu membawa perubahan. Sebab pemimpin itu memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk memengaruhi orang lain. Memang banyak teori untuk mengukur dan menilai keberhasilan kepemim- pinan atau pemimpin yang baik. Misalnya salah satu teori menyataan bahwa pemimpin yang baik dalam Islam itu harus siddiq, fathonah, amanah, dan tablig. Siddiq berarti seorang pemimin harus ujur, benar, terjaga dari kesalahan, dan memiliki integritas tinggi. Fathonah berarti bahwa seorang pemimpi harus cerdas, profesional, dan memiliki intelektual tinggi. Amanah berarti seorang pemimpin itu harus dapat dipercaya, dan akuntabel. Tabigh berarti seorang pemimpin itu harus menyampaikan kebenaran, dan komunikatif. Oleh karena itu dalam kepemimpinan Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah diperlukan kepemimpinan yang efektif. Efektivitas kepemimpinan antara lain dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor kemampuan memotivasi, komitmen, pengendalian situasi, bertanggung jawab, adil, dan percaya diri. a. Kemampuan memotivasi Keberhasilan pencapaian tujuan Perpustakan PTMA dipengaruhi oleh intensitas kepemimpinan dalam melaksanakan proses manajemen dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu proses ke- pemimpinan tidak bisa lepas dari motivasi. Atasan memiliki motivasi kekua- saan dan bawahan memiliki motivasi masing-masing, misalnya motivasi mencari rizki, motivasi berpestasi,atau sekedar mengikuti arus kegiatan lembaga. Motivasi merupakan energi untuk melaksanakan kegiatan. Sedangkan motivasi tinggi itu pada hakekatnya adalah keikhlasan. Orang yang ikhlas dan tidak sekedar mengharap imbalan dari orang lain dan terlepas dari