Memahami akibat dengki Qana’ah
Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
112
11. Melaksanakan kegiatan literasi informasi 4 kalilebih per tahun 12. Menyelenggarakan kegiatan pemustaka mengaji
13. Menyelenggarakan layanan baca di tempat, sirkulasi, referensi, literasi
informasi, referensi, layanan deteksi plagiase layanan repositori, layanan bimbingan pemustaka, layanan perpus ngaji, layanan Muhammadiyah
Corner, dan lainnya.
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
113
JENIS-JENIS LAYANAN
Bab IV
Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
114
A.La ya n a n B a c a d i Te m p a t
Koleksi perpustakaan pada prinsipnya boleh dimanfaatkan siapapun tanpa membedakan tingkat pendidikan, status keanggotaan, aliran, paham, ras,
maupun golongan. Namun mengingat pertimbangan tertentu, maka hak akses pemustaka dibatasi. Misalnya bagi pemustaka temporer dari luar lembaga
hanya boleh membaca di tempat, atau fotokopi.
Gambar: para mahasiswa sedang diskusi dengan bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Mereka diskusi di ruang diskusi perpustakaan.
Mengingat beberapa koleksi tidak boleh dipinjam dibawa pulang, maka perlu disediakan layanan mesin foto kopi.
Gambar: layanan foto kopi
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
115
Demikian pula mengingat jenis dan sifat bahan pustaka, maka ada beberapa jenis koleksi yang hanya dibaca di tempat. Cuma tidak semua koleksi yang
hanya boleh dibaca di tempat itu lalu termasuk koleksi referens. Pengertian ini harus diluruskan.
Koleksi-koleksi yang jumlahnya satu, misalnya laporan penelitian, makalah, skripsi, tesis, disertasi, jurnal cetak, majalah, koleksi langka dan lainnya me-
mang sebaiknya hanya dibaca di tempat. Namun, sesuai kemajuan teknologi informasi, untuk memajukan pengembangan ilmu pengetahuan, dan kini era
keterbukaan kiranya akan lebih bijak koleksi-koleksi tersebut didigitalkan lalu diunggah upload di internet dan bisa diakses secara fulltext. Kekhawatiran
adanya penjiplakan itu sebenarnya tergantung pelakunya. Perpustakaan bertugas dan berfungsi sebagai penyedia informasi.
Perlu disadari bahwa ilmu itu dari Allah lalu diberikan kepada manusia untuk kesejahteraan dan kemajuan manusia rahmatan lil ‘alamin. Jadi ilmu itu ama-
nah yang diberikan pada seseorangkelompok untuk disampaikankembangkan pada orang lain. Kalau ilmu, penemuan, hasil penelitian disembunyikan dan
diaku miliknya sendiri, disimpan di lemari besi, lalu apa artinya ilmu.
Demikian pula dengan hasil penelitian yang mengabiskan dana milyaran itu apalah artinya kalau hanya disimpan di lemari kaca tanpa dipublikasikan.
Hal ini dapat ditafsirkan bahwa penelitian selama ini sekedar angka kredit, bagi-bagi kue, dan kebanggaan.
Kemudian koleksi lain yang hanya dimanfaatkanbaca di tempat antara lain globe, film, kaset, film mikro, CD, mikrofis, atlas, dan lainnya karena bentuknya
yang tidak memungkinkan dipinjam untuk dibawa pulang.
B . La ya n a n B iblio te ra p i
Untuk menciptakan ketenangan dan kesehatan mental, perpustakaan PTMA sebaiknya menyelenggarakan layanan kerohanian dan KeIslaman. Layanan ini
juga berfungsi untuk membedakan dengan perpustakaan perguruan tinggi lain. Layanan ini antara lain dengan menggembirakan shalat dhuha, manyeleng-
garakan tadarus bersama para petugas perpustakaan, kultum pada hari-hari tertentu, program perpustakaan mengaji, maupun memperdengarkan ayat-
ayat Al quran secara lembut di ruang baca. Kegiatan ini dalam ilmu perpusta- kaan dapat dikategorikan sebagai layanan bibioterapi.
Istilah biblioterapi berasal dari kata biblion dan kata therapeia. Biblion berarti bacaan atau buku, dan kata therapeia berarti penyembuhan. Maka biblioterapi
dapat diartikan usaha menciptakan ketenangan rohani, mencegah, dan meri-
Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
116
ngankanmengurangi penderitaan sakit rohani maupun jasmani dengan cara memberikan bacaan keagamaan, psikologis, motivasi, bacaan hiburan atau
memperdengarkan suaramusik tertentu. Melalui bacaan atau mendengar suara keagamaan ini akan dapat memberikan pandangan positif sehingga
mampu menggugah dan merangsang kesadaran penderita untuk memiliki semangat hidup.
Pengertian biblioterapi telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli. Dalam hal ini Evans 1995: 527 memberikan pengertian bahwa biblioterapi adalah
penggunaan literatur bacaan, suara untuk membuat adanya interaksi tera- peutik antara peserta dan fasilitator. Dalam pengertian ini ditekankan bahwa
antara fasilitator dan peserta terdapat interaksi yang kuat sehingga tumbuh keyakinan bahwa dengan membaca buku tertentu dan memahaminya akan
memicu pertumbuhan dan menghasilkan perasaan yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan peserta.
Alquran sebagai wahyu, mukjizat, sumber ajaran Islam, dan bacaan mulia juga sebagai obatsyifaan rohaniah dan jamaniah. Hal ini sebagaimana
ditegaskan Allah Swt dalam Surat Yunus: 57
Artinya:” Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Salah satu surat yang paling banyak dibaca oleh umat Islam adalah surat Al Fatihah. Ternyata surat ini memiliki kandungan makna yang luar biasa dan
beberapa fadhilah, sehingga shalat yang tidak membaca Al Fatihah, maka shalatnya tidak sah. Surat ini memiliki banyak nama seperti Al Fatihahpembuka
Al KitabAlquran, Umm Alquran induk Alquran, Sab’u al Matsani tujuh ayat yang diulang-ulang, Al wafiyah penyempurna, al Waqiyah pelindung.
Mengenai fadhilah surat Al Fatihah ini disebutkan dalam hadits mursal dari Abdul Malik bin ‘Umar, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda
bahwa Fatihatul Kitab adalah penyembuh dari setiap penyakit”. HR Ad Darami dan Al Baihaqi, di dalam Asy Sya’b dan Al Misyat. Hadits ini dikuatkan oleh
hadits lain yakni bahwa Abu Sa’id al Kudri r.a. bercerita bahwa suatu hari Rasulullah Saw mengirim kami dalam suatu brigade yang beranggotakan tiga
puluh pejuang mujahid berkuda. Kami singgah di suatu perkampungan Arab.
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
117
Kami meminta mereka agar bersedia menjamu kami. Ternyata mereka enggan menjamu kami. Tiba-tiba pemimpinketua suku mereka digigit binatang berbisa.
Maka mereka datang kepada kami dan berkata: ”Apakah diantara kalian ada orang yang bisa membacakan ruqyah untuk gigitan kalajengking”. Aku menja-
wab: ”Ada dan aku orangnya, tetapi aku tidak mau melakukannya hingga ka- lian mau memberi kami sesuatu”. Mereka berkata: ”Kami akan memberi pada
kalian 30 tiga puluh ekor kambing”. Maka akupun kemudian membacakan; Alhamdulillah rabbil ‘alamin dan seterusnya tujuh kali dan sembuh. Saat
hendak menerima 30 tiga puluh ekor kambing yang dijanjikan itu, diantara kami ada yang protes dan enggan menerima. Maka kamipun menahan diri
lalu menemui Rasulullah SAW dan menceritakan peristiwa tersebut. Beliau menanggapi dan bersabda: ”Tidaklah engkau tahu bahwa Al Fatihah itu ruqyah,
bagikanlah pemberian itu, dan aku satu bagian.” HR. Bukhari dan Muslim.
Demikian pula dengan surat-surat yang lain ternyata telah terbukti dapat digunakan sebagai obat sakit jasmani maupun rohani. Sekedar contoh adalah
surah al Mu’awwidzat S. An Nas maupun Al Falaq yang sering digunakan Rasulullah untuk mengobati keluarganya apabila sakit. Tersebut dalam hadits
riwayat ‘Aisyah r.a., beliau mengatakan: ”Apabila salah seorang keluarga Rasulullah SAW sakit, maka beliau membacakan surat Mu’awwidzat sambil
dihembuskan kepada yang sakit. Ketika Rasulullah SAW sakit dan menjelang wafat beliau, aku Aisyah melakukan hal tersebut pada Rasululla SAW., sambil
mengusapkan dengan tangan beliau sendiri, karena tangan beliau lebih berkah dari pada tanganku.” H.R.Muslim
Dalam sejarah Islam dicatat bahwa Umar bin Khattab terbuka hatinya dan masuk Islam lantaran mendengar bacaan QS. Thaha 1-2 yang artinya: “Thaha.
Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu Muhammad agar engkau menjadi susahcelaka”.
Metode penyembuhan melalui bacaan ini telah lama dikenal. Di atas gedung Perpustakaan Thebes terdapat patung orang yang stress dan di bawahnya
ada manuskrip bertuliskan The Healing Space of the Soul yang artinya perpusta- kaan merupakan tempatmedia penyembuhan jiwa.
Ide dan pemikiran penyembuhan melalui bacaan ini juga pernah dicetuskan oleh Plato. Pemikiran Plato yang diteruskan kepada Rush dan Galt pada tahun
1815-1853 ini secara medis dapat dibuktikan melalui percobaan medis. Beliau berdua mengambil kesimpulan bahwa bacaan dapat dipadukan dengan bim-
bingan konseling. Cara ini dengan tujuan: a. Menciptakan hubungan yang hangat;
b. Menumbuhkan semangat hidup;
Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
118
c. Memberikan wawasan yang lebih mendalam. Bacaan kitab suci Alquran dan kalimat-kalimat yang bagus thayyibah, dan
dzikir ingat pada Allah dapat menenangkan jiwa seseorang. Firman Allah Swt dalam A. Ar Ra’ad: 28
Artinya : yaitu orang-orang yang beriman dan hati-hati mereka tenang dengan mengingatdzikir kepada Allah, ingatlah bahwa dengan dzikir kepada Allah
hati-hati itu akan tenang”.
Untuk menjaga ketenangan jiwa petugas perpustakaan dan pemustaka Perpustakaan PTMA diharapkan menyelenggarakan: