Kenyamanan cahaya Sta n d a r Ke bu tu h a n Ru a n g
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
59
masuk ke dalam ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu ruangan. Oleh karena itu, masuknya cahaya matahari harus dibatasi dan hendak-
nya diusahakan agar cahaya itu tidak langsung masuk ke ruangan. Usaha ini bisa dilakukan dengan cara menempatkan jendela di bagan utara
dan selatan ruangan, serta membatasi bidang bukaan di sebelah timur.
Cahaya matahari yang masuk ke ruangan hendaknya dibatasi pada sudut kurang dari 45 derajat, yakni pada pagi hari pada pukul 07.00-
09.00. Sedangkan untuk sore hari pada sudut 10 derajat, yaknisekitar pukul 16.00. Sedapat mungkin cahaya matahari antara pukul 09.00
sampai pukul 14.00 tidak masuk ruangan Perpustakaan PTMA. Sebab cahaya pada jam-jam tersebut mengandung radiasi panas yang dapat
merugikan manusia dan memperpendek daya pakai bahan pustaka, baik bahan pustaka berupa kertas maupun nonkertas.
Dengan cahaya matahari secara langsung pada jam-jam tersebut, manusia akan merasa gerah dan cepat lelah. Bahan pustaka yang terdiri
dari kertas apabila terkenan sinar matahari secara langsung akan segera lapuk, tulisannya memudar, dan warna kertanya menjadi kecoklatan.
Cahaya kubah langit adalah cahaya yang berasal dari kubah langit. Cahaya inilah banyak dimanfaatkan untuk penerangan ruangan karena
tidak membawa radiasi panas secara langsung seperti sinar matahari. Demi efisiensi daya listrik dan untuk memberikan kenyamanan pada
pemustaka sebaiknya ada keseimbangan penggunaan cahaya alami dengan tata ruang.
2 Cahaya buatan
Cahaya buatan adalah cahaya yang ditimbulkan oleh benda atau gerakan benda yang dibuat oleh manusia baik berupa lampu TL maupun
lampu pijar. Penggunaan lampu TL apabila dibandingkan dengan lampu pijar mengandung radiasi panas lebih sedikit. Perbandingan cahaya
panas yang dihasilkan lampu TL 50 : 50. Sedangkan lampu pijar panas 96 cahaya 4 .
Pencahayaan yang baik diperlukan apabila kita melaksanakan kegi- atan yang memerlukan ketelitian dan kecermatan. Pencahayaan yang
terlalu suram akan mengakibatkan mata cepat lelah karena mata selalu berusaha untuk tetap mampu melihat. Lelahnya mata akan menyebab-
kan lelahnya mental. Mata juga bisa rusak karena silau.
Kemampuan mata untuk menangkap obyek yang dilihat atau diba- ca hanya terbatas. Apalagi jika kekurangan vitamin A, bertambahnya
usia, atau melakukan pekerjaan yang memerlukan banyak membaca. Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa kemampuan mata untuk dapat
Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
60
melihat obyek dengan jelas dipengaruhi oleh ukuran obyek, derajat kontras antara obyek dan sekelilingnya, luminasi brightness, bentuk,
warna, dan gerak obyek yang memengaruhi daya tangkap mata. Derajat kontras adalah perbedaan derajat relatif antara obyek dan sekelilingnya.
Sedangkan pengertian luminasi adalah arus cahaya yang dipantulkan oleh obyek. Sebagai contoh derajat kontras secara sederhana adalah
ketika kita membaca buku atau meletakkan benda putih. Agar lebih kontras, maka warna alas seperti buku hendaknya relatif sama dengan
warna kertas dari buku tersebut. Hal ini dimaksudkan agar huruf-huruf pada buku tersebut mempunyai derajat yang lebih tinggi apabila
dibandingkan buku dan alasnya. Demikian pula dengan benda-benda yang berwarna putih. Agar derajat kontrasnya lebih tinggi, maka benda
tersebut harus diletakkan pada alasbenda yang berwarna gelap.
Gambar: pencahayaan di ruang baca perpustakaan
Kegiatan di perpustakaan memerlukan cahaya yang cukup. Banyak keuntungan dengan adanya pencahayaan yang cukup antara lain:
a Mampu meningkatkan produktivitas kerja; b Dapat dicapai kualitas kerja;
c Dapat mengurangi ketegangan mata dan kelelahan jiwa; d Dapat menimbulkan semangat kerja;
e Dapat meningkatkan prestise suatu lembagaperpustakaan Apabila dilihat dari cara pemancaranpenerangan cahaya, maka cahaya
buatan dibagi menjadi pencahayaan langsung, pencahayaan tidak langsung, pencahayaan difusi, pencahayaan campuran.
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
61