Macam-macam konflik Faktor kimiawi

Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah 105 apabila menghadapi ketidakpastian tugas, mendapat tugas di luar kemampuannya, atau banyaknya perintah, tuntutan dari atasan. ii. Konflik antar individu Perbedaan peran dan perbedaan kepribadian antarindividu dapat menimbulkan konflik dalam suatu perpustakaan. Konflik ini bisa terjadi antara atasan bawahan, antar bawahan dengan bawahan. Konflik seperti ini dapat disebabkan oleh individu- individu yang malas, egois, pendengki, iri hati, mau menangnya sendiri, dan lainnya. Mereka itu perlu diberi pengarahan dan perlu ada pembinaan. iii. Konflik antara individu dan kelompok Seseorang dapat saja diasingkan dan dikucilkan dari kelompok atau komunitasnya. Mereka itu dianggap tidak bisa menyesuai- kan diri, mereka seolah-olah divonis telah melanggar etika perkantoran, dan lain sebagainya. Pihak yang dikucilkan itu akan mengalami konflik yang dapat membuat suasana kaku bahkan bisa menjadi ketegangan tersendiri iv. Konflik antarkelompok Terjadinya perbedaan pendapat, beda kebijakan, dan beda pe- nafsiran antar unit kerja di suatu perpustakaan bisa saja menim- bulkan konflik antarkelompok. Misalnya saja bagian sirkulasi ingin agar buku-buku yang baru diterima itu bisa secepatnya dapat dipinjam. Namun pihak pengolahan tidak bisa melakukan pengolahan buku secara cepat. Sebab dalam pengolahan buku ada beberapa proses yang harus diikuti sesuai standar opera- sional prosedurSOP. Ketidaksesuaian keinginan antakelompok inilah yang kadang menimbulkan konflik.

v. Konflik antar unit kerja

Kepentingan politik, kepentingan ekonomi, perbedaan keyakinan dan pemahaman, dan persaingan karir kadang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan. Konflik seperti inilah yang kadang me- nimbulkan keresahan, kekhawatiran, bahkan kerusakan yang kadang berakhir dengan pembunuhan. Terjadinya konflik dapat diantisipasi sedini mungkin antara lain de- ngan memahami ekspresi seseorang. Ekspresi konflik dapat diketa- hui secara jelas, tersembunyi, pasif, dan agresif Lasa Hs., 2016 i. Jelas Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA 106 Konflik ini juga disebut dengan konflik terbuka. Ekspresi konflik ini bisa dalam bentuk sikap yang agresif seperti ejekan, teriakan, celaan, maupun tindakan kekerasan. Konflik semacam ini dapat disaksikan pada pertunjukan sepak bola atau pertandingan tinju. Mereka para pendukung kadang saling mengejek, mencaci maki, dan berteriak-teriak sebelum bertanding. Demikian pula dengan sporter sepak bola yang saling mengejek, melempar batu, botol, bahkan sering terjadi tawuran ii. Tersembunyi Konflik ini merupakan kelanjutan dari konflik agresif. Namun dalam ekspresinya tidak terus terang. Ekspresi konflik ter- sembunyi ini dapat dikenali dari bentuk komentar yang bernada merendahkan, melecehkan, menghina, mengkritik yang tidak profesional, dan terus menerus mencari kesalahan orang lain iii. Pasif Konflik ini diekspresikan dalam perilaku diam, tidak mau bekerjasama, datang terlambat, pulang duluan. Kadang-kadang mereka itu memboikot rencana kerja yang telah disepakati bersama. iv. Agresif Konflik ini ditunjukkan secara agresif, misalnya dalam bentuk sopan-santun yang dibuat-bat, tidak mau bicara, bahkan diajak makan saja tidak mau.

c. Penyelesaian konflik

Perbedaan pendapat, beda penafsiran, bersebarangan politik, dan perbedaan kepentingan memang bisa terjadi di perpustakaan. Hal ini sebenarnya merupakan suatu kewajaran dalam kehidupan. Na- mun apabila konflik ini tidak segera diselesaikan, bisa menimbulkan keresahan, permusuhan tersembunyi, kekacauan, bahkan kerusuhan. Oleh karena itu, konflik ini perlu diantisipasi sedini mungkin. Dalam hal konflik ini, Lumbatoruan dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 8 1990: 98 memberikan saran untuk menyelesaikan konflik antara lain: a. Mengidentifikasi tingkat konflik b. Mencegah pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan c. Memelajari kemungkinan perlunya penetapaan sanksi kepada pihak yang terlibat