Hambeging hima sifat awan

Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah 17 rasio. Sementara itu, orang-orang Timur dalam mencari kebenaran cenderung melalui cara perenungan. Sementara itu Stephen Robbins dalam Tando 2013 menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengaruhi suatu kelompok guna men- capai serangkaian tujuan. Kata “kemamuan”, “pengaruh” dan “kelompok” merupakan kata kunci dari definisi ini. Di satu sisi, kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial yang meng- ikutsertakan bawahan dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan demikian, memang ada implikasi bahwa pemimpin telah membawa perubahan pada bawahan. Pemimpin adalah ahli strategi yang menetapkan tujuan organisasi eksternal maupun internal Timpa, 1999 dalam Lasa Hs., 2009. Dalam teori ini ditegaskan bahwa kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mampu membawa perubahan. Sebab pemimpin itu memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk memengaruhi orang lain. Memang banyak teori untuk mengukur dan menilai keberhasilan kepemim- pinan atau pemimpin yang baik. Misalnya salah satu teori menyataan bahwa pemimpin yang baik dalam Islam itu harus siddiq, fathonah, amanah, dan tablig. Siddiq berarti seorang pemimin harus ujur, benar, terjaga dari kesalahan, dan memiliki integritas tinggi. Fathonah berarti bahwa seorang pemimpi harus cerdas, profesional, dan memiliki intelektual tinggi. Amanah berarti seorang pemimpin itu harus dapat dipercaya, dan akuntabel. Tabigh berarti seorang pemimpin itu harus menyampaikan kebenaran, dan komunikatif. Oleh karena itu dalam kepemimpinan Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah diperlukan kepemimpinan yang efektif. Efektivitas kepemimpinan antara lain dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor kemampuan memotivasi, komitmen, pengendalian situasi, bertanggung jawab, adil, dan percaya diri. a. Kemampuan memotivasi Keberhasilan pencapaian tujuan Perpustakan PTMA dipengaruhi oleh intensitas kepemimpinan dalam melaksanakan proses manajemen dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu proses ke- pemimpinan tidak bisa lepas dari motivasi. Atasan memiliki motivasi kekua- saan dan bawahan memiliki motivasi masing-masing, misalnya motivasi mencari rizki, motivasi berpestasi,atau sekedar mengikuti arus kegiatan lembaga. Motivasi merupakan energi untuk melaksanakan kegiatan. Sedangkan motivasi tinggi itu pada hakekatnya adalah keikhlasan. Orang yang ikhlas dan tidak sekedar mengharap imbalan dari orang lain dan terlepas dari