Kenyamanan warna Sta n d a r Ke bu tu h a n Ru a n g

Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah 57 mantulan dari bahan lain dari ruang tersebut, seperti langit-langit, lantai, dan perabotan yang ada di dalam ruangan itu. Pemilihan warna yang sesuai untuk ruang dalam akan memberikan kesan: 1 Suasana yang menarik dan menyenangkan; 2 Secara tidak langsung dapat meningkatkan semangat dan gairah kerja. Dengan demikian, diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitas kerja; 3 Mengurangi kelelahan Kelelahan merupakan gejala merosotnya kemampuan secara fisik dan mental seseorang sebagai akibat kurang istirahat, terlalu lama melaku- kan pekerjaan, dan lainnya. Kelelahan itu pada dasarnya dibagi menjadi dua, yakni kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologis mental. Kelelahan fisiologis fisik atau otot adalah kelelahan yang terjadi karena adanya gangguan pada otot yang biasanya berupa perasaan nyeri pada otot. Kelelahan psikologis mental bisa terjadi apabila timbul tanda- tanda menurunnya kemauan kerja. Hal ini bisa terjadi karena kurang minat, kurang tanggung jawab, kekhawatiran, adanya konfik, dan lain- nya. Faktor-faktor ini akan mengumpul pada otak yang lama-kelamaan akan menyebabkan kelelahan. Kelelahan apabila tidak segera diatasi akan menurunkan kemampuan tubuh dan mengurangi gairah kerja. Oleh karena itu perlu diantisipasi dan diatasi antara lain dengan cara-cara: a. Menyediakan kalori secukupnya sebagai masukan input tubuh; b. Bekerja dengan cara yang baik dan benar. Misalnya, bekerja dengan prinsip ekonomi gerakan. Artinya, gerak dalam kerja diusahakan seefektif dan seefisien mungkin; c. Memerhatikan kemampuan tubuh. Artinya dalam melaksanakan suatu pekerjaan tidak perlu memaksakan diri di luar kemampuan fisik. Hal ini harus disesuaikan dengan pertambahan umur dan faktor-faktor kegiatan yang harus dilaksanakan. Kadang-kadang orang ingin melakukan kegiatan justru ketika kondisi tubuhnya sudah tidak mungkin lagi; d. Memerhatikan waktu kerja. Bekerja dan istirahat hendaknya diatur dengan cara pengaturan jam kerja, istirahat, hari-hari libur, sarana kerja, rekreasi, saat-saat ibadah shalat, saat makan, dan lainnya; e. Mengatur lingkungan fisik sebaik-baiknya, seperti temperatur, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, bau, dan lainnya; Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA 58 f. Berusaha untuk mengurangi kemonotonan dan ketegangan-kete- gangan akibat kerja. Misalnya dalam hal penggunaan warna dan dekorasi ruang kerja, adanya musik, waktu-waktu olah raga, dan lainnya Lasa Hs, 2005.

c. Kenyamanan cahaya

Cahaya merupakan suatu getaran yang termasuk gelobang elektro magnetiks yang dapat ditangkap mata. Kualitas suatu pencahayaan memengaruhi atmosfir visual suatu ruangan maupun penampilan benda- benda di dalam ruangan itu Aktivitas perpustakaan, baik pengolahan maupn layanan tidak dapat dipisahkan dengan cahaya. Sebab cahaya berfungsi untuk memberi pene- rangan, menciptakan suasana, memberkan daya tarik dan memperlancar kegiatan. Masalah penerangan meliputi kemampuan manusia untuk melihat sesuatu, sifat-sifat dari indera penglihat, usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat obyek dengan lebih baik, dan pengaruh penerangan terhadap lingkungan. Dalam hal cahaya ini, Suma’mur 1984 dalam Lasa Hs 2005, menya- takan bahwa perpustakaan memerlukan cahaya yang cukup. Hal ini dikarenakan bahwa kegiatan di perpustakaan sebagian besar merupakan kegiatan membaca. Cahaya kadang menyilaukan, bahkan kadang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti: 1 Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja; 2 Kelelahan mental; 3 Keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sekit kepala sekitar mata; 4 Keluhan kerusakan alat penglihat; 5 Meningkatkan kecelakaan. Orang tidak dapat bekerja dengan baik tanpa cahaya yang cukup, apalagi untuk melaksanakan pekerjaan baca tulis. Cahaya yang memadai dan memancar di tempat, akan menambah efisiensi kerja. Mereka yang bekerja di tempat yang cukup cahaya akan dapat bekerja lebih cepat, tepat, dan mengurangi kesalahan. Macam-macam cahaya Cahaya yang masuk ke dalam ruang perpustakaan dapat terdiri dari cahaya alami dan cahaya buatan 1 Cahaya alami Cahaya alami adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari dan kubah langit. Cahaya matahari yang mengandung radiasi panas itu apabila Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah 59 masuk ke dalam ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu ruangan. Oleh karena itu, masuknya cahaya matahari harus dibatasi dan hendak- nya diusahakan agar cahaya itu tidak langsung masuk ke ruangan. Usaha ini bisa dilakukan dengan cara menempatkan jendela di bagan utara dan selatan ruangan, serta membatasi bidang bukaan di sebelah timur. Cahaya matahari yang masuk ke ruangan hendaknya dibatasi pada sudut kurang dari 45 derajat, yakni pada pagi hari pada pukul 07.00- 09.00. Sedangkan untuk sore hari pada sudut 10 derajat, yaknisekitar pukul 16.00. Sedapat mungkin cahaya matahari antara pukul 09.00 sampai pukul 14.00 tidak masuk ruangan Perpustakaan PTMA. Sebab cahaya pada jam-jam tersebut mengandung radiasi panas yang dapat merugikan manusia dan memperpendek daya pakai bahan pustaka, baik bahan pustaka berupa kertas maupun nonkertas. Dengan cahaya matahari secara langsung pada jam-jam tersebut, manusia akan merasa gerah dan cepat lelah. Bahan pustaka yang terdiri dari kertas apabila terkenan sinar matahari secara langsung akan segera lapuk, tulisannya memudar, dan warna kertanya menjadi kecoklatan. Cahaya kubah langit adalah cahaya yang berasal dari kubah langit. Cahaya inilah banyak dimanfaatkan untuk penerangan ruangan karena tidak membawa radiasi panas secara langsung seperti sinar matahari. Demi efisiensi daya listrik dan untuk memberikan kenyamanan pada pemustaka sebaiknya ada keseimbangan penggunaan cahaya alami dengan tata ruang. 2 Cahaya buatan Cahaya buatan adalah cahaya yang ditimbulkan oleh benda atau gerakan benda yang dibuat oleh manusia baik berupa lampu TL maupun lampu pijar. Penggunaan lampu TL apabila dibandingkan dengan lampu pijar mengandung radiasi panas lebih sedikit. Perbandingan cahaya panas yang dihasilkan lampu TL 50 : 50. Sedangkan lampu pijar panas 96 cahaya 4 . Pencahayaan yang baik diperlukan apabila kita melaksanakan kegi- atan yang memerlukan ketelitian dan kecermatan. Pencahayaan yang terlalu suram akan mengakibatkan mata cepat lelah karena mata selalu berusaha untuk tetap mampu melihat. Lelahnya mata akan menyebab- kan lelahnya mental. Mata juga bisa rusak karena silau. Kemampuan mata untuk menangkap obyek yang dilihat atau diba- ca hanya terbatas. Apalagi jika kekurangan vitamin A, bertambahnya usia, atau melakukan pekerjaan yang memerlukan banyak membaca. Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa kemampuan mata untuk dapat