Paten dan Hak Cipta
Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
162
baru, maupun penerapan ide atau alat. Informasi paten dapat dicari pada kantor paten, perpustakaan, maupun langsung ke Kantor Paten Dirjen Hak
Cipta, Paten dan Merek Kementerian HAM RI, Jalan Dan Mogot Km. 29 Tangerang. Kantor ini telah memiliki publikasi Berita Resmi Paten secara
berseri yang memuat daftar pengajuan permintaan paten yang berasal dari dalam dan luar negeri. Terbitan ini berisi deskripsi informasi tentang
rancangan suatu temuan maupun benda yang disesuaikan dengan keten- tuan International Agreed Number of the Identification of Data Code. Ada-
pun data yang disajikan antara lain; judul penemuan, nomor publikasi, nomor permintaan paten, nama dan alamat yang mengajukan permintaan
paten, nomor penerimaan permintaan paten, data prioritas, nama penemu, tanggal pengumuman paten, abstrak, dan kadang ada ganbar.
Di Inggris paten diumumkan seminggu sekali dalam Official Journal Patents London Patent Office. Sebagai tambahannya adalah terbitan
dengan judul Patent for Invention; Abbridgements of Specifications Lon- don; Patent Office. Terbitan ini mempunyai banyak ilustrasi dan diterbitkan
dalam bentuk pamflet setiap minggu Saleh, 2009. Hak Cipta
Paten dan hak cipta merupakan kekayaan hak intelektual manusia yang keduanya mendapatkan perlindungan. Meskipun demikian, untuk meme-
roleh hak paten harus didaftarkan lebih dulu ke Dirjen Hak Cipta, Paten dan Merek Kementerian HAM. Kemudian setelah mendapat persetujuan,
yang bersangkutan akan diberikan sertifikat hak paten. Hak ini berlaku selama 20 tahun dan tidak bisa diperpanjang.
Hak cipta merupakan hak yang otomatis melekat pada penciptanya begitu hasil pemikirannya diumumkan melalui tatap muka maupun pener-
bitan. Hak ini berlaku selama 50 tahun setelah penciptanya meninggal dunia bagi hak cipta buku, pamflet, dan karya tulis lainnya, drama atau
drama musikal, tari koreografi, senirupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung, seni batik, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, arsitektur,
ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya; alat peraga, peta dan terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai. Perlindungan hak cipta
bisa selama 50 lima puluh tahun sejak pertama kali karya itu diumumkan bagi karya cipta program komputer, sinematografi, fotografi, database, dan
karya hasil pengalihwujudan, serta hak cipta atas ciptaan yang dipegang oleh badan hukum.
Hak cipta adalah suatu hak yang diberikan kepada pencipta, pengarang, pelukis, komponis, dan lainnya yang telah menciptakan suatu karya
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
163
intelektual maupun karya artistik. Hak ini merupakan bentuk penghargaan dan perlindungan atas suatu ciptaana. Tahun hak cipta pada buku yang
terbit biasanya ditulis huruf c sebelum tahun terbit, misalnya ©2017.
Hak cipta dapat dipegang oleh penciptanya sendiri, dipegang bersama penerbitprodusen, maupun dialihkan; dijual, dihadiahkan, atau diwariskan.
Maka hak cipta merupakan hak enonomi, hak moral, dan hak terkait. Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaaan
serta produk hak terkait dan dapat dialihkan kepada orang aau badan hukum. Hak moral adalah hak pencipta yang tetap melekat pada ciptaannya
sehingga tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun mes- kipun Hak Cipta atau Hak Terkait telah dialihkan. Hak terkait adalah hak
eksklusif yang berkaitan dengan hak cipta yakni hak eksklusif bagi pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertujukannya bagi produser re-
kaman suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya dan bagi lembaga penyiaran untuk membuat,
memperbanyak, atau menyiarkan karya siarannya. Sejarah Hak Cipta
Sejarah hak cipta bermula dari Pehriad, seorang Yunani pada abad ke 6-5 Sebelum Masehi, yang menemukan tanda baca titik . dan tanda baca
koma ,. Kedua tanda baca ini lalu digunakan sebagai sarana bahasa tulis. Pemerintah Yunani saat itu telah mengakui penemuan ini, namun penemu-
nya belum mendapatkan penghargaan yang layak. Sepeninggal Pehriad, lalu putranya yang bernama Apullus pindah ke Roma. Sebagai pewaris pene-
muan itu, Apullus memeroleh pengakuan, perlindungan, dan honorarium dari Pemerintah Roma. Honorarium penggunaan tanda baca titik . digu-
nakan untuk kepentingan keluarga. Kemudian honorarium tanda baca koma , diserahkan kembali kepada Pemerintah Roma sebagai tanda terima kasih
atas pengakuan dan penghargaan itu.
Hak cipta itu sendiri sebenarnya merupakan perlindungan hak inte- lektual yang dikenal dengan Konvensi Bern pada tanggal 9 September 1886
yang kemudian dari tahun ke tahun mengalami perubahan dan penyem- purnaan. Hak cipta secara resmi berlaku di Indonesia pada masa penja-
jahan Belanda berdasarkan Auterwet Tahun 1912 yang disebut pada Staats- blad nomor 600 Tahun 1912.
Kemudian pada masa pendudukan Jepang, masalah hak cipta ini meng- alami status quo karena dalam situasi perang saat itu. Setelah Indonesia
merdeka, hak cipta ini diungkap kembali dan disusun dalam bentuk Ran- cangan Undang-Undang RUU dan baru pada tanggal 26 Februari 1982
Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
164
RUU tersebut disetujui DPR RI menjadi Undang-Undang Hak Cipta Nomor 6 Tahun 1982. Undang-Undang ini dimuat pada Lembaran Negara Nomor
15 Tahun 1982 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3217. Setelah undang-undang ini berjalan beberapa tahun, kemudian dilakukan revisi
menjadi Undang-Undang Hak Cipta Nomor 7 Tahun 1987 yang kemudian direvisi lagi menjadi Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002.
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin un-
tuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan yang berlaku. Mengumumkan atau memperbanyak yang dimaksud dalam undang-undang itu adalah me-
nerjemahkan, mengadopsi, menyimpan, memamerkan, mempertunjukkan kepada publik, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan ciptaan ke-
pada publik melalui sarana apapun. Hak cipta tersebut merupakan hak otomatis kepada siapapun yang menghasilkan ciptaan pada Direktorat Jen-
dral Hak Cipta atau tidak didaftarkan. Adapun hak cipta yang dilindungi meliputi ciptaan dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang mencakup:
1. Perwajahan lay out karya tulis yang diterbitkan dari semua hasil karya
tulis lain; 2. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain sejenis dengan itu;
3. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu penge- tahuan;
4. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks; 5. Drama atau drama musikal, tari,koreografi, pewayangan, dan pantomin;
6. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni tari,
gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolose, dan seni terapan;
7. Arsitektur; 8. Peta;
9. Seni batik; 10. Fotografi;
11. Sinematografi 12. Terjemahan, tafsir, saduran,bunga ramai, basis data, dan karya lain
dari hasil pengalihwujudan. Namun demikian, ada beberapa ciptaan yang boleh digunakan dan tidak
dianggap melanggar hak cipta: 1. Hasil rapat terbuka lembaga Negara;
2. Peraturan perundang-undangan; 3. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
165
4. Putusan pengadilan atau penetapan hakim; 5. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis
Disamping itu, terdapat beberapa ciptaan yang boleh dimanfaatkan asal menyebut sumbernya yang meliputi:
1. Penggunaan ciptaan orang lain untuk kepentingan pendidikan, pene-
litian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah tanpa merugikan kepentingan yang wajar dari
pencipta;
2. Pengambailan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan pembelaan di dalam atau di luar pengadilan;
3. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan:
a. Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan, atau:
b. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar.