Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
148
e. Bibliografi
Kata bibliografi berasal dari kata biblios dan grapho bahasa Yunani Kuno. Biblios berarti buku dan graphos berarti menulis. Ada yang mengatakan
bahwa kata bibliografi berasal dari kata biblias yang berarti buku dan graphos berarti menulis atau mencatat. Kata bibiografi mula-mula diartikan
catatan tentang buku.
Pada abad ke-17, bibliografi diartikan menulis tentang buku writing about book dan mulai digunakan untuk menggantikan kata catalogue dan
bibliotheca. Kemudian kata ini dgunakan untuk menyebut judul-judul buku dalam bidang tertentu. Sebagai contoh, pada tahun 1633, Gabriel Naude
menulis buku tentang politik dengan judul Bibliographie Politika. Pada tahun 1677 Johan Herich Bacceler’s menulis buku tentang sejarah politik, dan
filologi dengan judul Bibliogaphie Historico-Politico-Philologoco.
f. Sumber Biografi
Kata biografi berasal dari kata bio berarti hidup, dan dari kata graphen berarti catatan. Maka biografi secara sederhana dapat diartikan catatan
riwayat hidup seseorang atau lebih. Catatan ini ditulis seobyektif mungkin yang mencakup nama, tahun kelahiran, pendidikan, pengalaman, pekerjaan,
karir, jasa, maupun karya-karya tulis bila ada. Catatan ini dapat dibuat oleh orang lain atau dibuat sendiri.
Pada masa Romawi dan Yunani Kuno, penulisan biografi dengan tujuan untuk mengungkapkan kembali kehebatan dan prestasi seorang tokoh.
Pengungkapan ini ditulis dalam bentuk novel, dialog, maupun legenda. Sebagai contoh adalah buku Apologia, Crito, dan Phaedo karya Plato ini
ditulis dalam bentuk dialog yang menggambarkan sosok Sokrates yang diadili, dipenjarakan, sampai meninggal dunia. Di buku ini juga ditampilkan
tentang filsafatnya dan penggambaran sisi yang mengharukan dari kehi- dupan tokoh filsafat tersebut.
Pada abad ke-17, lahirlah karya yang menyerupai autografi, yakni catatan harian, jurnal, dan memoir. Catatan harian merupakan rekaman
kejadian dari hari ke hari. Jurnal dalam hal ini berarti berisi karya tulis yang lebih mengutamakan kehidupan dalam diri penulisnya. Sedangkan
memoir cenderung mengutamakan kejadian di luar dirinya.
Pada abad ke-18, berkembanglah kesadaran penulisan biografi dengan mengungkapkan kehidupan dan lingkungan sosial tempat sang tokoh menja-
di objek penulisan itu. Kesadaran ini mencapai klimaksnya pada abad ke- 19 yang menampilkan kisah seorang tokoh secara masif dengan segala
keadaan pada jamannya. Contoh-contoh karya seperti ini adalah buku Life
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
149
of Sir Walter Scott karya Lockhart 7 jilid terbit tahun 1836-1839, atau karya Thomas Carlyle mengenai Frederic Agung yang terbit dalam 3 jilid
1858-1865 Ensiklopedi Nasional Indonesia,1997: 380-381.
Pada ensiklopedi sering dimuat biografi ringkas short biography, yang memaparkan riwayat hidup seseorang yang ditulis secara singkat. Penu-
lisan nama tokoh ini kadang dikaitkan dengan negara atau hasil penemuan seseorang. Misalnya, penulisan nama Mahatma Gandhi ditulis di bawah
tajuk India. Penulisan nama Soekarno ditulis di bawah tajuk Indonesia.
Selain itu, juga ada penulisan nama yang dikaitkan dengan bidang maupun teori yang ditemukan. Misalnya, nama Albert Einstein selalu muncul
pada tajuk tentang teori relativitas yang ditemukan pada tahun 1905 dengan mengemukakan teori relativitas khusus dan dalam tahun 1915
dikemukakan teori relativitas umum.
Demikian pula dengan nama Isaac Newton dengan teori gravitasinya. Yakni gaya tarik timbal balik antara massa benda-benda, misalnya, bumi
dan bulan. Gaya inilah yang ikut mempertahankan planet dan benda-benda langit lainnya pada garis edarnya masing-masing. Gaya ini pula yang
menyebabkan benda-benda bumi mempunyai bobot.
Disinilah sebenarnya peran biografi dalam pengembangan ilmu penge- tahuan. Dengan uraian riwayat hidup orang sebagai tokoh, penemu, peru-
mus dan temuannya menunjukkan adanya mata rantai penemu dengan bidang temuannya. Maka nama orang sangat lekat dengan ilmu dan teori
tertentu. Inilah perlunya hasil temuan, pengetahuan, pemikiran, dan hasil penelitian orang itu untuk ditulis. Ilmu dan nama seseorang akan hilang
bila tidak ditulis sejak sekarang. Jangan sampai ilmu dan pengalaman sese- orang itu terkubur bersama jasad mereka.
Memang dalam penulisan biografi pada umumnya dititikberatkan pada tokoh-tokoh yang berasal dari negara yang bersangkutan. Cara penulisan
ini kadang-kadang sulit diketahui apakah tokoh yang ditulis itu masih hidup atau sudah meninggal dunia pada saat biografi ditulis.
Lain halnya dengan sumber biografi yang ditulis secara kontemporer seperti Internastional Who’s Who. Buku ini menyajikan riwayat hidup dari
orang-orang tertentu yang masih hidup ketika biografi ini ditulis. Sedangkan Who was Who menyajikan riwayat hidup orang-orang tertentu yang me-
mang sudah meninggal dunia ketika biografi itu ditulis.
Sumber biografi juga dapat ditemukan pada surat kabar maupun majalah meskipun ditampilkan secara singkat terutama tokoh-tokoh yang baru saja
meninggal dunia. Sumber seperti ini penting artinya dalam pengembangan