Perpustakaan Mengaji bagi pemustaka
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
121
Gambar: seorang mahasiswa kiri dan para pustakawan kanan sedang membaca Al Quran di Perpustakaan UMY
Sebelum program ini dilaksanakan, sebaiknya dilakukan sosialisasi lebih dulu kepada para mahasiswa melalui pengumuman tertulis, pemberitahuan
lewat pengeras di perpustakaan, maupun melalui website, e-mail, maillist, dan media lain.
Adapun teknis pelaksanaannya: 1 Disediakan mushaf Alquran di dekat pintu masuk perpustakaan.
2 Disediakan meja dan kursi baca. 3 Disediakan daftar mengaji dengan kolom tanggal, nama mahasiswa,
prodi, nomor HPWA, surat dan ayat yang dibaca. 4 Bagi mahasiswamahasiswi yang paling sering membaca nanti dapat
diberikan penghargaan untuk memotivasi. Penghargaan bisa dalam ben- tuk sarung, mukena, power bank, dan lainnya tergantung kondisi keu-
angan perpustakaan.
5 Pemberian kehormatan sebaiknya pada acara tertentu yang dihadiri oleh banyak orang.
Kegiatan tadarus, shalat dhuha, memperdengarkan ayat-ayat Alquran di perpustakaan dengan maksud untuk menciptakan suasana religi dan
ingatdzikir kepada Allah. Apabila seorang muslim selalu dzikir kepada Al- lah, maka orang itu akan semakin dekat kepada Allah. Orang yang dekat
pada Allah, Insyaa Allah akan mendapatkan perlindungan dan penjagaan- Nya. Dengan demikian akan tumbuh rasa percaya diri, tenang, tenteram
dan bahagia. Jaminan Allah ini ditegaskan dalam QS Al Baqarah: 152 yang artinya:” Ingatlah kamu sekalian kepadaKu, maka Aku pasti akan ingat pada
kamu sekalian”.
Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
122
Ketekunan, keajegan, dan ketelatenan seorang mukmin berdzikir, mem- baca Alquran, istighfar, akan membuat jiwa semakin tenang, bersih dan
bercahaya. Hati yang bening akan mudah menerima hidayah dari Allah dan akan dituntun kearah kebenaran. Sabda Rasulullah Saw: ”Sesungguhnya
Allah berfirman: “Hendaklah kamu selalu ingat kepada Allah dan membaca kitab Allah. Sebab itu adalah cahaya di bumi dan sebutan untukmu di langit”
HR Abu Ya’la dari Abu Said
Mu s ik d a n Ke c e rd a s a n
Musik sebagai seni memiliki pengaruh besar terhadap pengembangan pri- badi, mengurangi kecemasan, membangkitkan semangat, menumbuhkan gai-
rah baru, memberikan inspirasi dan dapat mengurangi ketegangan emosi. Oleh karena itu, musik lembut atau bacaan Alquran yang tidak terlalu keras dapat
diperdengarkan di ruang perpustakaan agar pemustaka merasa nyaman dan tenang beraktivitas di perpustakaan. Kondisi seperti ini dapat mengoptimalkan
proses belajar, menghilangkan kecemasan dan ketegangan sehingga konsen- trasi meningkat dalam menerima materi baru Lazanove dalam Hastomi, 2012.
Musik, menurut beberapa penelitian, ternyata dapat merangsang pertum- buhan otak. Sebab otak memiliki fungsi penting dalam pertumbuhan kecer-
dasan seseorang. Menurut Mark Tramo M.D. seorang ahli syaraf Harvard Uni- versity berpendapat bahwa getaran musik yang masuk melalui telinga dapat
memengaruhi kejiwaan. Hal ini dapat terjadi karena di dalam otak manusia terdapat jutaan sel syaraf neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika
mendengar musik. Neuron-neuron itu menyebar ke berbagai bagian di otak, termasuk pusat auditor di belahan kiri dan belahan kanan. Mulai dari sinilah
kaitan antara musik dan kecerdasan Hastomi, 2012: 33.
Musik klasik atau instrumental telah diyakini dan terbukti berpengaruh dalam proses belajar mengajar Gurufalah, 2011 dalam Rifa’I, 2012. Dalam
hal ini telah banyak literatur maupun penelitian yang membuktikan bahwa bunyi musik meningkatkan IQ anak. Yakni kecerdasan dalam kemampuan
kemampuan bernalar dan berpikir jangka panjang. Syadias 2009 dalam Rifa’I 2012 menyatakan bahwa anak pada tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak
dapat lebih cerdas 34 bila diajarkan piano. Ternyata setelah diajarkan pi- ano, IQ anak meningkat menjadi 46 .
Mu s ik u n tu k te ra p i ke s e h a ta n
Musik juga dapat mengurangi kecemasan seseorang. Sebab dengan men- dengar musik terutama musik yang lembut dapat mengurangi ketegangan otot,
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
123
memperbaiki gerak dan koordinasi tubuh, serta dapat mengurangi perasaan yang tidak menyenangkan dan mampu meningkatkan rasa percaya diri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa musik klasik dan lembut seperti karya Mozart, Beethoven, Vivaldi, dan musik klasik Jawa seperti uyon-uyon
mampu mengurangi kecemasan. Dalam hal ini Fatma Maulida Abiya, seorang mahasiswa FKIK UMY, telah melakukan penelitian di PSTW Budi Luhur Kasihan
Bantul DIY. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubugan antara musik tradisional Jawa uyon-uyon dengan tingkat kecemasan pada pasien dengan
mengambil sampel semua lansia di panti wreda tersebut. Dari hasil penelitian ini diperoleh pemahaman dan kesimpulan bahwa musik tradisional Jawa uyon-
uyon mampu menurunkan tingkat kecemasan lansia Abiya, 2013.
Beberapa tahun sebelumnya, yakni pada tahun 1995 seorang mahasiswa FKIK UMY bernama Suli Maharini telah melakukan penelitian tentang pengaruh
musik klasik gending Jawa terhadap kecemasan para wanita menopause. Penelitian yang dilakukan di desa Karangasem Seloharjo Pundong Bantul DIY
ini menggunakan instrumen penelitian dengan kuesioner dan data diolah dengan Wilcoxon sign rank test. Kemudian dari hasil penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa memang ada pengaruh antara pemberian terapi musik klasik Jawa dengan tingkat kecemasan pada wanita menopause Marini, 1995.
Dari uraian tersebut kiranya dapat dipahami bahwa biblioterapi memiliki manfaat antara lain:
1. Mengembangkan konsep diri; 2. Meningkatkan pemahaman seseorang pada perilaku manusia;
3. Mendorong tumbuhnya kejujuran; 4. Menumbuhkan rasa percaya diri sehingga dirinya akan bermakna;
5. Membantu seseorang memecahkan masalah.
C.La ya n a n Sirku la s i 1. P e n ge rtia n
Layanan sirkulas merupakan jasa layanan yang telah diselenggarakan oleh sebagian perpustakaan. Layanan ini sering dikenal dengan layanan peminjaman
dan pengembalian buku. Namun sebenarnya layanan ini memiliki pengertian yang lebih luas, dan bukan sekedar urusan peminjaman dan pengembalian.
Dalam hal ini Lasa Hs 1994: 4 menyatakan bahwa layanan sirkulasi merupakan segala bentuk kegiatan pencatatan yang terkait dengan pemanfaatan koleksi
dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpus- takaanpemustaka.
Manajemen Standardisasi Perpustakaan PTMPTA
124
Jenis layanan ini merupakan bagian penting suatu perpustakaan, tujuannya: a. Agar pemustaka mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara op-
timal; b. Agar mudah diketahui identitas peminjam, buku yang dipinjam, dan waktu
pengembalian; c. Menjamin pengembalian pijaman dalam waktu yang telah ditentukan;
d. Memeroleh data kegiatan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan; e. Mengontrol apabila terjadi pelanggaran.
Dalam sistem pinjam dikenal dengan sistem terbukaopen access dan sistem tertutupclosed access. Sistem terbuka yakni suatu sistem layanan yang mem-
berikan kesempatan kepada pemustaka untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang akan dibaca di tempat atau untuk dipinjam dibawa pulang.Sistem
tertutup adalah sistem pemanfaatan koleksi yang tidak memberikan kesem- patan kepada pemustakan untuk memilih maupun mengambil sendiri koleksi
yang akan dibaca atau akan dipinjam dibawa pulang.
2 . Sya ra t s irku la s i
Sebelum jasa sirkulasi ini diselenggarakan oleh perpustakaan PTMA, maka perlu dipahami lebih dulu tentang syarat-sarat sirkulasi yakni:
a. Mekanisme kerja dapat dilakukan dengan tepat, cepat, dan benar. Sistem kerja manual maupun elektronik hendaknya dapat dilaksanakan dan
diselesaikan dengan cepat, tepat, dan benar. Untuk itu apabila akan meng- gunakan aplikasi tertentu hendaknya memilih aplikasi yang dapat diperba-
harui, dikembangkan, dan mudah digunakan
b. Sistem sirkulasi dapat menjaga keamanan koleksi dan pemustaka. Sistem pengaturan ruangan, pintu masuk dan keluar, dan perabotan hendak-
nya dapat menciptakan keselamatan dan keamanan koleksi dan pemustaka. Oleh karena itu, bila mungkin, dapat dipasang pintu pengaman, pintu putar,
CCTV, atau pengawasan keluar-masuknya pemustaka oleh petugas khusus
Untuk menciptakan keamanan ketenangan, dan kenyamaan pemustaka, perlu dipikirkan tempat penitipan tas yang rapi dan aman. Disamping itu
perlu diminimalisir adanya gerakan dan suara yang mungkin timbul dari dalam ruangan perpustakaan.
c. Adanya sistem sirkulasi yang tepat Sistem pencatatan sirkulasi baik manual maupun elektronik hendaknya
dapat dilakukan dengan benar, praktis, dan tidak menimbulkan kesalah- pahaman pada pemustaka. Sistem sirkulasi manual danatau elektronik
hendaknya tidak menimblkan kesalahan administrasi sirkulasi.
Lasa Hs., Arda Putri Winata, Eko Kurniawan dan Nita Siti Mudawamah
125
3 . Ke gia ta n s irku la s i
Jenis kegiatan yang dicakup dalam layanan sirkulasi ini antara lain pemin- jaman, pengembalian, sanksi dan penagihan, peraturan dan tata tertib